Pekan Biasa I
Sabtu, 15 Januari 2022
1Samuel 9: 1-4.17-19; 10: 1a; Markus 2: 13-17
Kemarin tua-tua Israel menghadap Samuel untuk meminta seorang Raja yang memerintah Israel. Pada hari ini terwujudlah permintaan para tua-tua Israel itu dalam diri Saul anak dari Kisy.
Menurut kisah, Kisy menyuruh anaknya Saul untuk pergi bersama seorang bujang mencari keledai-keledai yang hilang di pegunungan Efraim di tanah Benyamin. Pada saat itulah Samuel melihat Saul. Ketika melihat Saul, berkatalah Tuhan kepada Samuel: “Samuel, inilah orang yang Kusebutkan kepadamu; inilah orang yang akan memegang tampuk pemerintahan atas umat-Ku”. Setelah mendengar sabda Tuhan itu, “maka keesokan harinya Samuel mengambil buli-buli berisi minyak, dituangkannya ke atas kepala Saul, diciumnyalah dia sambil berkata: ‘Sungguh, Tuhan telah mengurapi engkau menjadi raja atas umat-Nya Israel. Engkau akan memegang tampuk pemerintahan atas umat Tuhan, dan engkau menyelamatkannya dari tangan musuh-musuh di sekitarnya” (1Sam 9: 17; 10: 1a).
Membawa Berkat kepada Banyak Orang
Dari kisah ini, Tuhan dapat memanggil siapa saja sesuai dengan kehendak-Nya. Orang yang dipanggil Tuhan itu bisa berada dalam kondisi atau situasi apa saja. Sebab itu hendaklah kita terbuka terhadap panggilan Tuhan. Ketika panggilan Tuhan jatuh ke atas diri kita dalam situasi apa saja, hendaklah kita tidak menolak dan mengajukan berbagai keberatan. Panggilan Tuhan adalah jalan mulia untuk mewartakan kabar gembira dan menyalurkan banyak berkat Tuhan kepada banyak orang.
Ketika kita menerima panggilan Tuhan, kita tidak perlu cemas dan takut untuk menerima panggilan Tuhan itu apa saja jenisnya. Tuhan tidak memanggil kita bukan tanpa isi dan misi. Setiap panggilan pasti ada isinya dan misinya. Isi panggilan adalah kapasitas dan kuasa, hak dan kewenangan berupa pengurapan suci atau pelantikan resmi seperti yang dilakukan oleh Samuel atas diri Saul. Melalui pengurapan dan pelantikan itulah, Tuhan sendiri menjamin dan memberikan kemampuan khusus kepada orang yang dipanggil untuk dapat melakukan tanggung jawab atau misi yang diberikan.
Selain memiliki isinya, panggilan Tuhan juga memiliki misinya yang khusus dan istimewa. Misinya itu bukan terutama memerintah dan menguasai, tetapi melayani dan mengabdi kepentingan bonum commune atau kesejahteraan umum. Muatan atau isi dari pemerintahan dan kekuasaan adalah pelayanan dan pengadian. Dalam makna dan nilai ini, memerintah dan menguasai berarti melayani dan mengabdi. Melayani dan mengabdi berarti memerintah dan menguasai bagi bonum commune.
Maka panggilan dan misi setiap pemerintahan dan kekuasaan adalah melayani dan mengabdi. Sedangkan pelayanan dan pengabdian adalah isi dan misi dari setiap pemerintahan dan kekuasaan. Kalau pemerintahan dan kekuasaan tidak memiliki isi dan misi pelayanan dan pengabdian, pemerintahan dan kekuasaan akan dengan mudah menjadi sebuah alat kekerasan dan kesewang-wenangan dalam kehidupan bersama.
Doaku dan berkat Tuhan
Mgr Hubertus Leteng
Ikuti infopertama.com di Google Berita dan WhatsApp Chanel