Cepat, Lugas dan Berimbang

Menutup Pintu Dosa: Membuka Pintu Rahmat

dosa
Ilustrasi (istimewah)

Pekan Adven I
Kamis, 2 Desember 2021
Yesaya 26: 1-6; Matius 7: 21.24-27

Hidup manusia ada yang tertutup, tetapi ada juga yang terbuka. Hal ini tidak hanya terjadi pada orang lain, tetapi juga terjadi pada kita sendiri. Intinya, dalam hidup setiap orang ada bagian yang tertutup dan ada bagian juga yang terbuka.

Dalam bacaan I hari ini kita mendengar nyanyian di tanah Yehuda tentang ketertutupan dan keterbukaan itu. “Kita mempunyai kota yang kuat! Tuhan telah memasang tembok dan benteng untuk keselamatan kita. Bukalah pintu gerbangnya, agar masuklah bangsa yang benar dan yang tetap setia. Engkau menjaga orang yang teguh hatinya dengan damai sejahtera, sebab ia percaya kepada-Mu” (Yes 26: 1-3).

‘Memasang tembok dan benteng’ adalah tanda ‘ketertupan atau :penutupan’ dalam hidup. ‘Membuka pintu-pintu gerbang, agar masuk bangsa yang benar dan yang tetap setia’ adalah tanda ‘keterbukaan dan pembukaan’ dalam hidup.

Ketika kedua aspek ini berada dalam diri manusia tampaknya sangat kontradiktif atau bertentangan. Dalam kontradiksi ini, manusia pada satu sisi tertutup dan menutup diri, tetapi pada sisi lain, manusia juga mesti terbuka dan membuka diri.

Dengan kata lain, setiap orang mesti tertutup dan menutup diri secara ke dalam dan secara keluar. Tetapi juga setiap orang mesti terbuka dan membuka diri keluar.
Pertanyaannya, terhadap apa kita mesti tertutup dan menutup diri serta terhadap apa kita mesti terbuka dan membuka diri?

Kita mesti tertutup dan menutup diri terhadap dosa dan kejahatan yang membawa kehancuran, kecelakaan dan kematian. Tetapi kita mesti terbuka dan membuka diri terhadap rahmat kasih Allah dan sesama yang membawa kehidupan dan keselamatan.

Sebab itu marilah kita tertutup dan menutup diri dengan rapat-rapat terhadap setiap bentuk dosa dan kejahatan dengan kunci doa dan sabda Allah. Sebaliknya juga marilah kita terbuka dan membuka diri dengan lebar-lebar terhadap rahmat Allah dan kebaikan sesama dengan kunci emas cinta kasih.

Doa yang berjiwa Sabda Allah mengunci mati musuh setan dalam berbagai wajah dosa dan kejahatan yang menghancurkan dan mematikan. Sebaliknya rahmat kasih ilahi dan kasih manusiawi membuka selebar-lebarnya kehidupan dan keselamatan bagi kita dan bagi sesama.

Doaku dan berkat Tuhan
Mgr Hubertus Leteng

Ikuti infopertama.com di Google Berita dan WhatsApp Chanel