Yang Akan Terjadi Jika Prabowo-Gibran Menang, Semakin Korup?

Jakarta, infopertama.com – Pegiat media sosial Rinny Budoyo mengungkapkan hal yang akan terjadi jika pasangan bakal capres-cawapres Koalisi Indonesia Prabowo Subianto dan Gibran Rakabuming Raka menang Pilpres 2024.

Rinny mengatakan Gibran akan menduduki posisi wakil presiden (wapres) selama 5 tahun Prabowo Subianto menjabat presiden, dan kemudian setelahnya ia akan menjadi presiden selama 10 tahun.

“Kalau pasangan Prabowo-Gibran menang, maka nama Gibran bisa bertengger selama 15 tahun. 5 tahun sebagai wakil presiden dan 10 tahun sebagai presiden di puncak kekuasaan,” ungkapnya mengutip YouTube 2045 TV, Selasa, (31/10).

Jika hal ini terjadi, maka Presiden Joko Widodo (Jokowi) dan kubunya berpotensi menguasai negeri selama 15 tahun ke depan, risikonya Indonesia akan semakin korup.

“Jokowi dan kelompoknya akan benar-benar berkuasa selama 15 tahun ke depan dan semakin lama rezim yang memulai perjalanannya dengan cara yang salah ini kemungkinan bakal semakin korup saja, begitulah kejamnya hukum alam,” jelas Rinny.

Sementara itu, dalam survei SMRC pada 2-8 Oktober 2023, pasangan Prabowo Subianto dan Gibran Rakabuming Raka mengungguli pasangan capres-cawapres lain untuk Pilpres 2024.

Prabowo-Gibran menempati posisi pertama mengungguli pasangan Ganjar Pranowo dan Mahfud MD meskipun hanya tertaut suara yang tipis, sedangkan dengan Anies Baswedan dan Muhaimin Iskandar selisihnya cukup jauh.

“Anies-Muhaimin mendapatkan suara 23,5 persen, Ganjar-Mahfud 33,1 persen, Prabowo-Gibran 36 persen, dan belum jawab 7,4 persen,” kata pendiri SMRC Saiful Mujani dalam siaran di kanal YouTube SMRC TV, Kamis (26/10).

Selisih yang dihasilkan sedikit berbeda dari simulasi tiga capres tanpa cawapres. Jika tanpa Gibran, Prabowo meraih elektabilitas 37 persen. Sedangkan jika Ganjar tanpa Mahfud adalah 35,2 persen.

Kemudian 22,7 persen jika Anies tanpa Muhaimin atau Cak Imin sebagai cawapres. Dalam hasil ini, responden yang tidak menjawab juga lebih rendah dengan presentase 5,1 persen.

Saiful mengatakan seharusnya tiga bakal cawapres bisa mendongkrak elektabilitas para capres, tapi hingga sekarang belum terlihat tambahan suara. “Sampai pada survei awal Oktober ini, tiga nama bakal calon wakil presiden tersebut belum punya kontribusi pada pasangannya masing-masing,” ujarnya.

Ikuti infopertama.com di Google Berita dan WhatsApp Chanel 

 

error: Sorry Bro, Anda Terekam CCTV