(Pekan Biasa XXV-Minggu, 22 September 2024)
Bacaan I : Kebijaksanaan 2:12.17-120
Bacaan II : Yakobus 3:16 – 4:3
Injil : Markus 9: 30 – 37
P. Kons Beo, SVD
‘Di perjalanan melintas Galilea para murid saling bertengkar. Yang dipersoalkan adalah siapa yang terbesar di antara mereka. Yang diributkan adalah posisi, kedudukan atau jabatan. Sementara di perjalanan itu, Yesus mengajar semua mereka, “Putra manusia akan diserahkan ke dalam tangan manusia, dan mereka akan membunuh Dia. Tetapi tiga hari setelah dibunuh, Ia akan bangkit” (Mrk 9:31).
Jalan untuk menjadi terbesar yang hendak ditegaskan Yesus adalah pengorbanan, penderitan dana kerendahan hati. Korban dan derita adalah jalan tak terelakan akibat keberanian dan kesetiaan seorang murid pada Nilai Injili, pada pewartaan tentang Yesus.
Jalan dan kisah pengorbanan dan penderitaan yang dialami Putera Manusia tetap menjadi ajakan pasti bagi para murid. “Jika mereka menganiaya Aku, mereka juga akan menganiaya kamu” (Yoh 15:20). Yesus ingatkan para muridNya, “Pada waktu itu kamu akan diserahkan dan disiksa dan kamu akan dibunuh dan dibenci oleh semua bangsa oleh karena namaKU” (Mat 24:9).
Tetapi, semuanya itu tak akan berujung pada kehancuran dan kebinasaan. Sebaliknya akan bermuara pada kemenangan dan kehidupan. Kata Yesus, “Jikalau kamu tetap bertahan, akan memperoleh hidupmu” (Luk 21:19). Korban dan derita kiranya memang jadi ancaman pasti. Namun hidup sejati tetap jadi jaminan pasti pula.
Derita dan korban pun jadi tak terelakan sebagai risiko ‘dipanggil dan hidup sebagai orang baik dan benar.’ Kebenaran dan kebaikan itu menjadi gangguan yang meresahkan dunia kefasikan dan para penganutnya (cf Kebijaksanaan 2:12). Menghayati hidup sebagai orang baik, sabar dan benar, bagi orang fasik, tidak dianggap sebagai kesaksian dan keteladanan hidup.
Di atas semuanya, ‘menjadi besar dan mendapatkan tempat pertama’ bakal dicapai melalui jalan kerendahan hati! Dalam kerendahan hati siapapun dapat hidup dalam semangat sebagai seorang pelayan. Kata-kata Yesus sekian jelas, “Jika seseorang ingin menjadi yang pertama, hendaklah ia menjadi yang terakhir dari semuanya dan menjadi pelayan dari semuanya” (Mrk 9:35).
Maka “Ingin Menjadi yang Terbesar?”
-Tak usalah ribut-ribut penuh perselisihan! Seturut Rasul Yakobus, biarlah orang berjuang untuk jadi pendamai, orang yang ramah, penurut, penuh belaskasih dan buah-buah yang baik, dan tidak berwajah ganda banyak munafiknya (cf Yak 3:17).
Siapa pun tergoda untuk menjadi ‘yang utama, pertama, populer dalam segala aksi pencitraan yang melenceng.’ Rasul Yakobus ingatkan pentingnya berdoa (Yak 4:2)! Doa ingatkan kita akan Allah sebagai yang Pertama, Utama, Dasar, Penyelenggara dan Tujuan akhir jalan kehidupan kita. Tanpa doa kita mudah jatuh pada iri hati yang mengarah kepada perkelahian dan pertengkaran! Bahkan kepada saling membinasakan. Itulah yang diingatkan oleh Rasul Yakobus.
“Siapa yang ingin jadi pertama, ia hidup dalam pengorbanan dan bakti diri.” Bukan sebaliknya ‘bikin orang jadi korban atau mengorbankan sekian banyak orang demi hawa nafsu menjadi yang pertama. Dalam dunia penuh pertarungan demi ‘yang pertama dan utama’ situasi gontok-gontokan sengit menjadi tak terkendali. Maka di sinilah citra menjadi yang pertama dalam kemuridan Injili hadapi tantangan yang tak mudah.
Mari kita berbenah dalam niat dan cita-cita Injili sebagaimana dimaklumkan Yesus, Tuhan dan Guru semua kita.
Verbo Dei Amorem Spiranti
Ikuti infopertama.com di Google Berita dan WhatsApp Chanel