Pw Sta Lusia, Perawan & Martir
Senin, 13 Desember 2021
Bilangan 24: 2-7.15-17
Matius 21: 23-27
Meskipun hidup kita bergerak dan berjalan pada hari ini, namun pergerakan dan perjalanan hidup hari ini tetap terarah ke depan menuju hari esok.
Gerakan hidup yang memandang ke masa depan ini kita dengar juga dari Bileam dalam bacaan I hari ini.
“Pada waktu itu Bileam memandang ke depan, dan ia melihat orang Israel berkemah menurut suku mereka… Tutur katanya “terbuka” dengan “mendengar firman Allah, yang melihat penglihatan dari yang mahakuasa sambil rebah, namun dengan mata tersingkap” (Bil 24: 2-4).
Bileam memandang ke depan melalui tutur katanya yang terbuka dan matanya yang tersingkap. Titik pusat pandangan matanya yang terbuka dan pikirannya yang tersingkap itu terletak pada Allah sendiri. Bileam selalu ‘mendengar firman Allah’ dan ‘melihat penglihatan dari Yang Mahakuasa‘. Melalui cara itu, Bileam memandang indahnya kemah-kemah’ Israel, lembahnya ‘membentang luas, laksana taman di tepi sungai, laksana pohon gaharu yang di taman Tuhan, laksana pohon ara di tepi air’.
Belajar dari Bileam, hidup kita memang berjalan pada hari ini. Hari esok belum menjadi nyata bagi kita. Namun mau atau tidak mau, hidup kita tetap menuju masa depan yang belum nyata itu. Menuju masa depan yang masih tanda tanya itu, kepastian kita ada di dalam Tuhan. DIA adalah batu karang yang tidak akan goyah menuju masa depan hidup kita Dia adalah jalan, kebenaran dan hidup kita (Yoh 14: 6).
Sebab itu menuju masa depan yang tidak pasti, kita mesti memandang dan bersatu dengan Tuhan. Dengan memandang Tuhan dan bersatu dengan DIA, kita tidak hanya merasa aman dan pasti dengan perjalanan hidup kita. Tetapi juga pikiran kita menjadi terbuka dan pandangan kita menjadi luas.
Dengan bersatu dengan Tuhan dan dengan memandang DIA, pikiran kita menjadi seperti sebuah padang rumput hijau yang luas sejauh mata memandang. Dan, wawasan kita menjadi seperti sebuah laut lepas yang gelombangnya terus bergulung-gulung tanpa henti.
Dengan demikian, kita tidak bingung, panik. Kita juga tidak kehilangan akal berhadapan dengan peristiwa dan kejadian apa saja pada masa depan hidup kita.
Doaku dan berkat Tuhan
Mgr Hubertus Leteng
Ikuti infopertama.com di Google Berita dan WhatsApp Chanel