infopertama.com – Salah satu metode yang dianggap efektif untuk pengenalan warna pada anak-anak usia dini adalah dengan media Rubik’s Color Fuld. Rubik’s cube colour fuld merupakan salah satu media visual yang terbuat dari beberapa balok kayu yang disusun dan diubah menjadi rubik lipat warna sederhana.
Media Rubik’s Cube Colour Fuld sendiri memiliki banyak warna dan dikhususkan untuk anak dengan mengedepankan kemudahan. Dan, anak tidak kesulitan apabila memainkan.
Media rubik’s cube color fuld baik untuk anak dalam pengenalan warna karena sifatnya yang dapat berjalan sesuai dengan karakter anak yang suka dengan warna atau hal yang menarik. Juga dalam proses memainkan sangatlah mudah.
Seperti halnya dengan sistem kertas origami yaitu lipatan, maka dalam implementasinya bertujuan untuk pembentukan pengenalan pada anak seperti warna merah, hijau, biru dan lain-lain.
Permainan rubik’s cube color fuld ini lebih difokuskan untuk mengembangkan aspek kognitif anak, khususnya berkaitan dengan pemahaman atau pengenalan dalam mengenal warna. Anak akan mudah mengenal warna, dan akan termotivasi untuk belajar.
Namun, permasalahan yang sering terjadi adalah tidak adanya atau sering terjadi kurangnya media yang mendukung untuk penggenalan warna di sekolah. Sehingga, banyak anak yang tidak mengetahui dan mengenal konsep warna itu sendiri.
Hal ini dapat dilihat di salah satu sekolah dari 15 anak dalam satu kelas hanya 7 anak yang mampu mengenal warna dan anak yang lainnya masih terlihat ragu-ragu untuk menjawab secara spontan. Dengan situasi ini, maka untuk mengatasi permasalahan tersebut akan dilakukan dengan menggunakan media pengembangan rubik’s cube color fuld.
Permasalahan di atas, sejalan dengan pemikiran Hernia (2013) yakni mengenal konsep warna merupakan salah satu indikator yang dapat mengacu pada sains dengan materi pencampuran warna yang termasuk ke dalam bidang pengembangan kognitif. Metode yang direncakan yaitu melalui pendekatan bermain. Bermain sendiri adalah salah satu mayoritas kesukaan anak usia dini. Secara normal tidak ada seorang anak pun yang tidak suka bermain. Semua anak suka bermain meskipun sikapnya sederhana.
Senda, juga berdasarkan Peraturan Menteri Nomor 137 tahun 2014, kemampuan mengenal konsep warna termasuk dalam lingkup aspek perkembangan kognitif yang disesuaikan dengan tingkat pecapaian perkembangan anak usia dini usia 4-5 tahun yakni mengklasifikasikan benda berdasarkan warna. Tahap menyederhanakan warna-warna, yang ada di alam oleh seorang ahli Brewster, mengelompokkan warna berdasarkan temuannya, sehingga lahirlah teori yang dinamakan Teori Brewster. Teori ini mengatakan bahwa warna-warna yang ada di alam yakni warna primer, warna sekunder, warna tersier serta warna netral.
Menurut teori tersebut, proses pembelajaran pengenalan warna yang diberikan sejak dini kepada anak-anak sebaiknya dilakukan dengan metode pembiasaan atau aktivitas sehari-hari yang didukung dengan pembelajaran yang dapat meningkatkan ketertarikan anak seperti media rubik. Sebab, media rubik memiliki manfaat pengenalan warna yang dapat dikaitkan dengan psikologi kognitif yaitu teori persepsi oleh Gestalt yang menekankan persepsi keseluruhan pada anak yang bermain rubik, karena secara alami mereka melihat pola, hubungan dan keseluruhan dari susunan warna-warna tersebut.
Sementara, menurut penelitian Raudhatul Athfal, bahwa proses kognisi meliputi berbagai aspek seperti persepsi, ingatan, pikiran, simbol, penalaran, dan pemecahan masalah-masalah. Dengan demikian perkembangan kognitif merupakan aspek yang sangat penting untuk dikembangkan. Karena, melalui perkembangan kognitif anak dapat memeroleh kemampuan dalam berpikir, memecahkan masalah dan mengembangkan kemampuan logika dalam perkembangan anak selanjutnya.
Hal ini didukung dengan jumlah persentase yang tinggi ketika menghitung dari hasil implementasi bahwa anak mampu mengenal warna sangat baik dan cepat karena dibantu dengan cara memainkan yang menarik dan jarang dijumpai anak. Sebagian besar anak mampu mengenal warna dan hampir pada semua anak, waktu yang dibutuhkan untuk membentuk warna sama.
Dari kondisi yang dijelaskan di atas dan berdasarkan teori-teori dalam penjelasan tulisan ini, dapat dipahami bahwa media pembelajaran pengenalan warna yang dibuat pada permainan rubik ini dapat membantu proses pembelajaran media warna kepada anak karena media dapat dimainkan di mana saja dan kapan saja. Dan, anak mampu meningkatkan keterampilan melipatnya. Proses melipat pada media yang dibuat juga berfokus pada kemudahan anak dalam mengenal warna karena menarik.
Refrensi
Athfal, Raudhatul. (2020). Pengembangan Media Rubik’s Cube Color Fuld Terhadap Kemampuan Pengenalan Warna Anak Usia Dini. Jurnal Pendidikan Islam Anak Usia Dini. Vol. 4, No. 1 Juni
Hernia, Hesti. 2013. Kemampuan Mengenal Warna Pada Anak Usia 4-5 tahun. Yogyakarta: Universitas Negeri Yogyakarta
Kementrian Pendidikan Nasional. 2011. Kurikulum Republik Indonesia Nomor 137 Tahun 2014 tentang Standar Nasional Pendidikan Anak Usia Dini. 2014. Jakarta: Departemen Pendidikan Nasional
Penulis
Yuni Puji Hastuti★
Felina Melani Putri★
Vivin Nuraini Ayu Utami★
Angela Maftukha Afifah★
Yusliva Irnanda★
★Mahasiswa Semester 3 Fakultas Psikologi UST Yogyakarta. Tulisan ini dibuat untuk memenuhi tugas akhir semester III mata kuliah Psikologi Kognitif dengan dosen pengampu Ibu Flora Grace Putrianti, S.Psi., M.Si., M.Psi., Psikolog.
Ikuti infopertama.com di Google Berita dan WhatsApp Chanel