Cepat, Lugas dan Berimbang

Baptisan Yohanes dan Baptisan Roh Kudus

Baptisan Yohanes
Ilustrasi (ist)

PEKAN VII PASKAH
Senin, 30 Mei 2022
Bacaan: Kisah Para Rasul 19: 1-8; Yohanes 16: 29-33

Tidak semua orang menjadi pengikut Yesus dan anggota Gereja. Pintu resmi masuk untuk menjadi pengikut Yesus dan anggota Gereja adalah baptisan. Dengan menerima sakramen baptis, seseorang secara resmi disebut murid atau pengikut Kristus dan warga gereja.

Terkait kebenaran tentang baptisan ini, Paulus bertanya kepada beberapa orang di Efesus. “Sudahkah kamu menerima Roh Kudus, ketika kamu menjadi percaya?” Akan tetapi mereka menjawab dia: “Belum, bahkan kami belum pernah mendengar bahwa ada Roh Kudus.” Lalu kata Paulus kepada mereka: “Kalau begitu dengan baptisan manakah kamu telah dibaptis?” Jawab mereka: “Dengan baptisan Yohanes.” Kata Paulus: “Baptisan Yohanes adalah baptisan tobat, dan Yohanes sendiri berkata kepada orang banyak, bahwa mereka harus percaya kepada Dia yang datang kemudian daripadanya, yaitu Yesus.” Ketika mendengar hal itu, mereka memberi diri dibaptis dalam nama Tuhan Yesus” (Kis 19: 2-5).

Dari dialog antara Paulus dengan beberapa orang ini di Efesus ini, ada dua pikiran yang bisa muncul dan yang berguna bagi kita.

1). Baptisan Yohanes

Sebagai manusia, kehidupan kita berjalan di tengah padang luas tanpa batas. Kita hidup dan berkembang di tengah padang luas tanpa batas itu. Di tengah padang luas tanpa batas itu, kita tidak tahu siapa tuan atau pemilik kita. Tuan atau boss siapa saja dapat ‘merebut’ kita untuk menjadi warganya atau milik kepunyaannya.

Tetapi dengan baptisan Yohanes, kita tidak menjadi manusia ‘liar’. Baptisan Yohanes membuat kita seperti memiliki sebuah ‘rumah’ atau ‘kandang’ untuk tinggal. Dengan menerima baptisan Yohanes, kita tidak menjadi subjek pencarian dan perebutan orang lain. Baptisan Yohanes membuat kita memiliki Tuan, Boss atau atasan yang tetap.

Inti dari baptisan Yohanes dalam hal ini adalah pertobatan. Itu berarti orang mesti meninggalkan cara hidup lama dan mengenakan cara hidup baru. Cara hidup lama ditandai dengan dosa dan kejahatan. Tetapi melalui pertobatan, dosa dan kejahatan harus dihentikan atau dimatikan. Kita harus bertobat atau berubah dari cara hidup penuh dosa dan kejahatan, lalu berubah untuk menjadi cara hidup penuh berkat dan rahmat Tuhan.

2). Baptisan Roh Kudus

Ada perbedaan tipis antara baptisan Yohanes dan baptisan Roh Kudus. Fokus dari baptisan Yohanes adalah pertobatan dari dosa dan kejahatan. Sedangkan baptisan Roh Kudus berfokus pada Yesus. Orang yang menerima baptisan Roh Kudus terarah kepada Yesus. Roh Kudus membawa manusia untuk lebih dekat dan akrab pada Yesus.

Memang secara ideal orang harus bersih dan membersihkan diri dari berbagai jenis dosa dan kejahatan, agar bisa lebih dekat dan akrab dengan Yesus. Akan tetapi dalam baptisan Roh Kudus, bukan terutama manusia mencari Tuhan, tetapi Tuhan mencari dan mendekati manusia.

Manusia sendiri tidak mampu untuk datang kepada Tuhan dan tinggal dekat dan akrab dengan Tuhan. Dosa dan kejahatan menjadi penghalang utama bagi manusia untuk datang mendekati Tuhan.

Namun kemurahan dan belas kasih, kerahiman dan kasih sayang Tuhan tidak menjadi halangan bagi kita untuk bertemu dengan Tuhan. Berkat kemurahan dan belas kasih-Nya serta berkat kerahiman dan kasih sayang-Nya, bukan lagi manusia mencari Tuhan, tetapi Tuhan sendiri mencari manusia. Tuhan datang ke dunia ini bukan untuk mencari orang yang saleh dan benar, tetapi untuk mencari orang yang berdosa dan orang yang ‘hilang’ karena dosa dan kejahatan.

Intinya, marilah kita menerima baptisan bukan hanya baptisan Yohanes, tetapi juga menerima baptisan Roh Kudus. Tuhan memang datang kepada kita dan terus mencari kita dalam kondisi apa pun. Tetapi kita juga mesti berusaha dan berjuang untuk memiliki cara hidup yang baru dengan menjauhi dan menghindari setiap bentuk dosa dan kejahatan dalam diri dan hidup kita.

Marilah kita setia berdoa bersama Bunda Maria agar kita menerima bukan hanya baptisan Roh Kudus, tetapi juga menerima baptisan Yohanes selama hidup di dunia ini.

Doaku dan berkat Tuhan
Mgr Hubertus Leteng

Ikuti infopertama.com di Google Berita dan WhatsApp Chanel