Seorang perempuan lainnya, masih mengaku sebagai wanita adat Poco Leok juga menyerukan hal-hal serupa. Ia bahkan dengan lantang meminta bubarkan tim Petik Lapangan bentukan pemprof NTT. Padahal, tim ini dibentuk pemprof NTT merespon suara-suara penolakan yang menyampaikan beberapa dampak buruk yang timbul akibat kehadiran Geothermal. Di posisi ini, diduga kuat segala narasi negatif dari para penolak adalah narasi sesat pesanan sponsor tuk memengaruhi opini publik.
Sebut Hery Nabit Sampah
Selain Tedy Sukardin, orator lain yang menyatakan aspirasinya adalah Wihelmus Jehau, warga asal Mucu – Poco Leok yang juga mengaku sebagai masyarakat adat.
Dalam orasinya, Wihelmus mengaku anak-anak Poco Leok semua bisa sekolah bukan karena Geothermal, tapi karena hasil bumi di Poco Leok dari kegiatan bertani.
Menurut Wihelmus, kehadiran Geothermal yang didukung Hery Nabit dengan penerbitan SK Penlok itu telah menimbulkan bebagai gejolak di Poco Leok. Karenanya, bagi Wihelmus Hery Nabit adalah sampah.
Tak hanya kepada Hery Nabit, caci maki kelompok Pendemo ini juga menyasar kepada masyarakat Manggarai pendukung Geothermal, terutama bagi keluarga besar Hery Nabit, keluarga besar Todo – Pongkor dengan label Sampah.
Ikuti infopertama.com di Google Berita dan WhatsApp Chanel