Ruteng, infopertama.com — Program Studi Peternakan Fakultas Pertanian dan Peternakan Unika St. Paulus Ruteng gelar Seminar Ilmiah bertema “Peran Manajemen Kesehatan Ternak dalam Meningkatkan Produktivitas”.
Tiga narasumber dari kalangan akademisi tampil membawakan gagasan inovatif berbasis penelitian dan pengalaman lapangan.
Kegiatan berlangsung di aula GUT Lantai 5 pada Jumat 25 April 2025 yang dengan antusiasme tinggi dari mahasiswa, dosen, serta Tenga Kependidika Profesional.
Fokus seminar meliputi pemanfaatan bahan alami sebagai pakan tambahan (feed additive), teknologi pemuliaan modern, dan penerapan sistem manajemen kesehatan ternak.
Feed Additive Daun Mengkudu Tingkatkan Konsumsi Pakan
Nautus Stivano Dalle, S.Pt.,M.Pt. memaparkan hasil penelitiannya berjudul “Penggunaan Feed Additive Alami dalam Ransum untuk Menunjang Kesehatan dan Produktivitas Ternak Babi”.
Ia meneliti penggunaan tepung daun mengkudu dalam berbagai kadar untuk mengetahui pengaruhnya terhadap pertumbuhan babi fase starter.
“Daun mengkudu mengandung flavonoid, saponin, dan polifenol yang dapat meningkatkan daya cerna dan memiliki sifat antimikroba,” jelas Nautus.
Ia menambahkan bahwa dosis optimal untuk menghasilkan pertambahan bobot harian dan konversi ransum terbaik adalah pada tingkat 4%.
Inseminasi Buatan Percepat Produksi Bibit Unggul
Maria Tarsisia Luju, S.Pt., M.Pt., dosen Prodi Peternakan, menjelaskan peran inseminasi buatan dalam strategi pemuliaan ternak babi.
Dalam pemaparannya, ia menyebutkan bahwa metode ini mempercepat penyebaran genetik unggul dan menghindari kawin silang yang tidak terkendali.
“Inseminasi buatan menjadi cara efektif untuk menjaga kualitas bibit dan meningkatkan produksi anakan berkualitas dalam waktu yang lebih singkat,” tutur Maria.
Ia juga menyoroti pentingnya seleksi induk dan pejantan berdasarkan sifat produktif dan kesehatan fisik.
Kesehatan Ternak Jadi Kunci Utama Peternakan Berkelanjutan
Drh. Elisabeth Yulia Nugraha, S.KH., M.Si., membawakan topik Strategi Manajemen Kesehatan Ternak Babi Menuju Produktivitas Peternakan yang Berkelanjutan.
Ia menguraikan berbagai tantangan yang dihadapi peternak, mulai dari penyakit menular seperti ASF, hingga keterbatasan akses vaksin dan fasilitas kandang.
“Kesehatan ternak adalah investasi utama dalam sistem peternakan. Kandang bersih, pakan berkualitas, dan biosekuriti ketat adalah kombinasi yang tidak bisa ditawar,” tegas Elisabeth.
Ia juga mengajak peserta untuk menerapkan prinsip peternakan ramah lingkungan, seperti pengolahan limbah menjadi biogas dan kompos, sebagai wujud tanggung jawab terhadap keberlangsungan ekosistem.
Mahasiswa dan Dosen Perkuat Kolaborasi Ilmiah
Seminar ini menjadi momen penting bagi sivitas akademika untuk memperkuat kolaborasi antara mahasiswa dan dosen dalam pengembangan riset berbasis kebutuhan lokal.
Diskusi interaktif antara pemateri dan peserta turut memperkaya wawasan serta menumbuhkan semangat inovasi dalam bidang peternakan.
Ketua Prodi Peternakan dalam sambutannya mengungkapkan harapannya agar seminar semacam ini terus berlanjut dan menjadi agenda rutin.
“Kami ingin membentuk lulusan yang tidak hanya paham teori, tapi juga mampu menyumbangkan solusi konkret di lapangan,” ujarnya.
Kegiatan seminar ilmiah ini menegaskan peran strategis Unika Santu Paulus Ruteng dalam menjawab tantangan dunia peternakan melalui pendekatan ilmiah dan inovatif.
Dengan semangat kolaborasi dan edukasi, Prodi Peternakan membangun landasan kuat menuju peternakan babi yang produktif, sehat, dan berkelanjutan.
Ikuti infopertama.com di Google Berita dan WhatsApp Chanel