Orang Tua Berdamai dengan Anak-Anak

Orang tua
idulfitri

Pekan Khusus Adven
Kamis, 23 Desember 2021

Maleakhi 3: 1-4; 4: 5-6; Lukas 1: 57-66

Orang tua pasti memiliki relasi darah dan daging dengan anak-anaknya. Sebab itu amatlah indah bila orang tua dan anak-anak selalu rukun dan damai.
Inilah misi kenabian yang Tuhan berikan kepada nabi Elia: “Sesungguhnya, Aku akan mengutus Nabi Elia kepadamu menjelang datangnya hari Tuhan yang besar dan dahsyat itu. Maka ia akan membuat hati para bapa berbalik kepada anak-anaknya, dan hati anak-anak kepada bapaknya, supaya jangan Aku datang memukul bumi sehingga musnah” (Mal 3: 1; 4: 5-6).

Satu hari lagi kita merayakan hari Raya Natal kelahiran Tuhan. Tuhan lahir dalam hati dan budi kita, di dalam keluarga dan komunitas kita, di dalam Gereja dan masyarakat kita. Sebelum Tuhan datang ke dalam hidup kita dan masuk dalam hati dan pikiran kita, dalam keluarga dan komunitas kita, hendaklah kita sudah berada dalam suasana aman dan damai, suasana rukun dan bersaudara. Hendaklah tidak ada lagi pertengkaran dan perkelahian serta tidak ada lagi permusuhan dan saling mengusir di antara kita.

Untuk maksud itu, hendaklah kita berkenan untuk menjadi ‘seperti nabi Elia’ yang siap diutus untuk mendamaikan, merukunkan dan mempersatukan kembali orang-orang yang terpisah dan tercerai berai di antara kita atau di antara orang lain dalam hidup bersama.

Tetapi lebih indah dan lebih istimewa, apabila tanpa intervensi dari orang lain, kita sendiri ambil inisiatif atau prakarsa untuk segera berdamai dengan orang lain. Orang tua sendiri ‘berbalik kepada anak-anaknya’ dan anak-anak sendiri berbalik kepada orang tuanya. Saudara sendiri berbalik kepada saudarinya atau saudari sendiri berbalik kepada saudaranya. Kakak sendiri berbalik kepada adiknya dan adik sendiri berbalik kepada kakaknya.

Kita mesti merasa malu apabila orang lain atau pihak ketiga mesti mendamaikan dan mempersatukan kita di dalam keluarga.

Marilah kita dengan niat hati yang tulus, dengan pikiran yang jernih dan dengan sikap yang rendah hati menghentikan sendiri dendam dan benci, perkelahian dan pertengkaran, koflik dan permusuhan di antara kita. Dengan demikian Yesus yang datang dan lahir menemukan kita sudah berada dalam suasana aman dan damai, suasana gembira dan sukacita dalam hidup.

Doaku dan berkat Tuhan
Mgr Hubertus Leteng