Cepat, Lugas dan Berimbang

Nilai Investasi Rp8,2 Triliun, Proyek PLTP Muara Laboh Unit II Sumbar Siap Dibangun

Gubernur Sumbar Mahyeldi hadiri Financial Close of Muara Laboh Unit 2 Geothermal Power Project yang digelar PT Supreme Energy di The Langham Ballroom, Jakarta, Jumat malam (23/5/2025).

infopertaama.com – Proyek Pembangkit Listrik Tenaga Panas Bumi (PLTP) Muara Laboh Unit II resmi memasuki tahap financial close pada Jumat malam (23/5/2025).

Acara ini digelar oleh PT Supreme Energy di The Langham Ballroom, Jakarta, dan dihadiri Gubernur Sumatera Barat (Sumbar) Mahyeldi Ansharullah.

“Mulainya proyek PLTP Muara Laboh Unit II ini, akan menjadi babak baru pengembangan energi terbarukan di Indonesia. Insya Allah ini juga akan positif untuk pertumbuhan ekonomi daerah,” ujar Mahyeldi.

PLTP Muara Laboh Unit II memiliki kapasitas 80 megawatt (MW) dan merupakan bagian dari pengembangan proyek hingga total 140 MW.

Proyek ini diperkirakan mampu menyuplai listrik bagi 760.000 rumah tangga di Pulau Sumatera setelah rampung.

Nilai investasi proyek ini mencapai Rp8,2 triliun. PT Supreme Energy menggandeng konsorsium internasional yang terdiri dari SUMITOMO, INPEX (Jepang), serta mitra dari Australia, dengan dukungan pendanaan dari Japan Bank for International Cooperation (JBIC), Asian Development Bank (ADB), dan Nippon Export and Investment Insurance (NEXI).

“Proyek ini bukan hanya tentang ketahanan listrik, tapi juga pemerataan ekonomi dan lapangan kerja bagi masyarakat kita di Solok Selatan dan sekitarnya,” tambah Mahyeld menukil Jawapos.

Selain Muara Laboh, Mahyeldi mengungkapkan bahwa Sumbar masih memiliki 19 titik potensi panas bumi lainnya yang tersebar di berbagai kabupaten seperti Pasaman, Agam, dan Tanahdatar.

“Masih banyak potensi energi baru terbarukan di Sumbar yang dapat dikembangkan oleh para investor,” ujarnya.

Chairman PT Supreme Energy, Supramu Santosa, menyampaikan bahwa proyek PLTP Muara Laboh Unit II ditargetkan mulai beroperasi pada 2028 mendatang.

“Kami akan memastikan, tahun 2028 nanti proyek ini sudah mulai beroperasi dengan standar keberlanjutan tertinggi,” katanya.

Financial close adalah istilah dalam dunia proyek investasi (terutama infrastruktur dan energi) yang menandakan bahwa semua syarat pembiayaan proyek telah resmi terpenuhi dan pendanaan bisa dicairkan secara penuh. Artinya, proyek siap masuk ke tahap pelaksanaan konstruksi atau operasional.

Sejumlah tokoh nasional turut hadir dalam acara ini, di antaranya Menteri ESDM Bahlil Lahadalia, Duta Besar Jepang dan Australia, serta Direktur Utama PT PLN. Acara ini sekaligus menjadi momentum penting dalam pengembangan energi bersih di Indonesia.(*)

Ikuti infopertama.com di Google Berita dan WhatsApp Chanel