Cepat, Lugas dan Berimbang

Mengenal Kudis (Scabies) yang Melanda Masyarakat Manggarai

Ruteng, infopertama.com – Beberapa bulan terakhir, aktivitas yang paling sering dari hampir setiap masyarakat Manggarai adalah menggaruk.

Aktivitas ini nyaris pada setiap orang, dari usia balita hingga dewasa. Pria juga wanita. Tentu, karena gatal. Kadang, karena sudah tak mampu menahan gatal yang dipengaruhi scabies atau kudis ini, siapapun bisa saja melakukannya di tempat-tempat umum.

Scabies atau kudis adalah penyakit yang ditandai dengan munculnya ruam seperti kulit berjerawat, bersisik, dan terasa gatal. Penyebab kudis adalah tungau bernama Sarcoptes Scabiei.

Kudis atau scabies merupakan penyakit kulit yang menular. Apabila seseorang melakukan kontak langsung dengan penderitanya, ada kemungkinan tungau penyebab kudis berpindah dan menjangkiti orang tersebut.

Untuk mengenal apa itu scabies atau kudis yang sedang melanda masyarakat Manggarai, selengkapnya, Anda dapat menyimak ulasan berikut ini.

Apa itu Kudis (Scabies)?

Scabies atau juga dikenal dengan kudis adalah salah satu masalah kulit yang menimbulkan rasa gatal. Kudis disebabkan oleh tungau atau mite bernama Sarcoptes scabiei. Tungau tersebut nantinya akan menggigit dan bersembunyi di balik kulit penderita kudis.

Kudis adalah penyakit kulit yang menular, baik dari manusia ke manusia ataupun hewan ke manusia. Penularan kudis pun sangat mudah terjadi, mulai dari kontak langsung dengan kulit penderita hingga penggunaan barang-barang pribadi bersamaan, seperti sprei, bantal, dan sisir.

Selain itu, kudis sering kali dikaitkan dengan penyakit kurap. Ya, kudis dan kurap memang sama-sama penyakit kulit yang membuat penderitanya merasa gatal hebat. Namun, ada hal yang membedakan antara kedua jenis penyakit kulit tersebut.

Sedikit berbeda dengan kudis yang disebabkan oleh tungau, hal yang memicu terjadinya kurap adalah infeksi jamur.

Penyebab Kudis

Seperti penhelasan sebelumnya, penyebab kudis adalah tungau Sarcoptes scabiei. Tungau ini berukuran sangat kecil dan sulit dilihat dengan mata telanjang. Karena itulah, penderita kudis awalnya tidak menyadari keberadaan tungau pada permukaan kulitnya.

Tungau Sarcoptes scabiei akan menggigit serta tinggal di dalam kulit penderita kudis. Kemudian, tungau Sarcoptes scabiei betina dapat membuat lubang di permukaan kulit penderita kudis untuk meletakkan telurnya.

Ketika telur tungau sudah menetas, larvanya lalu akan muncul ke permukaan kulit dan menyebar atau bahkan menularkannya ke orang lain.

Selain karena tungau, ada beberapa faktor risiko yang dapat memicu terjangkitnya kudis pada seseorang, yaitu:

1.Melakukan kontak langsung dengan penderita kudis
2. Menggunakan barang-barang tertentu, seperti sprei, bantal, atau sisir milik orang lain
3. Daya tahan tubuh yang lemah
Menderita penyakit yang menyerang daya tahan tubuh, seperti HIV atau AIDS, kanker, dan lain sebagainya
4. Hidup secara berkelompok dengan orang lain, seperti di penjara, asrama, komunitas, dan sejenisnya.

Gejala Kudis

Biasanya, gejala kudis baru akan muncul 2 sampai 4 minggu sejak penderitanya terkena paparan tungau. Namun, apabila penderita sudah pernah terserang tungau scabies sebelumnya, gejala kudis umumnya sudah terlihat 1 sampai 4 hari setelah terkena paparan tungau.

Adapun beberapa gejala dari penyakit kudis adalah sebagai berikut:

1.Kulit terasa sangat gatal, terutama saat malam hari. Hal ini disebabkan tungau betina biasanya akan bertelur di kulit saat malam hari
2. Munculnya ruam berwarna kemerahan dan berbentuk seperti jerawat di kulit, khususnya pada bagian lipatan-lipatan tangan dan kaki
3. Kulit bersisik dan lecet
4. Kulit luka-luka akibat garukan

Diagnosis Kudis

Karena dapat terdeteksi dengan mudah, dokter umumnya akan melakukan diagnosis kudis hanya dengan pemeriksaan fisik. Dokter akan memeriksa area kulit pasien yang terasa gatal. Selain itu, dokter mungkin juga akan memastikan kudis pada pasien dengan mencari serta mengeluarkan tungau dari kulit menggunakan jarum.

Pada beberapa kasus, dokter akan mendiagnosis kudis dengan mengambil sampel kulit pasien untuk diperiksa. Sampel kulit tersebut nantinya akan dilihat melalui mikroskop untuk memastikan keberadaan telur serta tungau dewasa.

Pengobatan Kudis

Untuk mengobati kudis, dokter biasanya akan meresepkan krim kepada pasiennya. Beberapa krim yang biasa diresepkan oleh dokter untuk mengobati kudis adalah sebagai berikut:

Losion benzyl benzoate
Calamine
Crotamiton
Lindane
Krim sulfur
Permethrin

Krim tersebut perlu dioleskan ke seluruh tubuh penderita kudis. Kemudian, biarkan selama 8 jam dan aplikasikan kembali krim tersebut hingga kudis hilang sepenuhnya.

Selain itu, dokter juga dapat meresepkan beberapa obat tertentu kepada pasien apabila gejala kudis yang ditimbulkan sudah cukup parah. Beberapa obat yang diresepkan tersebut di antaranya:

Antibiotik, apabila terjadi infeksi pada tubuh pasien kudis
Antihistamin, untuk mengendalikan reaksi alergi karena gigitan tungau

Pasien kudis juga akan disarankan oleh dokter untuk selalu menjaga kebersihan tubuh dan lingkungan sekitarnya, seperti rutin mengganti sprei tempat tidur, mencuci pakaian yang digunakan secara terpisah dengan milik orang lain, dan lain sebagainya.

Itulah ulasan mengenai penyakit kulit kudis yang dapat disampaikan. Jadi, kudis adalah penyakit kulit yang memang akan mengganggu penderitanya karena terasa sangat gatal. Maka dari itu, Anda dapat melakukan beberapa langkah penanganan seperti yang telah disebutkan di atas untuk meredakan rasa gatalnya.

Ikuti infopertama.com di Google Berita dan WhatsApp Chanel