Ruteng, infopertama.com – Atas nama pemerintah daerah menyampaikan terima kasih banyak kepada Yayasan Ayo Indonesia yang telah memberi perhatian khusus kepada teman-teman disabilitas yang tidak membutuhkan bantuan lebih atau khusus. Tetapi, mereka hanya butuh diperlakukan sama dengan orang lain.
Yayasan Ayo Indonesia telah berkontribusi memberdayakan para penyadang disabilitas dengan pendekatan inklusif untuk berbisnis melalui program KUBIK.
Hal ini disampaikan Fedrikus Jenarut, Plt. Kepala Dinas Koperasi dan UKM Manggarai dalam sambutannnya ketika membuka kegiatan pelatihan Vokasi Usaha Kios Sembako Bagi Penyandang Disabilitas yang bergabung dalam Program KUBIK (Kelompok Usaha dan Bisnis Inklusif), Kerjasama Yayasan Ayo Indonesia dengan NLR, Rabu (6/9/2023), bertempat di Aula Kantor Koperasi Simpan Pinjam (KSP) Mawar Moe. Peserta pelatihan berjumlah 19 orang dengan ragam disabilitas sensorik dan fisik.
Saya merasa bangga kepada anda sekalian, ungkap Diki, sebab memilik nyali untuk berbisnis dibandingkan dengan orang lain yang bukan difabel lebih memilih bekerja dengan orang untuk menjadi karyawan atau pegawai dari pada membangun usaha sendiri. Hanya orang yang punya nyali saja, kata Diki, yang berani membuka usaha sendiri terlepas ada hambatan, tantangan dan peluang yang tidak tidak terlalu besar tetapi mau menjadi pemimpin bagi dirinya sendiri dengan berusaha secara mendiri.
Kelebihan dari anda sekali yang mengikuti pelatihan pada hari ini, ujarnya, adalah punya keberanian atau nyali untuk berbisnis. Tidak mau terlalu bergantung pada orang lain, memilih menjadi komandan bagi diri sendiri dan tidak tunggu perintah dari orang. Sekali lagi, saya menyampaikan terima kasih kepada Yayasan Ayo Indonesia yang berkenan memfasilitasi kegiatan seperti ini yang akan membangkitkan semangat bagi teman-teman penyandang disabilitas untuk fokus pada usaha sembako.
Jeri Santoso, Koordinator program KUBIK, penanggungjawab dari kegiatan pelatihan tersebut dalam penjelasan tentang maksud dan tujuan diselenggarakan kegiatan mengatakan bahwa pelatihan ini dimaksudkan agar para peserta pelatihan yang sudah menjalankan usaha kios atas dukungan program KUBIK memiliki keterampilan terkait pembukuan untuk mencatat stok barang harian, mencatat barang yang masuk dan keluar, cara melayani para calon pembeli, pengaturan tempat pajangan, pengaturan akses masuk kios, kemudian terkait pengelolaan keuangan, memahami koperasi kredit sebagai tempat menyimpan uang (menabung), berinvestasi serta sumber permodalan sehingga usaha kios benar-benar dikelola lebih baik, pendapatan terus meningkat.
Narasumber pada pelatihan ini, ada 2 orang, yaitu Martin Tarigan, Head Supervisor di YtelMart dan Rikhardus Roden, salah satu anggota Badan Pengurus dari Koperasi Simpan Pinjam (KSP) CU Florette.
Kepada Plt. Kepala Dinas Koperasi dan UKM Manggarai, para peserta Program KUBIK dan Peserta lain yang bukan sasaran program KUBIK, dia juga menjelaskan juga bahwa sejak tahun 2022 Yayasan Ayo Indonesia atas dukungan LNR mendorong 25 orang penyandang disabilitas untuk berbisnis (wirausaha) hortikultura, kios sembako, penjualan sayur mayur, peternakan, tenun, obat tradisional, dan menjahit. Peserta yang hadir pada pelatihan hari ini adalah peserta program KUBIK yang telah mengembangkan usaha kios sembako.
Rikhardus Roden, salah satu narasumber, dalam menjelaskan melek keuangan kepada para peserta pelatihan, berharap, usaha kios yang dipilih oleh para peserta KUBIK sebagai sumber penghidupan merupakan bagian dari Rencana Anggaran Pendapatan Belanja yang bertujuan untuk meningkatkan pendapatan. Peserta harus yakin bahwa usaha kios adalah cara untuk menambah pendapatan.
Hal yang penting dilakukan dalam menjalankan usaha kios berdasarkan sudut pandang melek keuangan, adalah membuat keputusan yang tepat terkait pengelolaan keuangan dari pendapatan kios per hari, dimana sebaiknya 10 -20 persen ditabung di Koperasi Kredit untuk tujuan investasi, baik langsung maupun tidak langsung (uang mencari uang), persiapan modal jika skala usaha kios ditingkatkan di masa mendatang dan juga untuk mempersiapakan biaya pendidikan bagi anak-anak, kesehatan, asuransi dll.
