Pekan Biasa I
Kamis, 13 Januari 2022
1Samuel 4: 1-11; Markus 1: 40-45
Ketika melawan orang Filistin orang Israel kalah perang. Maka mereka mengangkat tabut perjanjian Allah dari Silo dan menempatkannya di diperkemahan orang Ibrani. Mereka memindahkan tabut perjanjian Tuhan dari tempatnya ke tempat yang tidak semestinya hanya untuk berperang melawan orang Filistin. Hasilnya apa? Orang Israel bukannya menang, tetapi malahan kalah lebih besar lagi. Alasannya karena Tuhan berbalik memihak orang Filistin dan berkata: “Hai orang Filistin, Kuatkanlah hatimu dan berlakulah seperti laki-laki, supaya kamu jangan menjadi budak orang berani itu, seperti mereka dahulu menjadi budakmu. Berlakulah seperti laki-laki dan berperanglah!’ Lalu berperanglah orang Filistin, sehingga orang Israel terpukul kalah… Amat besarlah kekalahan itu, dari pihak Israel gugur tiga puluh ribu orang pasukan infantri” (1Sam 4: 9-10).
Dalam kisah perang ini, Israel kalah karena mereka memaksa untuk pindahkan Tabut Allah dari tempatnya yang sebenarnya di Silo ke perkemahan tempat kediaman mereka. Tujuannya bukan untuk maksud yang baik, tetapi untuk berperang melawan musuh.
Berdasarkan kisah ini, hendaklah kita tidak berbuat sesuka hati sebagaimana dilakukan oleh orang Israel. Apa pun yang kita lakukan, kita mesti tetap memegang prinsip the right man on the right place atau the right thing on the right place. Kita tidak hanya bekerja pada tempat atau posisi yang tepat sesuai dengan profesi atau panggilan kita. Tetapi juga segala sesuatu mesti kita tempatkan pada tempatnya yang sebenarnya. Penempatan orang atau barang apa saja pada tempat yang salah akan menyebabkan kekacauan dalam hidup. Tidak ada hasil yang prima apabila kita salah menempatkan manusia pada posisi dan tempatnya.
Selain itu, janganlah kita menghadirkan Allah untuk tujuan kehidupan yang tidak baik seperti perang misalnya. Memanfaatkan Allah atau melakukan kegiatan jahat atas nama Tuhan, bukanlah suatu tindakan yang terpuji. Ketika kita melakukan demo atau pemberontakan atau peperangan dengan meneriakkan nama Allah, itu adalah suatu sikap iman dan perilaku agama yang menyimpang.
Marilah kita menyembah Tuhan pada tempatnya. Marilah juga kita menempatkan segala sesuatu pada tempatnya. Akhirnya, janganlah kita memanfaatkan Allah demi suatu misi atau tujuan yang jahat dalam hidup kita.
Kita amat berdosa bila kita berdoa atau berteriak atas nama Tuhan untuk suatu tujuan kegiatan yang jahat dalam hidup di dunia ini.
Doaku dan berkat Tuhan
Mgr Hubertus Leteng.
Ikuti infopertama.com di Google Berita dan WhatsApp Chanel