Religi  

Minggu Biasa XXIII: Yesus Sahabat Seperjalanan Kita

Renungan Katolik, Minggu Biasa XXIII: Yesus Sahabat Seperjalanan Kita
Pastor Ryano Tagung,Pr. Pastor Rekan Paroki Santu Klaus Kuwu, Keuskupan Ruteng

Minggu Pembukaan Bulan Kitab Suci Nasional 2021

“YESUS SAHABAT SEPERJALANAN KITA”

Yes 35: 4-7a; Yak 2:1-5 & Mrk 7:31-37

Di situ orang membawa kepada-Nya seorang tuli dan gagap, dan memohon supaya Yesus meletakkan tangan-Nya atas orang itu.

“Kita ditarik oleh Belas Kasih Allah untuk menjadi baik; baik; dan semakin baik setiap hari. Jangan pernah kita melepaskan diri dari tarikan belas kasih Allah.”

Saudara-saudariku yang terkasih dalam Kristus

Hari ini kita memasuki Minggu Biasa ke-23. Pada hari ini kita membuka perjalanan kita  September ini sebagai BULAN KITAB SUCI NASIONAL 2021. Tema kali ini adalah YESUS SAHABAT SEPERJALANAN KITA. Dalam bingkai tema ini dan terinspirasi dari bacaan suci pada hari ini. Saya mengajak kita untuk merenungkan kehadiran kita sebagai seorang sahabat yang membawa kebaikan bagi sesamanya.

SPK: Sahabat Pembawa Kebaikan. Seorang sahabat, dia selalu membawa kebaikan. Kehadirannya juga membawa keselamatan, membawa keutamaan-keutamaan Kristus. Atau bisa dikatakan bahwa seorang sahabat adalah seorang yang membawa Kristus kepada sesama dan membawa sesamanya untuk berjumpa dengan Kristus.

Saudara-saudariku yang terkasih dalam Kristus

Arti seorang SAHABAT sangat luar biasa. SAHABAT tidak sama dengan teman dan kawan. Teman disebut teman karena hobbynya yang sama, memiliki fans yang sama, warna kesukaan yang sama, teman sekelas, teman sebangku. Teman ada hanya di kala suka saja, kalau ada masalah, teman selalu menghindar dan melarikan diri.

Demikian juga, kawan, kawan disebut kawan jika memberikan keuntungan. Sebaliknya, kawan bisa menjadi lawan. Berbeda dengan SAHABAT. Relasi yang dibangun oleh seorang sahabat adalah RELASI KASIH.

Ada kasih dalam persahabatan. Ada belas kasih. Seorang sahabat memiliki kemampuan untuk merasakan apa yang ada di dalam diri sahabatnya. Seorang SAHABAT sejati, bersukacita dengan yang bersukacita dan menangis dengan yang menangis. Seorang sahabat sejati akan selalu menaruh rasa simpati dan bertindak demi kepentingan serta kebaikan orang terkasihnya.

Persis seperti itulah perlakuan orang yang membawa kepada-Nya seorang tuli dan gagap, dan memohon supaya Yesus meletakkan tangan-Nya atas orang itu.

Saudara-saudariku yang terkasih dalam Kristus

Seorang sahabat akan bersukacita bila sahabatnya mengalami kasih Allah, bertumbuh dalam kebaikan, berkembang dalam cinta kasih dan menjadi pribadi yang unggul dalam Kristus. Seorang sahabat tidak menjadi tuli ketika mendengar sesamanya mengalami masalah.

Tidak menjadi buta ketika menyaksikan sahabatnya tertimpa musibah. Tidak menjadi gagap ketika sahabatnya membutuhkan peneguhan, tidak menjadi timpang, ketika sahabatnya membutuhkan dorongan dan pendampingan. Sahabat sejati selalu terbuka hatinya bagi ALLAH dan sesama yang hadir dalam perjalanan hidupnya.

Sebagaimana YESUS menjadi sahabat seperjalanan kita, yang ikut merasakan penderitaan kita, yang ikut merasakan duka kita, yang turut merasakan kegembiraan kita, turut bersukacita dengan kita. maka kita juga dipanggil untuk menjadi sahabat seperjalanan di dalam keluarga dan di mana saja kita berada. Sebab, seorang sahabat akan tergerak dengan apa yang terjadi pada sahabatnya.

Saudara-saudariku yang terkasih dalam Kristus

Kita harus menjadi sahabat pembawa kebaikan bagi sesama. Tidak ada satu orang sahabat yang senang bila melihat sahabatnya menjadi rusak, terjerumus dalam kegelapan atau menjerumuskan sahabatnya ke dalam kegelapan. Kemudian, membawa sahabatnya untuk menjauh dari kebaikan, menjauh dari TUHAN, merasa nyaman dan aman dalam kegelapan dan kejahatan.

Seorang sahabat, dia akan membawa sahabatnya kepada kebaikan. Sahabat sejati akan merasa gelisah dan cemas bila sahabatnya mengalami kejatuhan dalam dosa, menjauhkan diri dari TUHAN.

Sahabat sejati akan membawa sahabatnya untuk berjumpa dengan YESUS dalam doa dan  Ekaristi. Maka, ketika hari Minggu tiba, sahabat sejati akan mengajak sahabatnya, pertama-tama untuk ke gereja bertemu dengan YESUS, berdoa bersama, ber-Ekaristi bersama dan bukan sebaliknya. Mengajaknya untuk tidak ke gereja, melainkan ke tempat yang lain. Inilah warna dari persahabatan sejati kita sebagai orang Kristen.

Persahabatan yang kita jalin sebagai orang beriman harus  ada muatan Kristiani. Oleh karena itu, cara untuk mengikateratkan tali persahabatan ini hanya dalam dan melalui doa dan Ekaristi.

Mari kita bangun persahabatan ini di atas doa dan Ekaristi agar kita bertumbuh menjadi sahabat sejati, sahabat seperjalanan yang saling mendampingi, menguatkan dan melindungi khususnya di tengah situasi yang sulit dan penuh ketidakpastian ini.

Ikuti infopertama.com di Google Berita dan WhatsApp Chanel