Blora, infopertama.com – Kasus Pencabulan atau pelecehan seksual sesama jenis yang gegerkan warga Blora sepekan ini telah menimbulkan rasa penasaran. Terutama, karena terduga pelaku Pengasuh Pondok Pesantren Roudlotul Qur’an (RQ) menghilang.
Oknum pengasuh pesantren Roudlotul Qur’an (RQ) yang diketahui sebagai terduga pelaku pencabulan atau pelecehan seksual sesama jenis itu diketahui bernama Mohammad Rodhi Mukti (MRM).
Dalam menjalankan aksinya, Mohammad Rodhi Mukti (MRM) menawarkan surga di akhirat bagi para korban. Perkiraan korbannya lebih dari satu santri.
Melansir dari blora news, kejadian itu sudah berlangsung selama 1,5 tahun dengan empat lokasi berbeda. Satu di rumah terduga pelaku (MRM), kedua di rumah panggung untuk tempat mengaji. Tiga di masjid dan keempat di gedung NU Mlangsen Blora.
Orang Tua Korban (JS) membeberkan, menurut keterangan anaknya dugaan pelecehan oleh pelaku macam-macam bentuknya.

“Kalau bilang ke saya, anak saya diminta mengulum alat kelamin Abah, mengocok, menjepit. Wis pokoknya, gak tau lah semuanya, banyak,” jelas JS.
JS sebagai orang tua, memiliki motivasi untuk memondokkan anaknya agar pintar mengaji dan berpendidikan.
“Itu pondok pesantren Hafidz Qur’an, sehingga saya tergoda untuk menyekolahkan anak saya di situ,” jelasnya.
Sementara itu, ayah korban berharap pelaku dihukum berat. Sebab, Pelecehan seksual yang terduga pelaku lakukan terhadap para korbannya sudah tidak terhitung berapa kali. Bahkan Seminggu bisa sampai 3-4 kali.
“Menurut cerita anak saya ada Tiga korban,” terangnya.
“Alasan mengapa si anak tidak menceritakan sejak dini, karena takut sama orang tua. Abahnya bilang agar korban jangan bilang siapa-siapa termasuk orang tuanya. Dan korban tidak mau mengatakan karena katanya gurunya biar dapat barokah atau surga,” ujar JS menirukan pengakuan anaknya.
Sebagai orang tua, JS tentu tidak terima orang perlakukan anaknya seperti itu. Karenanya, JS menuntut keadilan agar memeroses pelaku secara hukum dan mendapatkan hukuman yang setimpal. Apalagi pelakunya adalah pengasuh Ponpes dan guru korban yang seharusnya melindungi.
Ikuti infopertama.com di Google Berita dan WhatsApp Chanel



