Ruteng, infopertama.com – Mahasiswa jurusan Pendidikan Bahasa dan Sastra Indonesia (PBSI) Universitas Katolik Indonesia Santu Paulus Ruteng melatih kemampuan jurnalistik melalui teknik wawancara narasumber di lapangan, Kamis, (28/11/2024).
Kegiatan ini berlangsung di Pasar Impres Ruteng, di mana Esterlina Jeniman (Ester), salah satu mahasiswa jurusan PBSI mewawancarai salah satu pelaku usaha Sayur untuk menggali informasi tentang usaha kecil yang dijalankan.
Memenuhi tuntutan perkuliahan, Ester menjumpai ibu Maria, seorang Pedagang Sayur di Pasar Inpres Ruteng.
Ibu Maria (31) mengisahkan bahwa usaha dagangan sayur yang ia tekuni itu berawal sejak tahun 2017 lalu.
“Saya memulai usaha dagangan saya itu pada tahun 2017. Usia dagangan saya sekarang memasuki 7 tahun” ungkapnya.
Baca: Apresiasi Kepemimpinan Hery Nabit, Dokter Aries Inisiasi Bentuk Konco 86 Menangkan Hery – Faby
Suasana dingin Kota Ruteng tak menyurutkan semangat ibu Maria. Setiap pagi, dengan antusias melayani para pelanggannya.
Ada pun jenis usaha daganganya adalah Sayur-sayuran segar seperti kangkung, bayam, daun singkong, dan sawi tersusun rapi di lapaknya.
Kepada infopertama.com, ia mengaku bahwa berdagang di Ruteng penuh tantangan, terutama karena suhu dingin yang menusuk tulang.
“Saya harus bangun subuh supaya semuanya siap sebelum pembeli datang. Kalau saya terlambat, pembeli bisa berpindah ke penjual lain,” ungkapnya.
Baca Juga: Sesat Nalar Heribertus Nabit, Bupati Kabupaten Manggarai-NTT
Esterlina Jeniman (Ester), salah satu mahasiswa PBSI, mengungkapkan temuannya terkait tantangan usaha jualan sayur di Pasar Impres.
“Pemilik usaha mengeluhkan kurangnya pelanggan akibat banyaknya usaha serupa di lokasi ini. Hal ini menyebabkan penghasilan mereka tidak sebesar yang diharapkan,” tutur Ester.
Salah satu dari tantangan yang dimilki ibu Maria adalah Musim hujan. Ibu maria menyampaikan bahwa musim hujan menjadi ujian tersendiri.
“Banyak pelanggan enggan ke pasar, dan pendapatannya pun kerap menurun” jelas Maria.
Untuk mengatasi situasi ini, Maria mulai memanfaatkan media sosial seperti Facebook dan WhatsApp untuk berjualan. Promosi daring yang ia lakukan berbuah manis dengan adanya pesanan dari pelanggan, khususnya ibu rumah tangga yang tidak sempat datang ke pasar.
“Pelanggan sering pesan lewat online kalau tidak sempat ke pasar. Itu sangat membantu saya,” katanya.
Informasi yang diperoleh media ini bahwa ibu Maria mendapatkan pasokan sayur dari petani lokal di Manggarai dan sekitarnya.
Ia menjelaskan bahwa dalam usasha jualan sayur tentunya membutuhkan Kerjasama.
Tujuan kerjasamanya agar tidak hanya membantu petani menjangkau pasar lebih luas tetapi juga memastikan ibu Maria selalu menyediakan produk berkualitas.
“Saya senang karena pekerjaan ini bisa membantu masyarakat memenuhi kebutuhan pangan mereka,” ujar Maria.
Mengakkhiri perjumpaan ibu Maria (narasumber) dengan Ester (mahasiswa pewawancara), Ia berharap agar usahanya terus berkembang dan semakin banyak pelanggan setia yang mempercayainya.
“Semoga usaha saya ini terus berkembang dan bisa memenuhi kebutuhan keluarga. Saya percaya Tuhan selalu memberi jalan,” tutup Maria.
Ester menyampaikan bahwa kegiatan wawancara lapangan ini sangat bermanfaat baginya.
“Saya berterima kasih kepada dosen pengammpuh, karena teori yang kami dapatkan di bangku perkuliahan dapat kami aktualisasikan melalui praktek wawancara lapangan” ungkapnya.
Ester berharap agar ilmu yang mereka sudah peroleh dapat mereka gunakan sebagai bekal jurnalisme di masa yang akan datang.
Ikuti infopertama.com di Google Berita dan WhatsApp Chanel