Ruteng, infopertama.com – Hari ini, kita merayakan pesta keluarga kudus Yesus, Maria, dan Yosef. Dan juga, bersyukur kepada Tuhan atas penyelenggaraan-Nya selama tahun 2023. Oleh karena itu kita, berterima kasih kepada Tuhan karena Dia memberi kita contoh hidup dari Keluarga Kudus. Dan, kita mengakhiri ziarah hidup kita pada tahun 2023 bersama dengan keluarga kudus ini. Dan, kita memohon supaya pada tahun yang akan datang kita juga berziarah bersama Keluarga Kudus.
Hal ini disampaikan Pater Kris Sambu, SVD pada awal perayaan misa tutup tahun dan merayakan pesta Keluarga Kudus, Minggu malam (31/12/2023) kepada umat Paroki Ekaristi Kudus Ka Redong.
Sementara dalam homilinya, Pater Kris menjelaskan bahwa bacaan-bacaan hari ini berbicara tentang kehadiran seorang anak di dalam keluarga. Mari kita dalami pesan Tuhan ini dengan melihat pengalaman Abraham dan pengalaman keluarga Nazareth.
Pertama, bacaan pertama dan kedua berbicara tentang kehadiran seorang anak yang amat dirindukan oleh keluarga Abraham dan Sara. Keduanya sudah lanjut usia dan secara manusiawi mereka tidak akan mungkin memiliki seorang anak lagi. Namun, Tuhan tidak pernah lupa akan janji-Nya. Ia datang dan dengan Sabda-Nya sendiri, Ia meneguhkan hati Abraham.
Alhasil, ungkap Pater Kris, Sara pun mengandung dan melahirkan bagi Abraham seorang anak yang diberi nama Ishak. Ishak berarti tertawa, yang mengingatkan akan Sara yang tertawa akan janji Tuhan. Tetapi, nama ini mengingatkan mereka bahwa Tuhan membuat mereka tertawa, Membuat mereka berbahagia.
Kisah Abraham, Sara dan Ishak ini mengingatkan kita bahwa Tuhan memang selalu berupaya untuk membahagiakan keluarga kita. Tidak dapat disangkal, Pater Kris mengingatkan bahwa selalu ada kesulitan atau kesusahan dalam rumah tangga kita.
Selama kita hidup, kita selalu memiliki kesulitan, tantangan dan kesusahan. Tetapi, kita yakin bahwa Tuhan selalu ada bersama kita, berjalan bersama kita dan membantu kita menemukan jalan keluar. Karena itu, hendaknya kita tidak melupakan Tuhan dalam seluruh perjalanan keluarga kita.
Kedua, lanjut Pater Kris, bacaan Injil berbicara tentang keluarga Nazareth yang mempersembahkan Yesus kepada Allah di Bait Allah. Menurut kebiasaan Yahudi waktu itu, sesudah empat puluh hari seorang ibu yang melahirkan akan pergi ke Bait Allah untuk menyucikan dirinya dan membawa korban syukur. Keluarga itu akan mempersembahkan kepada Tuhan jika yang lahir itu adalah seorang anak laki-laki pertama/sulung.
Kebiasaan ini memperlihatkan bahwa keluarga-keluarga Yahudi sejak awal sudah memperkenalkan anggota keluarganya kepada Tuhan. Pada saat yang sama, ketika mereka mempersembahkan putra sulung mereka, mereka juga mempersembahkan seluruh keturunan dan generasi yang mereka lahirkan.
Dari kisah ini, menurut pandangan Pater Kris, kita belajar untuk memperkenalkan kepada keluarga dan generasi kita dengan Tuhan dan hal-hal rohani. Di tengah zaman yang sudah makin sekular ini, nilai-nilai rohani perlahan-lahan mulai hilang. Kadangkala kita temukan bahwa anak-anak muda kurang lagi berminat pada kegiatan rohani.
“Mungkin ini disebabkan karena dari kecil mereka kurang dibiasakan atau di dalam keluarga kita, kita kurang menciptakan suasana Bait Allah. Kita mungkin kurang mempersembahkan keluarga kita kepada Tuhan. Pada pesta keluarga kudus ini, kita memohonkan berkat Tuhan agar kita mampu meneladani keluarga kudus dari Nazareth, agar nilai-nilai rohani tetap tertanam dalam hati kita dan anak-anak kita,” pungkasnya.
Pada akhir perayaan Misa Tutup tahun tersebut, Pater Kris menyampaikan terima kasih kepada umat Paroki Ekaristi Kudus Ka Redong yang telah berpartisipai dalam hidup menggereja. Khususnya terkait kontribusi umat secara finansial untuk mendukung reksa pastoral dan pembangunan paroki dalam bentuk renovasi Gereja paroki pada tahun 2023.
Partisipasi umat, tambah Pater Kris, untuk berkolekte pada setiap perayaan misa hari minggu terus meningkat. Gerakan Syukur Setiap Hari (gesshar) sebagai aksi umat dari 1.297 KK untuk mendukung Reksa Pastoral meningkat sebesar 52 persen pada tahun 2023.
Kenaikannya cukup signifikan (11 %) jika dibandingkan dengan tahun 2022 yang hanya mencapai 41 % dari target penerimaan.

Akan tetapi, ungkap Pater Kris, umat perlu terus didorong untuk mengambil bagian dalam pembangunan Gereja, khususnya pemasangan plafon dan membangun 2 menara gereja sebelum Paroki Ekaristi Kudus Ka Redong memasuki usia intan, 75 tahun pada tahun 2025.
Potensi kita cukup besar, kata Pater Kris, tinggal saja umat terus didorong dan diyakinkan guna mengambil bagian secara aktif dalam seluruh layanan pastoral oleh seluruh perangkat pastoral paroki. Mulai dari Dewan Pastoral, Para Ketua Wilayah hingga Para Ketua Kelompok Basis Gerajani (KBG) ke 46 KBG.
Ikuti infopertama.com di Google Berita dan WhatsApp Chanel