Cepat, Lugas dan Berimbang

Kisah inspiratif Ibu Ida, Penjual Ikan dari Nangalanang

Borong, infopertama.com – 18 Januari 2024, Di desa Beangencung Nangalanang, hidup seorang wanita yang setiap hari berjuang demi keluarganya. Dengan penuh tanggung jawab, ia memulai harinya sebelum fajar menyingsing.

Sebuah ember besar berisi ikan segar ia angkat dengan cekatan dan letakkan di atas kepalanya. Langkah demi langkah ia tempuh menuju desa Golo Ros, tempat ia menjual ikan untuk memenuhi kebutuhan sehari-hari.

Perjalanan yang Berat Menuju Golo Ros

Perjalanan menuju Golo Ros bukanlah hal yang mudah. Jalan setapak yang terjal, berbatu, dan terkadang berlumpur bahkan melewati kali menjadi medan yang harus ia lalui setiap hari.

Meski begitu, ibu Ida tak pernah mengeluh. Baginya, perjalanan tersebut adalah bagian dari perjuangannya untuk memastikan keluarganya tidak kekurangan.

Berjualan dengan Semangat di Golo Ros

Di Golo Ros, ia berjalan dari rumah ke rumah dengan penuh semangat, menawarkan ikan-ikan segar kepada para pembeli. Wajahnya selalu dihiasi senyum ramah meskipun tubuhnya lelah. Ikan-ikan itu bukan hanya sebagai barang dagangan, melainkan simbol dari usaha keras seorang ibu yang mengorbankan kenyamanannya demi anak-anaknya.

Rasa Syukur di Tengah Perjuangan

Dengan penghasilan yang tak seberapa, ia tetap bersyukur. Ia percaya bahwa setiap langkah yang ia tempuh menuju desa Golo Ros, setiap tetes peluh yang ia keluarkan, adalah bentuk cinta dan harapan untuk masa depan yang lebih baik.

Desa Beangencung dan Golo Ros menjadi saksi bisu dari perjuangan seorang wanita tangguh yang tak kenal lelah. Namun, perjuangan ibu Ida tidak hanya berhenti di kampungnya mereka saja.

Setelah semua ikan terjual, ia kembali ke rumah dengan hati penuh harapan. Perjalanan pulang yang sama beratnya ia tempuh dengan semangat baru, membawa beberapa bahan kebutuhan pokok yang ia beli untuk keluarga kecilnya.

Sesampainya di rumah, ia segera mempersiapkan makan untuk anak-anaknya, memastikan mereka tetap sehat dan memiliki semangat untuk belajar.

Anak-Anak sebagai Sumber Kekuatan

Anak-anak Ida adalah sumber kekuatannya. Mereka menyadari betapa besar pengorbanan ibunya, setiap malam di bawah cahaya lampu minyak, mereka duduk bersama belajar dan bercerita tentang harapan-harapan mereka. Ibu Ida selalu berkata,

“Kalian harus belajar dengan sungguh-sungguh. Pendidikan adalah jalan menuju kehidupan yang lebih baik” tutur bu Ida kepada anak-anaknya.

Tantangan Ibu Ida

Tantangan ibu Ida dalam menjajaki jualannya adalah cuaca hujan yang begitu lebat. Di tengah hujan deas ibu tetap setia menjajaki ik ikan jualannya.

Pada suatu ketika, hujan deras terus mengguyur tanpa henti, jalanan menjadi sangat licin dan berbahaya. Ia tergelincir dan ikan-ikannya tercecer di tanah berlumpur.

Dengan air mata mengalir, ia memunguti ikan-ikan itu satu per satu, berharap masih ada yang bisa ia jual.

Meski kehilangan sebagian penghasilan hari itu, ia tidak menyerah.

“Rezeki itu sudah ada yang mengatur,” gumamnya pelan sambil menguatkan hati.

Nilai-Nilai Kehidupan

Di tengah semua kesulitan, ia selalu mengajarkan kepada anak-anaknya tentang nilai-nilai kejujuran, kerja keras, dan rasa syukur.

“Hidup ini tidak mudah, tapi kita harus selalu bersyukur atas apa yang kita miliki,” ujarnya sambil tersenyum.

Seorang Pejuang Tangguh

Ibu Ida adalah seorang wanita yang berusaha sendiri mencari nafkah demi menghidup anak-anaknya dengan menjual ikan. Ibu Ida ini sudah berumur 46 tahun dan memiliki buah hati hanya satu orang saja. Sedangkan suami dari ibu Ida sudah meninggal, dan sejak itu ibu Ida mempunyai niat untuk membuka usaha dengan menjual ikan di seputaran kampung.

Beberapa bulan pertama ibu Ida hanya menjual ikan di sekeliling kampungnya saja, akan tetapi ia berpikir bahwa menjual hanya seputaran kampung saja itu tidak akan bisa memenuhi kebutuhan sehari-hari. Oleh karena itu, ibu Ida berpikir panjang agar usahanya akan lancar.

Ibu Ida pun bertekad untuk menjual dagangannya ke setiap kampung. Dari kampung ke kampung ia menjajaki ikan jualannya sampai di desa Golo Ros. Ibu Ida menjalankan usaha dagangannya kini memsuki 18 tahun.

Ia pun berharap agar usaha dagangannya di tahun 2025 ini akan menuai hasil yang memuaskan dan dapat memenuhi kebutuhan hidup rumahtangganya.

Ikuti infopertama.com di Google Berita dan WhatsApp Chanel 

 

Penulis: Marcelina Samul (Mahasiswa PBSI Unika St. Paulus Ruteng) Editor: Selvianus HadunSumber Berita