Dengan demikian dalam arti yang lebih luas pendidikan meliputi semua perbuatan dan usaha dari generasi tua untuk mengalihkan pengetahuannya, pengalamannya, kecakapannya, serta keterampilannya kepada generasi muda sebagai usaha menyiapkannya agar dapat memenuhi fungsi hidupnya.
Di samping konsep pendidikan yang tradisional, karakter masyarakat juga melatabelakangi hambatan dalam usaha menuju pendidikan yang membebaskan. Karakter yang sangat terikat dengan kesadaran magisistis dan kesadaran naif. Serta karakter masyarakat yang eksklusif.
Karena karakter masyarakat yang eksklusif ini, eksistensinya dirasuki oleh sikap ketergantungan pada pimpinan atau penguasa politik. Dengan demikian pengalaman historisnya dikondisikan menjadi masyarakat yang paternalistik dan masokistis.
Candu Masyarakat
Dalam konteks NTT eksistensi masyarakat dirasuki juga oleh kepemimpinan agama yang cendrung feodalistik. Agama yang dikatakan Karl Marx sebagai candu masyarakat meresap dalam kehidupan umatnya dengan dogma-dogma yang cendrung mengekang. Akibat lebih jauh, agama dan institusinya semakin kaya dan umatnya tetap miskin. Melalui kotbah-kotbah para pastor atau pendeta, ustad dan yang lainnya, umat seolah-olah menikmati kemiskinannya dan ‘bahagia’ dengan keadaan kemiskinannya.
Ikuti infopertama.com di Google Berita dan WhatsApp Chanel