Jakarta, infopertama.com – Tahapan pelaksanaan pemilihan umum (pemilu) yang mulai pada tahun ini (2022) perkirakan membutuhkan anggaran sekitar Rp8 triliun. Besaran jumlah anggaran itu datang dari Anggota Komisi Pemilihan Umum (KPU) Yulianto Sudrajat.
“Ini dari anggaran Rp76 triliun loh ya, tapi kan kami akan lakukan efisiensi lagi. Asumsinya, dari Rp76 triliun, Rp8 triliun untuk kebutuhan 2022,” ucap Yulianto kepada wartawan di Jakarta, Selasa.
Penggunaan anggaran tersebut, kata Yulianto untuk tahapan pendaftaran partai politik pada Agustus. Kemudian verifikasi partai politik peserta pemilu, hingga pembentukan badan ad hoc.
Akan tetapi, Yulianto menegaskan bahwa nominal tersebut belum mendapatkan persetujuan dari DPR dan pihaknya masih akan melakukan efisiensi anggaran.
Kekinian, lanjut yulianto, pihak KPU sedang fokus pada pembahasan dan pengesahan tahapan pemilu. Setelah menuntaskan pembahasan tahapan, barulah pihaknya akan membahas kebutuhan anggaran untuk Pemilu 2024.
“Dalam artian, yang penting tahapannya selesai dulu. Itu sebagai basis anggaran keluar. Urutannya kan begitu. Tidak anggaran dulu,” tutur dia.
Setelah tahapan pemilu telah selesai melalui masa pembahasan dan sudah diputuskan, barulah KPU akan berbicara lebih rinci mengenai kebutuhan anggaran.
Hingga saat ini, Yulianto mengungkapkan bahwa pihak KPU sudah menyiapkan seluruh kebutuhan untuk melakukan pembahasan. Bahkan sudah mendiskusikan mengenai langkah efisiensi anggaran.
“Anggaran sudah kami kaji terus. Sampai berapa sih anggaran yang bisa kami efisiensi? Kami kurangi perbaikan gedung, pembelian tanah di beberapa kabupaten, kota, provinsi yang sebenarnya sudah kami alokasikan. Ya nanti kami kerja sama difasilitasi pemda setempat,” ucap dia.
Yulianto menargetkan, setelah Lebaran, KPU bersama pemangku kepentingan lainnya sudah menyelesaikan pembahasan tahapan pemilu. Dan, dapat membahas anggaran dengan fokus.
“Target untuk tahapan yaitu sesudah lebaran. Dan, kami sudah siap melakukan pembahasan. Konstruksi secara umum sudah kami siapkan,” tutup Yulianto.