Ade Armando pendukung gigih Presiden Jokowi tapi juga tidak mau Jokowi tiga periode. Ia mendukung aspirasi mahasiswa yang menolak keinginan tiga periode itu.
Ia Islam tapi begitu banyak mengkritik Islam. Sampai banyak kalangan Islam membencinya.
Ia aktivis jaringan Islam liberal tapi juga tidak setuju usulan pendeta yang minta menteri agama menghapus 300 ayat Quran karena ia anggap anti-toleransi.
Ia orang Minang tapi tidak mau ikut prinsip tungku tigo sajarangan. Tiga tungku untuk satu masakan itu adalah: ninik mamak, alim ulama, dan cendekiawan. Tiga-tiganya harus seimbang: agar hidup bisa rukun dan damai.
“Ade Armando itu orang yang mengatakan begitu saja apa yang ada di pikirannya,” ujar seorang pengamat menilainya. “Untuk menjaga toleransi kadang orang harus tidak mengatakan semua yang ada di pikirannya. Tapi Ade tidak begitu,” tambahnya.
Itulah sebabnya Ade menjadi sosok yang sangat kontroversial. Ia tidak takut menjadi sosok yang dibenci. Bahkan tidak takut ancaman. Pun setelah dikeroyok, digebuki, diinjak-injak, dan dilucuti pakaiannya hingga tinggal celana dalam. Ia masih tidak akan mundur.
Akibat berada di tengah-tengah demo besar anti tiga periode di Jakarta Senin kemarin wajah Ade bonyok. Kulitnya ada yang sobek. Ia harus larikan ke rumah sakit.
Keberadaan Ade di tengah massa itu tersiar cepat di kalangan pendemo. Lengkap di mana posisi Ade saat itu. Ada fotonya lagi di bagian depan dekat gedung DPR/MPR.
Sebagian orang mencarinya. Ada yang berteriak, ”itu Ade Armando”. Lalu terjadilah apa yang banyak beredar di medsos sepanjang sore dan malam kemarin.