Jakarta, infopertama.com – Pertemuan antara Menteri Koordinator Bidang Kemaritiman dan Investasi (Menko Marves) Luhut Binsar Pandjaitan dengan ketua DPP PDIP Puan Maharani di Singapura, belum lama ini, jadi sorotan. Tafsiran akan pertemuan itu punya makna politik yang tinggi.
Pakar politik Burhanuddin Muhtadi menganalisa pertemuan Luhut dan Puan merupakan momen dua tokoh penting yang terlalu sederhana jika tafsirkan sebagai pertemuan biasa saja. Apalagi, kata dia, pertemuan itu terjadi jelang Pemilu 2024.
“Jadi, dua sosok ini aja, baunya bau politik. Apalagi kalau kemudian melakukan pertemuan, pasti pertemuannya punya dosis politik tinggi,” kata Burhanuddin dalam Kabar Petang tvOne yang dikutip Minggu malam, 3 Desember 2023.
Namun, ia menuturkan tidak punya akses untuk mengetahui apa yang dibicarakan keduanya di belakang layar. Meski demikian, menurutnya pertemuan itu menarik karena belakangan ini antara hubungan antara PDIP dengan Presiden Jokowi sedang tak baik-baik saja.
Dia menyinggung hubungan itu pasca putusan Mahkamah Konstitusi (MK) Nomor 90/PUU-XXI/2023 terkait batas syarat capres cawapres yang diketuk pada 16 Oktober 2023.
“Itu terlalu terang benderang untuk dikatakan terutama pasca pendaftaran Prabowo-Gibran terutama sejak putusan MK nomor 90,” tutur Burhanuddin.

Pun, dia membaca strategi yang PDIP pakai sekarang. Ia mengatakan demikian karena pernyataan Ketua Umum PDIP Megawati Soekarnoputri dalam pidato 12 November 2023. Lalu, pidato Megawati beberapa hari lalu di depan rakornas relawan Ganjar-Mahfud.
“Jadi, sangat terang menderang. Terlihat di mata publik adalah strategi agresif, ofensif, oleh tim Ganjar Mahfud di-backup penuh oleh PDIP,” lanjut Direktur Eksekutif Indikator Politik Indonesia tersebut.
Ikuti infopertama.com di Google Berita dan WhatsApp Chanel