Investasi langsung, jelas Rikhard, maksudnya, adalah uang atau modal digunakan (ditanam) untuk usaha. Misalnya usaha kios, hortikultura, tenun, dsb. Sedangkan investasi tak langsung, adalah uang yang kita peroleh sebagai pendapatan dari usaha tadi disimpan di koperasi kredit pada jenis simpanan deposito dengan mempertimbangkan nilai bunganya.
Di Koperasi Simpan Pinjam CU Florette, kata Rikhard, ada satu jenis simpanan deposito, namanya SISUKA (Simpanan Sukarela Berjangka), dengan pemberlakuan bunga deposito, yaitu, untuk Jangka Waktu 3 bulan diberikan bunga 4 % / tahun, Jangka Waktu 6 bulan, bunga 5 % / tahun, Jangka Waktu 9 bulan, bunga 5,5 % / tahun, dan Jangka Waktu 12 bulan diberikan bunga 6,0 % / tahun. Melihat nilai bunga dari jenis simpanan ini, maka saran Rikhard, sebaiknya teman-teman “menanam” (investasi) di Koperasi Simpan Pinjam CU Florette.
Sedangkan Martin Siagian, Head Supevisor YtelMart pada sesi berikutnya menjelaskan tentang managemen pemasaran. Menurut Philip Kotler, seorang ahli pemasaran terkenal, jelas Martin, managemen pemasaran adalah sebuah analisis perencanaan, yang diawali dengan rencana kemudian diimplementasikan dan pengendalian sebagai sebuah tahapan yang dirancang untuk menghasilkan keinginan pasar.
Pengendalian yang dimaksud adalah pengecekan terakhir, bagaimana kita mengecek apa yang telah kita lakukan, apa yang kita sudah rencana sudah berjalan semua atau tidak. Tujuan pemasaran itu, pada intinya adalah untuk memaksimalkan keuntungan, kemudian untuk mencapainya kita harus memiliki strategi dalam bentuk rencana dan tugas (aktivitas).
Tugas kita sebagai penjual, Jelas Martin, adalah pertama, mengenal produk secara mendalam dan memperkenalkanya (promosi) kemudian kepada calon pembeli dengan cara bicara atau komunikasi yang baik (ramah) agar bisa menarik calon pembeli untuk membeli. Kita harus sungguh tahu tentang barang yang kita jual.
Cara lain yang baik, lanjut Martin, untuk memperkenalkan kita punya produk atau barang jualan kepada calon pembeli adalah melalui media sosial (facebook, WhatsApp, Tik-Tok, Instagram). Kedua, memastikan kepuasan konsumen, misalnya bapak-ibu yang punya kios, agar dipastikan berada dalam kios ketika sudah dibuka supaya konsumen bisa langsung dilayani, melayani mereka dengan penuh keramahan sehingga dalam mindset konsumen kita dikenal sebagai kios yang menunjukkan pelayanan yang baik.
Ketiga, mempunyai target penjualan, dari pengenalan produk tadi kita harus punya target. Misalnya, barang A, dia harus laku dalam jumlah berapa dalam sehari atau seminggu? Oleh karena itu kita harus mencatat mana barang yang cepat laku (fast moving) dan barang yang lambat laku (slow moving) supaya menjadi acuan dalam menentukkan target penjualan dan jenis barang yang diorder berikutnya.
Kemudian membuat rekapan penjualan harian, jumlah barang yang laku dan yang belum laku. Lalu, menghitung apakah pendapatan hari itu minus, kurang atau plus, jika minus mengapa? Hal ini penting sebab sadar atau tidak sadar kita sering juga mengambil barang di Kios untuk dipakai atau dikonsumsi sendiri tanpa melalui proses pembelian.
Dia juga menggarisbawahi satu hal yang sangat penting, yaitu cara memajangkan barang yang dijual pada Rak dimana posisinya harus menempatkan merek produk ke arah calon pembeli, konsumen begitu masuk ke kios kita, dia langsung tahu mereka atau jenis barang yang dijual.
Dia juga menambahkan bahwa setiap kejadian penjualan barang harus dicatat dalam buku stok yang memuat informasi tentang nama barang, jenis barang, jumlah barang yang ada, merek barang, jumlah yang laku, jumlah yang belum laku, dan masa berlaku dari masing-masing barang. Buku stok ini harus selalu diopname, bisa setiap 3 bulan, 6 bulan dan 12 bulan. Informasi dari buku stok ini, akan membantu kita dalam menentukn barang yang diorder.
Edu, salah peserta program KUBIK yang mengembangkan usaha kios sembako di Kampung Dalo, Kecamatan Ruteng ketika dimintai tanggapan terkait materi pelatihan mengatakan bahwa materi pelatihan yang diberikan sangat penting dan dibutuhkan bagi kami, khususnya saya, dimana tadi dijelaskan tentang pembukuan stok barang yang dicatat setiap hari, di dalamnya memuat informasi jenis dan jumlah barang yang ada, yang sudah dan belum laku dari segi jumlah, kemudian yang lambat laku. Saya akan membuat buku ini untuk menjadi pegangan dalam mengelola usaha kios.
Ikuti infopertama.com di Google Berita dan WhatsApp Chanel