Cepat, Lugas dan Berimbang
Opini  

Tinjauan Gerakan Mahasiswa Kontemporer

Dua Alternatif “Aksi Pamungkas”


Seperti yang telah saya paparkan sebelumnya, perlu adanya perubahan cara tembak dari pergerakan mahasiswa. Senjata yang digunakan oleh mahasiswa sudah sangat tumpul dan karatan. Perlu ada design ulang terhadap senjata yang digunakan oleh mahasiswa dalam melakukan berbagai advokasi. Termasuk dalam upaya untuk membentuk sistem kenegaraan yang baru dari negara ini. Perlu adanya sebuah perubahan paradigma mengenai aksi pamungkas. Agar konkrit dan tidak selalu dalam posisi mengkritik dekonstruksi, maka saya menawarkan dua alternatif aksi pamungkas dalam mengganti sistem kenegaraan Indonesia. Dua alternatif tersebut mencakup baik hard politics maupun soft politics.

Alternatif pertama adalah Hard politics. Ketika kita mencoba mengganti sistem kenegaraan Indonesia dengan hard politics, maka kita akan menggantinya dengan paksa atau tanpa kompromi. Alternatif pertama ini tidak ingin membawa kearah kudeta atau radikalisme, namun mengganti sistem kenegaraan lewat preasure yang ditopang oleh mementum. Ketika terjadi momentum yang besar dan pergerakan mahasiswa mampu bersatu maka sistem kenegaraan dapat diubah secara fundamental. Namun, kita tidak bisa menunggu momentum, karena kita tidak mengetahui kapan momentum tersebut datang. Oleh sebab itu kita perlu membuat momentum tersebut.

Dalam sejarahnya, momentum yang bisa mengganti sistem kenegaraan Indonesia adalah ketika negara ini mengalami kekacauan ekonomi dan politik. Ketika perut rakyat kosong dan terjadi ketidak stabilan politik, mahasiswa memiliki peluang untuk mengubah sistem kenegaraan tersebut. Sehingga peran kita dalam konteks hard politics adalah dengan mengacaukan stabilitas politik. Saat ini, rakyat sudah cukup merasakan kekacauan ekonomi dengan meningkatnya harga berbagai bahan pokok dan harga BBM dan ketika kita mampu mengacaukan stabilitas politik, maka kita memiliki momentum untuk bergerak bersama-sama untuk mengganti sistem kenegaraan negara ini. Dengan kata lain kita merekayasa momentum. Untuk mewujudkannya kita dapat menggunakan berbagai media yang selama ini menjadi andalan dari pemerintah SBY untuk membalikan opini publik.

Alternatif kedua adalah dengan soft politics. Alternatif kedua ini adalah kita tidak mengganti sistem kenegaraan dengan paksa, namun kita membiarkan sistem kenegaraan saat ini diubah sendiri oleh masyarakat. Peran kita di sini adalah dengan memberikan pendidikan politik terhadap masyarakat sehingga pada akhirnya masyarakat sendiri yang akan mengubah sistem kenegaraan Indonesia dengan pengetahuan politik yang telah mereka miliki.

Oleh : RJ Pangul

Ikuti infopertama.com di Google Berita dan WhatsApp Chanel