Hari Biasa, Pekan Prapaskah II
Yer. 17:5-10;Mzm. 1:1-2,3,4,6; Luk.16:19-31
[Thn. VI-SS/76/3/2022]
Pastor Riano Tagung, Pr
Marilah kita berdoa: ALLAH BAPA YANG MAHAKASIH, Engkau mengasihi kami tanpa syarat dan mencari kami yang tersesat. Arahkanlah selalu hati kami kepadaMu dan berilah kami RohMu agar kami semakin teguh dalam iman dan bekerja keras dalam karya cinta kasihMu. Dengan Pengantaraan Kristus Tuhan kami, yang bersama Dikau dalam persatuan Roh Kudus, hidup dan berkuasa, Allah, sepanjang segala masa, Amin
Sekali peristiwa Yesus berkata kepada murid-murid-Nya, “Ada seorang kaya yang selalu berpakaian jubah ungu dan kain halus, dan setiap hari ia bersukaria dalam kemewahan. Dan ada seorang pengemis bernama Lazarus, badannya penuh dengan borok. Ia berbaring dekat pintu rumah orang kaya itu, dan ingin menghilangkan laparnya dengan apa yang jatuh dari meja orang kaya itu. Malahan anjing-anjing datang dan menjilat boroknya.
Kemudian matilah orang miskin itu, lalu malaikat-malaikat membawanya ke pangkuan Abraham. Orang kaya itu juga mati, lalu dikubur. Sementara menderita sengsara di alam maut, ia memandang ke atas, dan dari jauh ia melihat Abraham, dengan Lazarus duduk di pangkuannya.
Lalu ia berseru, “Bapa Abraham, kasihanilah aku. Suruhlah Lazarus mencelupkan ujung jarinya ke dalam air dan menyejukkan lidahku, sebab aku sangat kesakitan dalam nyala api ini!” Tetapi Abraham berkata, “Anakku, ingatlah! Engkau telah menerima segala yang baik semasa hidupmu, sedangkan Lazarus segala yang buruk. Sekarang ia mendapat hiburan dan engkau sangat menderita. Selain dari pada itu di antara kami dan engkau terbentang jurang yang tak terseberangi. Sehingga mereka yang mau pergi dari sini kepadamu ataupun mereka yang mau datang dari situ kepada kami tidak dapat menyeberang!”
Kata orang itu, ‘Kalau demikian, aku minta kepadamu Bapa, supaya engkau menyuruh dia ke rumah ayahku, sebab masih ada lima orang saudaraku, supaya ia memperingatkan mereka dengan sungguh-sungguh, agar mereka kelak jangan masuk ke dalam tempat penderitaan itu.’ Tetapi kata Abraham, ‘Ada pada mereka kesaksian Musa dan para nabi; baiklah mereka mendengarkan kesaksian itu.’Jawab orang itu, ‘Tidak, Bapa Abraham! Tetapi jika ada seorang yang datang dari antara orang mati kepada mereka, mereka akan bertobat.’
Kata Abraham kepadanya, ‘Jika mereka tidak mendengarkan kesaksian Musa dan para nabi, mereka tidak juga akan mau diyakinkan, sekalipun oleh seorang yang bangkit dari antara orang mati.”
Menjadikan Hidup Sebagai Berkat Bagi Sesama!
Janganlah kita tambatkan hati kita pada uang, kesombongan diri atau kuasa sebab jika demikian maka kita perlahan-lahan telah meletakkan kebahagiaan kita pada uang, penampilan dan kuasa sampai kita kehilangan kesempatan untuk memiliki kebahagiaan sejati.
Sahabat SENDAL SERIBU yang terkasih
“Aku melihat engkau seorang Kristini yang santun—demikian engkau menyebut dirimu—sedang mencium sebuah gambar, bibir berkomat-kamit mengucapkan doa-doa lisan dan kerap kali menerima sakramen-sakramen. Akan tetapi, aku tidak melihatmu melakukan pengurbanan, tidak juga berusaha menghindari percakapan-percakapan duniawi, juga tidak bermurahhati terhadap mereka yang membutuhkan, juga tidak memiliki pengertian terhadap kekurangan saudaramu, tidak juga melawan kesombongan diri demi kepentingan umum dan tidak juga melepaskan diri dari belenggu keakuan. Dan meskipun demikian, engkau mengaku dirimu sebagai seorang Kristiani? Betapa miskinnya pendapatmu tentang Kristus”. Kata-kata ini adalah kata-kata Santo Jose Maria Escriva. Kata-kata yang hidup bagi kita kita saat ini yang mengaku pengikut YESUS tetapi sering mengabaikan BELAS KASIH DAN CINTA KEPADA SESAMA.
