infopertama.com – Gus Miftah mendadak mendapat cap kafir dari beberapa orang usai Ia masuk ke Gereja Bethel Indonesia atau GBI di daerah Penjaringan, Jakarta.
Menanggapi hal tersebut, tenaga ahli kantor staf presiden (KSP), Ali Mochtar Ngabalin mendadak mengunggah sebuah video berdurasi dua menit 20 detik di akun Twitternya, @AliNgabalinNew, 9 Mei 2021.
Dalam video tersebut, tampak sosok penyanyi berdarah Indonesia Anggun C. Sasmi yang membagikan pengalamannya menjadi penyanyi di Gereja Vatikan. Anggun mengaku bahwa Ia kerap dapatkan undangan untuk bernyanyi oleh pihak dari Gereja Vatikan.
“Saya muslim, tapi saya diundang oleh Gereja Vatikan setiap tahun,” kata Anggun dalam video yang sudah ditonton ribuan kali.
Hal itu lakukan semata-mata ingin memberikan contoh yang baik untuk masyarakat Indonesia, ungkap Anggun.
“Saya selalu ingin menunjukkan teladan dan memberikan contoh yang positif. Toleransi dalam beragama adalah sesuatu yang positif.”
Belajarlah Dari Anggun
Maka dari itu, menurut Anggun, apabila Gereja Vatikan mengundangnya untuk menyanyikan lagu gereka, Ia tidak akan menolak tawaran itu.
“Ini yang perlu selalu kita garisbawahi. Makanya ketika aku diundang oleh Gereja Vatikan untuk menyanyikan lagu-lagu gereja, akan aku nyanyikan,” jelas Anggun.
“Inilah unjuk toleransi saya sebagai manusia karena sebelum saya bilang saya itu orang muslim, saya melakukan itu atas nama sendiri sebagai sesama manusia,” tambah dia.
Kemudian Anggun kembali menegaskan bahwa Ia merupakan seorang muslim yang terlahir dari keluarga muslim di negara muslim terbesar di dunia yaitu Indonesia.
“Tapi saya dulu sekolahkan di sebuah sekolah katolik oleh papa saya. Di sekolah saya belajar Injil, tapi di rumah saya belajar Al-Quran tentunya,” lanjut Anggun berkisah.
Dari video tersebut, Ngabalin menarik kesimpulan bahwa Anggun merupakan sosok yang telah memberikan contoh yang baik kepada masyarakat Indonesia perihal bagaimana cara menghormati dan menjaga keragaman yang ada.
“Teruslah belajar dan meningkatkan rasa cinta kita pada sesama manusia dengan menghormati dan menjaga keragaman yang ada,” kata Ngabalin.
Menurut Ngabalin, contoh yang Anggun berikan tersebut cocok bagi masyarakat Indonesia. Karena masyarakat Indonesia sendiri terkenal dengan perbedaan etnis, suku, dan agama.
“Kita sbg sebuah bangsa besar dengan multi etnis, suku, dan agama. Indahnya menjaga persatuan dan kesatuan, kita memang berbeda tapi kasih Tuhan yang membuat kita menyatu, salam,” pungkas Ngabalin. (Red)
Ikuti infopertama.com di Google Berita dan WhatsApp Chanel