Cepat, Lugas dan Berimbang

Prof Sutrisna Wibawa: Guru Gagal Implementasikan Merdeka Belajar

Prof Sutrisna Wibawa
Tangkapan Layar YouTube Jayadi Kasto Kastari

Jogja, infopertama.com – Ketua Dewan Pendidikan DIY, Prof Sutrisna Wibawa, menyebutkan kalau guru itu gagal atau belum berhasil mengimplementasikan Merdeka Belajar. Menurutnya, salah satunya karena terbiasa petunjuk, panduan dari atas. Padahal Merdeka Belajar belajar secara merdeka, mandiri sesuai potensi diri, alam lingkungan, sosio-kulturnya. Guru harus ajur-ajer, asah-asih-asuh.

“Memperlakukan siswa atau peserta didik sebagaimana anak sendiri. Guru harus welas asih, ya among, momong, ngemong,” ujar mantan Rektor UNY itu.

Ia menambahkan, Merdeka Belajar itu sebenarnya dari Sistem Among/Among System konsep Ki Hadjar Dewantara, pendiri perguruan kebangsaan Tamansiswa.

“Guru sampai sekarang masih gagal implementasikan Merdeka Belajar. Untuk itu, perlu merunut kembali dan mempelajari Sistem Among dengan jiwa merdeka dan kemandirian.” Ujar Prof Dr. Sutrisna Wibawa MPd dalam Bedah Buku ‘Berpaling Kepada Sistem Among’ – Bunga Rampai Ketamansiswaan, Permuseuman dan Kemasyarakatan’ karya Ki Bambang Widodo. Giat bedah buku itu berlangsung di kampus Universitas Sarjanawiyata Tamansiswa (UST) Yogyakarta, Jalan Batikan, Kamantren Umbulharjo, Kota Yogyakarta, Selasa (25/10/2022).

Drs Octo Lampito MPd (Pimpinan Redaksi SKH Kedaulatan Rakyat dan KRJogja.com) juga ikut membedah buku tersebut dengan moderator Dr Hajar Pamadhi MA. Pengantar kegiatan tersebut oleh Tri Suparyanto MM (Ketua Penyelenggara), Dr drh Munawaroh (Ketua Umum PKBTS). Dan, Rektor UST Yogyakarta Prof Pardimin MPd PhD membuka secara resmi.

Bedah buku tersebut mengikutkan Ketua-utusan-peninjau cabang-cabang Tamansiswa se-Indonesia dalam momentum Kongres XXII Persatuan Tamansiswa, 25-28 Oktober 2022.

Implementasikan dengan Realitas Kekinian

Sementara itu, Octo Lampito, dalam giat bedah buku itu lebih banyak mengupas Sistem Among terkait dengan media. Sistem among harus diiplementasikan dengan realitas kekinian, terutama generasi milenial. Ki Hadjar Dewantara sendiri dengan konsep Sifat, Bentuk, Irama dan Isi (SBII) mengajarkan pentingnya generasi mengikuti dinamika zamannya.

Untuk itu, perlu mengaktualisasikan Sistem Among agar implementatif sesuai tuntutan zamannya secara mandiri dan berjiwa merdeka.

Pada akhir bedah buku, Bambang Widodo berbicara dan mengingatkan, Sistem Among Ki Hadjar Dewantara sudah dikenal luas menjadi tantangan tersendiri bagi Tamansiswa untuk terus kembali, menggali agar menjadi inspirasi bagi dunia pendidikan.

“Tamanswa jangan terbawa arus, Sistem Among bisa menjadi sumber nilai-nilai dan keteladanan.” tandasnya.

Ikuti infopertama.com di Google Berita dan WhatsApp Chanel