Sahabat SENDAL SERIBU yang terkasih,
Segala-galanya butuh uang. Tapi uang bukanlah segala-galanya. Harta duniawi itu penting dan kita mengejarnya tapi jangan sampai segala sesuatu dianggap penting dan berarti hanya diukur dari harta duniawi semata. Letak kebahagiaan kita bukanlah pertama-tama pada harta duniawi. Apa gunanya kita memiliki harta berkelimpahan tapi kita miskin dalam cinta? Apa gunanya kita memiliki segala-galanya tapi belum bisa menjadi berkat bagi sesama? Letak kebahagiaan kita sebagai seorang pengikut Kristus adalah ketika hidup kita sudah MENJADI BERKAT BAGI ORANG LAIN, dengan apa adanya kita saat ini, bukan karena ada apanya kita. Inilah panggilan kita saat ini adalah untuk menjadi berkat bagi sesama.
Sahabat SENDAL SERIBU Yang Terkasih,
Nabi Yeremia mengatakan bahwa: Hanya orang yang MENGANDALKAN TUHAN, YANG MENARUH HARAPAN PADA TUHAN, (Yer 17: 7) hidupnya akan menjadi berkat bagi sesama. Sebab, agar dapat menjadi berkat bagi sesama, kita harus mendekati Sumber Berkat itu sendiri yakni TUHAN. Semakin kita mendekatkan diri pada Sumber Berkat ini maka hidup kita pun akan menjadi saluran berkat ALLAH bagi sesama, kembali saya katakan dengan apa adanya kita, dengan senyum kita bagi mereka yang kehilangan senyum, dengan sapa ramah kita bagi mereka yang terabaikan, dengan kasih sayang kita bagi mereka yang kehilangan kasih sayang, dengan kehadiran kita bagi mereka yang kesepian. Intinya kita hadir dengan seluruh diri kita, dengan apa adanya kita, membawa YESUS yang sungguh hidup di dalam diri kita.
Sahabat SENDAL SERIBU Yang Terkasih,
Agar dapat menjadi berkat bagi sesama kita harus bisa meninggalkan kenyamanan diri, kesombongan diri dan kenikmatan diri. Kita harus berani keluar dari diri sendiri dan menjumpai saudara-saudari kita yang ada di sekitar kita yang membutuhkan bantuan kita. Kisah orang kaya dan Lazarus dalam INJIL pada hari ini (Luk 16:19-31), adalah kisah hidup kita, di mana kita lebih cepat menolong orang dari tampilan fisiknya.
Kisah ini juga adalah kisah kita di dalam keluarga dan komunitas kita di mana kita sering mangabaikan sesama kita yang datang meminta bantuan dan pertolongan kita. Kita kurang memberikan kasih sayang kepada anggota keluarga dan komunitas. Lapar dan haus akan cinta kasih di dalam keluarga dan komunitas tidak bisa dipuaskan, karena masing-masing anggota sekarang sibuk dengan urusan duniawi, sibuk HP masing-masing. HP mendekatkan yang jauh, tapi HP juga menjauhkan yang dekat. Menjauhkan relasi kekeluarga, Menjauhkan relasi kasih di dalam keluarga atau komunitas.
Dalam relasi dunia digital, HP, Kita menjadi berkat di dunia maya, tetapi terkadang kita lupa menjadi SAUDARA DI DUNIA NYATA, di mana relasi dan komunikasi menjadi hambar. Dalam Nada Nabi Yeremia, “betapa liciknya hati, lebih licik dari segala sesuatu! Hati yang suda membatu siapakah yang dapat mengetahuinya? Aku Tuhan, yang menyelidiki hati dan menguji batin untuk memberi balasan kepada setiap orang setimpal denan hasil perbuatannya.”
Sahabat SENDAL SERIBU yang terkasih,
Selagi masih ada waktu untuk bersama di dunia ini, jadilah berkat dengan membagi cinta di dalam keluarga dan komunitas kita, hari ini. Jangan tunda lagi. Tuhan Memerlukan Kita Hari Ini.
Tuhan, benih cinta telah Engkau tanam di dalam hatiku agar aku mampu mencintai sesama yang hadir dalam jalan hidupku. Kobarkanlah selalu semangat di dalam diriku untuk mencintai sesamaku yang hadir dalam jalan kehidupanku dengan tulus, tanpa memandang rupa, tanpa pamrih.Tuhan Yesus penuhi dan isi hatiku dengan KASIHMU. Sebab Engkaulah Tuhan dan pengantara kami, kini dan sepanjang segala masa, Amin.
Salam dan doaku KASIH PUTIH dari HATI yang TULUS MENCINTAI
Berkat dan doaku
Pastor Ryano Tagung, Pr
Omnia Sunt Gratia Caritate Dei
Semua Karena Kasih Karunia Allah!
=1 Kor 15:10=
Servire Dio Con Amore e Gioia
Melayani Allah dengan Cinta dan Sukacita
Ikuti infopertama.com di Google Berita dan WhatsApp Chanel