Cepat, Lugas dan Berimbang

Diplomasi Pendidikan Indonesia-Ekuador: Unika Ruteng dan UPS Dorong Dialog Antaragama Global

Ruteng, infopertama.com — Dunia pendidikan kembali menunjukkan perannya sebagai kekuatan diplomasi yang damai. Universitas Katolik Indonesia (Unika) Santu Paulus Ruteng bekerja sama dengan Universitas Politeknik Salesiana (UPS) Ekuador menggelar forum akademik internasional bertajuk Academic Conversation on Interreligious Dialogue in Education, Rabu (22/10/2025) melalui Zoom.

Kegiatan lintas benua ini menghadirkan akademisi, mahasiswa, dan perwakilan diplomatik dari Indonesia dan Ekuador. Melalui diskusi lintas budaya, para peserta menegaskan pentingnya pendidikan sebagai ruang strategis untuk menumbuhkan rasa saling menghormati antarumat beragama.

Pendidikan Sebagai Diplomasi Perdamaian

Rektor Unika St. Paulus Ruteng, Dr. Agustinus Manfred Habur, Lic. Theol., dalam sambutan pembuka menyampaikan bahwa pendidikan berperan penting dalam mempertemukan perbedaan.

“Pendidikan harus menjadi jembatan bagi pengertian dan kemanusiaan. Dialog seperti ini membantu kita memahami bahwa perdamaian hanya lahir dari keterbukaan dan kolaborasi,” tegasnya.

Baca Juga: Lamber Paput Pastikan Persim Manggarai Tampil di ETMC Ende 2025

Dr. Manfred menambahkan bahwa kemitraan akademik lintas negara dapat memperkuat komitmen bersama untuk membangun budaya pendidikan yang inklusif dan berkeadilan.

Perspektif Dua Negara Tentang Pendidikan Agama

Forum ini menghadirkan dua narasumber utama: Dr. Fransiska Widyawati dari Unika St. Paulus Ruteng dan P. Carlos Ignacio Man-Ging, SJ, Rektor Pontificia Universidad Católica del Ecuador.

Dr. Fransiska memaparkan bahwa Indonesia menjadikan pendidikan agama sebagai bagian integral dari sistem nasional.

Ia menekankan bahwa negara menjamin kebebasan beragama dan menanamkan moderasi beragama melalui kebijakan pendidikan.

“Dialog antaragama di Indonesia tumbuh dari kesadaran bahwa keberagaman bukan ancaman, tetapi kekuatan sosial,” ungkapnya.

Baca Juga: Hadiri Serangkaian HUT ke 61 Partai GOLKAR, Kader Muda Putri Nabila Damayanti Ucapkan Selamat

Sebaliknya, Pastor Man-Ging menggambarkan bahwa di Ekuador, pendidikan agama bersifat opsional. Namun, nilai-nilai kemanusiaan dan toleransi tetap menjadi inti dalam kurikulum.

Ia menilai bahwa Gereja Katolik perlu memimpin upaya pendidikan lintas iman agar masyarakat lebih terbuka terhadap perbedaan.

Suara Bersama untuk Keadilan Sosial

Sesi tanya jawab memperlihatkan antusiasme tinggi dari mahasiswa kedua negara. Mereka menyoroti isu-isu seperti metode pembelajaran lintas agama, tantangan menghadapi intoleransi, dan pentingnya keadilan sosial dalam pendidikan.

Baca Juga: Bupati dan Wakil Bupati Manggarai Minta Titipkan THL ke PDAM

Kedua narasumber sepakat bahwa pendidikan tidak boleh berhenti pada transfer pengetahuan, tetapi harus menumbuhkan empati dan tanggung jawab sosial.

“Keadilan sosial menjadi fondasi bagi dialog antaragama yang sejati,” tutur Dr. Fransiska.

Kolaborasi Lintas Benua

Koordinator Program Magister Pedagogi Pendidikan Agama UPS, Dra. Miriam Gallego, menutup dialog dengan pesan inspiratif. Ia menyebut pertemuan ini sebagai tonggak awal bagi kerja sama akademik yang lebih luas antara Indonesia dan Ekuador.

“Forum ini bukan hanya berbagi gagasan, tetapi membangun persahabatan intelektual yang menembus batas negara dan agama,” katanya.

Baca Juga: Fakultas Pertanian Unika St. Paulus Ruteng

Ia juga menyampaikan apresiasi kepada para dosen, mahasiswa, dan perwakilan diplomatik yang turut menghidupkan suasana dialog.

Menuju Generasi Akademik yang Inklusif

Dialog internasional ini memperlihatkan bahwa pendidikan dapat berfungsi sebagai diplomasi lunak (soft diplomacy) untuk perdamaian dunia.

Melalui kolaborasi akademik, Unika St. Paulus Ruteng dan UPS Ekuador menegaskan bahwa membangun dunia yang damai dimulai dari ruang kelas, tempat nilai kemanusiaan, toleransi, dan solidaritas global diajarkan.

                    

Ikuti infopertama.com di Google Berita dan WhatsApp Chanel