Oleh karena itu, Rikhard mengajak agar kelompok yang hadir pada pertemuan hari ini, Sabtu (5/8/2023), aktif berkoordinasi dengan Penyuluh Pertanian Lapangan (PPL) mengajukan usulan guna mendapatkan dukungan pemerintah pada tahun 2023 dan tahun 2024. Baik untuk mendapatkan bantuan berupa benih sayur-sayuran/padi/sorgum, peralatan pertanian maupun pelatihan-pelatihan peningkatan kapasitas agar memliki ketangguhan menghadapi perubahan iklim.
Yustina Ngguna (65 tahun) petani sayur-sayuran asal kampung kalabumbu, Kelurahan Watu Nggene sangat mengharapkan dukungan pemerintah agar usahanya tetap berjalan meski terjadi perubahan iklim, misalnya dalam bentuk plastik mulsa.

“Sejak tahun 2002, saya menanam sayur-sayuran sebagai sumber penghidupan keluarga untuk membiayai pendidikan anak-anak. Namun, pada saat dureng yang curahnya tinggi bulan januari hingga maret tidak bisa menanam sayur-sayuran. Banyak hama ulat yang muncul dan sayur-sayuran menjadi rusak. Kemudian bulan September juga tidak bisa tanam sebab suhu tanah sangat tinggi lantas sayur-sayuran menjadi layu dan mati, ini terjadi pada 5 tahun terakhir. Iklim sudah berubah,” ungkap Yustina.
Ikuti infopertama.com di Google Berita dan WhatsApp Chanel