Cepat, Lugas dan Berimbang
Opini  

Tinjauan Gerakan Mahasiswa Kontemporer

Pokok Pembacaan Isu

Ketika kita mendiskusikan sebuah isu atau tepatnya permasalahan dari negara dermawan yang bodoh ini, maka kita tidak akan mampu membahas secara komprehensif. Oleh sebab itu kita perlu membuat sebuah prioritas isu yang akan dibahas. Namun tidak dapat dipungkiri bahwa permasalah di negeri ini sudah terlalu kompleks. Ketika selesai satu masalah maka akan muncul masalah lain (slogan filsafat: menyelesaikan masalah dengan masalah). Apalagi pemerintah saat ini sangat mengandalakan politik opini publik yang jelas akan mengacaukan alur pergerakan kita. Ketika kita belum selesai membahas suatu permasalahan, muncul permasalahan lain yang sebenarnya tidak terlalu penting namun sengaja dibesar-besarkan oleh media masa untuk menutup isu sebelumnya.

Politik seperti itu menjadi sesuatu yang lumrah di masa SBY. Sehingga ketika kita mengkaji suatu permasalahan, kita hanya mengkaji kulitnya saja, tanpa memperdulikan akarnya. Padahal akar permasalahan tersebut yang memiliki urgensi tinggi untuk diselesaikan.

Apa akar permasalahan tersebut? Akar dari semua masalah itu adalah sistem kenegaraan hasil dari reformasi yang buruk. Atau secara gamblang kita belum menemukan masa reformasi. Kita masih berada pada masa transisi yang perlu dicari bentuk kenegaraan yang baku secara cepat.

Sejak bergulirnya reformasi 10 tahun yang lalu, kita belum mampu menemukan sistem kenegaraaan yang tepat. Alih-alih ingin menuntaskan visi reformasi, sistem kenegaraan saat ini justru membuat keadaan negara ini semakin parah. Tidak dapat dipungkiri bahwa ada beberapa aspek dimana mulai memperlihatkan perbaikan, namun secara garis umum, kondisi negara Indonesia dapat dikatakan semakin buruk.

Korupsi yang menjadi “teman” dari masa orde baru, justru semakin mendapatkan tempat di masa reformasi. Institusi yang bertugas untuk membrantas korupsi-pun justru dijadikan sebagai senjata politik oleh orang-orang tertentu demi kepentingan politiknya. Hal tersebut dapat kita lihat dari kasus ditahannya Bibit dan Chandra. KPK telah salah orientasi dalam penyusutan korupsi. Kebebasan berpolitik yang selama masa orde baru dikebiri, justru pada masa reformasi menjadi penghambat kesejahteraan rakyat.

Partai-partai politik lebih mementingkan kepentingan politiknya pada konteks power ketimbang mementingkan perut dari konstituen yang telah memilihnya. Berbagai fakta telah membuktikan bahwa partai politik justru membawa negara ini kearah yang lebih buruk. Boleh dikatakan bahwa partai politik telah membusuk namun masih tetap hidup dalam kehidupan reformasi ini sehingga bau busuknya terus memberikan dampak negatif terhadap kehidupan reformasi. Contoh buruk lain dari sistem kenegaraan Indonesia adalah tidak adanya arah yang jelas terhadap pembangunan ekonomi. Jelas hal tersebut dapat kita lihat dampaknya ketika harga-harga bahan pokok naik.

Mungkin akan terlalu banyak bila kita mengidentifikasikan dan merumuskan berbagai isu atau permasalahan yang kita hadapi bersama dan isu-isu tersebut memiliki urgensi yang sama besar untuk ditangani. Secara gamblang, kita perlu mengoreksi diri kita masing-masing bahwa kehidupan yang kita hadapi saat ini adalah bukan kehidupan yang reformis namun kehidupan transisi yang perlu kita cari bentuk tetapnya secepat mungkin.

Berangkat dari hal tersebut alangkah lebih baik bila kita merumuskan akar permasalah dari semua permasalah yang terjadi, dan saya berpendapat bahwa akar permasalah tersebut adalah belum terbentuknya sistem kenegaraan yang baik, hasil dari reformasi ini. Oleh sebab itu, maka solusi untuk menghentikan berbagai permasalahan yang ada saat ini adalah dengan cara membentuk sistem kenegaraan yang baik. Dengan terbentuknya sistem kenegaraan yang baik tersebut maka berbagai permasalahan yang sifatnya turunan akan dapat terselesaikan.

Ikuti infopertama.com di Google Berita dan WhatsApp Chanel