Cepat, Lugas dan Berimbang

Benang Kusut yang Belum Terurai? Sekadar Menebak-nebak Ferdy Sambo

Sambo
Ferdy Sambo Cs (Kolase Foto: Detik.com)

Kita bisa saja bikin banyak pengandaian. “Kisah kematian Josua” adalah factum singular dari sekian banyak motif yang masih probable. Benarkah Josua bertindak asusila? Sungguhkah ada relasi hot si om Kuat dengan ibu Putri yang telah terang terbaca Josua? Benarkah si Josua telah jadi ancaman serius karena telah tahu benar segala ‘lubang tikus dan lubang jarum’ kota elitis Sambo cs? Dan benarkah Josua telah tecoroh lidah pada ibu Putri tentang ‘maen belakangnya Sambo di luar rumah?’

Bagaimanapun, ternyata kematian tragis si Josua bukanlah bukti kebesaran Sambo sebagai Jendral Bintang Dua, Kadiv Propam Polri. Ia akhirnya jadi rapuh dan goyah. Apakah mutlak bisa menjamin bahwa para algojo maut bersamanya bakal tutup mulut selamanya?

Bisa diyakini, ‘para warga kota elitis’ lainnya dengan mudah larut dalam sentire cum Sambo yang panik. Di situ solidaritas negatif dirancang-bangun. Ingin sudahi segera sebersih-bersihnya cerita akhir si Josua. Jangan pernah sampai tercium publik. Apalagi jika sampai terindra internal korps oleh ‘yang non anggota elitis Sambo cs.’

Butuh ketegasan dan ketelitian dalam ketenangan

Tetapi, kerapihan membungkus kisah kematian Josua tetap terjebol juga. Tangisan pilu menyayat segenap keluarga duka terlalu perkasa untuk runtuhkan elitisme Sambo cs. Bukankah Sambo sendiri sedikitpun tak punya garansi institusional demi pribadinya sendiri? Sebab akhirnya ia sendiri pun terlengser total.

Inilah momentum paling pas bagi Polri untuk membabat jalur elitis produk Sambo cs di internal Korps. Persaingan internal Polri penuh kecemburuan dan saling sikut-sikut tidaklah mustahil. Adu argumen tentang motif kematian Josua tak lepas dari usaha tunjukan bahwa sekian banyak pihak sungguh masih punya pengaruh dalam institusi Polri.

Belakangan ini, kembali membangkitkan ‘kebejatan’ si Josua. Padahal motif itu sudah dinilai nonsense dan dipakumati. Nampaknya Polri dipaksa untuk satu kerja ekstra lagi. Tapi bukankah itu yang sungguh diperhitungkan Sambo cs? Atensi pada ‘tindak asusila’nya Josua, berarti publik tak digiring lagi pada ‘kota elitis Sambo cs.’

Tetapi, mungkinkah Polri masih dapat dipercaya sungguh di kisah kematian Josua? Dalam memastikan kebenaran yang masih ‘disembunyikan?’ Suara-suara keluh sudah tertangkap. Adegan demi adegan dalam rekonstruksi ternilai bagai sinetron bersambung. Yang sungguh kedap suara. Hanya berbekal sebatas ingatan para ‘pelaku sinetron.’

Disinyalir lagi bahwa terkesan ada sikap ‘menganakemaskan beban traumatik si Ibu Putri.’ Lalu sepertinya membiarkan begitu saja keadaan penuh pilu derita batin Rosti Simanjuntak, ibu Josua, yang hanya berharap pada kuasa Langit dan Bumi untuk didengarkan.

Kesaktian Sambo cs untouchable?

Tidak kah kita yakin, di hari-hari ini Sambo lagi kepikiran tentang ‘kota elitis dan segala isi di dalamnya?’ Di situlah segala kepentingannya cs terawat dan tersembunyi. Itulah yang membuatnya jadi besar di segala lini. Andaikan ‘kota elitis itu dibombardir?’

Ingin lumpuhkan Sambo cs sejadi-jadinya? Ini bukan perkara gampangan. Namun bukan tak mungkin untuk disikapi nyata, kata seorang teman! “Korps Polri mesti tetap bernyali. Berani masuk dalam ruang mahasakti Sambo cs. Lalu sterilkan saja ruang itu…”

Namun, bukankah itu telah berawal nyata? Ketika 97 personil Polri dperiksa dan dugaan 35 di antaranya langgar kode etik dan profesi? Bukan kah selanjutnya sudah ada yang jadi korban dpecat? Dan untuk Sambo dan Ibu Putri sendiri? Berdua masih menatap ke depan pada saat-saat persidangan nanti.

Tapi, yakinlah bahwa seluruh Nusantara sudah pada kenyang info seputar skenario Sambo yang berujung maut namun gagal itu. Kini, tetap ada harapan penuh pada pundak institusi Polri. Demi kebaikan bersama dan demi marwah Tribrata.

Akhirnya…

Ikuti infopertama.com di Google Berita dan WhatsApp Chanel