Ruteng, infopertama.com – Aliansi Pemuda Poco Leok menggugat melakukan aksi damai menuntut Bupati Manggarai, Herybertus Nabit agar mencabut Surat Keputusan (SK) Penetapan Lokasi (Penlok) pengembangan PLTP Ulumbu di Poco Leok.
Dalam argumentasi Aliansi Pemuda Poco Leok yang mengaku datang dari Jakarta, bahwa penetapan SK Penlok cacat Prosedural hingga menghina budaya lokal, Poco Leok.
Menurut Aliansi Pemuda Poco Leok yang disampaikan Genso, pemuda asal Colol bahwa kapasitas energi atau listrik yang dihasilkan dari pembangkit PLTP Ulumbu sudah sangat cukup memenuhi kebutuhan listrik di Manggarai. Sehingga, pengembangan PLTP Ulumbu ke Poco Leok dinilai sesuatu yang tidak perlu.
Kemudian, energi listrik dari Ulumbu malah didistribusikan ke Labuan Bajo yang notabene peruntukkannya bagi kapitalis, pemilik hotel berbintang di Labuan Bajo, bukan buat masyarakat kecil Manggarai.
Karena alasan itu, mereka menilai bahwa keberpihakan Bupati Manggarai hanya kepada kapitalis, bukan kepada masyarakat kecil.
Klaim Aliansi Pemuda Poco Leok, karena pengembangan PLTP Itu, para petani di Poco Leok hampir kehilangan lahan tuk terus bertani, menanam tanaman pertanian.
SK Penlok Tidak Bisa Dicabut
Sementara itu, Bupati Manggarai, Herybertus Nabit dalam kesempatan beraudensi dengan perwakilan Pemuda Poco Leok menegaskan tidak akan mencabut SK Penlok dimaksud.
Demikian Bupati Hery Nabit, pemerintah tidak pernah sekalipun memiliki niatan buruk terkait pengembangan PLTP Ulumbu di Poco Leok.
“Niat saya diawal itu menyediakan listrik untuk seluruh anak-anak Manggarai dimanapun berada,” sebutnya.
Di kabupaten Manggarai sebut bupati Hery Nabit, satu-satunya sumber kelistrikan itu dari Geothermal hanya ada di wilayah Poco Leok.
Memang benar bahwa listrik itu sebagiannya dialirkan ke Labuan Bajo tuk kepentingan investor di hotel-hotel di Labuan Bajo. Tetapi, banyak anak-anak Manggarai yang berkerja di sana, yang kalau tidak ada listriknya anak-anak itu mungkin tidak bekerja.
Sementara soal rasio elektrifikasi yang hampir 100 persen di Manggarai dan oleh Pemuda Poco Leok menilai tidak perlu lakukan pengembangan demi peningkatan Kapasitas, Hery Nabit beralasan bahwa itu benar jika kondisi hari ini. Namun, yang pemerintah pikirkan tuk 10 – 15 tahun ke depan dimana jumlah penduduk bertambah, sejalan dengan kebutuhan listrik yang meningkat.
Anak-anak kita membutuhkan listrik tuk kegiatan belajar, ngecas HP kita pakai, laptop. Membantu mama-mama memasak menggunakan ricecooker dan seterusnya.
“Jadi, kalau ditanya apakah saya mencabut SK Penlok, saya tegaskan tidak, pengembangan PLTP Ulumbu unit 5-6 Poco Leok jalan terus.”
Siswa SDK Ruteng III Geleng-Geleng Kepala
Penasaran dengan aksi damai Aliansi Pemuda PocoLeok yang menolak Geothermal, Siswa SDK Ruteng III, Aust meminta menunjukan kepadanya rekaman video alasan penolakan dimaksud.
Seusai menonton alasan tuntutan itu, Aust lantas menggelengkan kepala mengaku heran dengan alasan yang dikemukakan pemuda Poco Leok terutama soal kenapa listrik dari Ulumbu dijual ke Labuan Bajo.
Aust fokus pada genset yang digunakan pemuda Poco Leok dalam mobil Sound yang mengunakan bahan bakar minyak pertalite.
Demikian Aust, bahwa BBM yang dipakai pendemo tidak ada di Flores dan harus didatangkan dari luar, kenapa mereka mau pakai itu. “Orang dari luar itu baik sekali mau kasih kita di sini BBM.”
Ikuti infopertama.com di Google Berita dan WhatsApp Chanel