Pada akhir materi tentang visi, misi dan sejarah UNIKA, khusus termin diskusi; Profesor John mengajak mahasiswa untuk sukses yang lahir dari diri sendiri dengan menjadi pribadi yang disiplin.
“Saya mengajak adik-adik mahasiswa bahwa keberhasilan anda di UNIKA adalah 47% lahir dari usaha sendiri. Sedangkan 53% dari orang tua, dosen, teman dan lain-lain. Bagaimana untuk mencapai kesuksesan itu, hanya dengan cara disiplin. Menjadi mahasiswa yang suskes harus menjadi pribadi yang disiplin. Semoga UNIKA menjadi pilihan tepat anda untuk meraih masa depan yang sukses. Tempat yang teduh dan ciptakan suasana yang damai serta menjadi solutor jika ada persoalan,” tandasnya.
Nation and State: Memiliki dan Menjadi
Olah rasa dan olah pikir, rasa memiliki, mencintai, dan menjadi pribadi sukses di UNIKA adalah jembatan masuk pada meteri ke-2 oleh bapak Mayor Topan Novianto Kasdim 1612 TNI Manggarai dengan moderator bapak Kasmir Gon, S.T.,M.T.,IPM.
“Kehidupan berbangsa, bernegara, dan pembinaan kesadaran bela negara. Hal ini harus mulai dari dalam diri mahasiswa untuk melepaskan segala yang ada dalam pikiran. Melepaskan semua arti dan defenisi yang pernah pelajari sebelumnya. Jadilah kertas kosong yang siap menerima materi ini, bukan untuk dihafal, bukan untuk diingat. Tetapi diberi kebebasan untuk anda berpikir dan lakukan action yang mencerminkan anda memiliki tanggung jawab terhadap bangsa dan negara. Maka hal ini wujud atau bukti anda mencintai dan membela tanah air,” demikian penjelasan Kadim 1612 TNI Manggarai kepada 446 Casis FPP dan FT dengan sontak tepukan tangan meriah.

Pada sesi diskusi sang moderator memberi kesempatan kepada mahasiswa untuk memberikan pertanyaan. Kristo, calon mahasiswa teknik sipil mengajukan pertanyaan tentang warga negara yang selalu melanggar aturan hukum atau melakukan tindakan kriminal dan meminta tanggapan pemateri untuk solusi konstruktif.
“Banyak kasus yang terjadi, banyak tindakan yang melanggar hukum dan banyak kegiatan yang tidak sesuai dengan aturan hukum dan justru melanggar Undang-undang yang berlaku semata-mata adalah karena kurang jalan-jalan. Munculnya konflik, karena mereka kurang piknik sehingga mereka tidak mengenal wilayah-wilayah NKRI yang memiliki keanekaragaman agama, budaya, suku, flora-fauna, dan sebagainya,” cetus OPS PAMTAS RI-RDTL 2018 itu.
Ikuti infopertama.com di Google Berita dan WhatsApp Chanel