Petani Sayur-sayuran Bangun Kemitraan Bisnis dengan Distributor

Ruteng, infopertama.com – Situasi permintaan sayur-sayuran yang cukup tinggi di pasar Ruteng. Sayangnya, belum mampu dipenuhi oleh petani-petani di manggarai sehingga para pedagang dan distributor sayur-sayuran terpaksa mendatangkannya dari luar Manggarai, seperti Ngada, Sulawesi dan Bima.

Pernyataan ini disampaikan oleh Nikolaus Jebarut, salah satu distributor sayur-sayuran di Pasar Ruteng kepada 45 orang petani dari 15 wilayah paroki pada pertemuan membangun jaringan bisnis antara petani produsen dengan distributor hortikultura di Pasar Ruteng, kamis (25/1/2024) di aula Kantor Koperasi Simpan Pinjam Credit Union Florette.

Petani peserta pertemuan merupakan petani dampingan Yayasan Ayo Indonesia pada proyek pemberdayaan sosial ekonomi kerjasama lembaga ini dengan Missionprokur SVD Steinhausen Swiss. Sebagian besar para peserta merupakan anggota dari Koperasi Simpan Pinjam CU Florette yang menjadi target untuk mendapatkan pinjaman musiman.

Rikhardus Roden Urut, Koorinator Program Pemberdayaan Sosial Ekonomi kepada para peserta ketika menyampaikan kata sambutan untuk membuka acara pertemuan tersebut. Ia mengatakan bahwa tujuan pertemuan ini, adalah untuk membangun kemitraan bisnis antara petani dengan pihak distributor (pembeli) sayur-sayuran di Pasar Ruteng. Sehingga, ke depan pola/waktu tanam serta volume sayur-sayuran yang diusahakan dari para petani disesuaikan dengan situasi permintaan pasar Ruteng. Dan juga, secara rutin petani bisa mendapatkan informasi kebutuhan dan harga sayur-sayuran setiap hari.

Dia menjelaskan juga alasan kenapa pertemuan dilaksanakan di salah satu ruangan dari KSP CU Florette. Hal ini mau menunjukkan kepada para peserta bahwa KSP CU Florette merupakan lembaga keuangan non bank yang bisa menyediakan modal usaha dalam bentuk pinjaman musiman kepada para petani dengan bunga rendah. Dan juga, petani bisa menyimpan uang di lembaga ini pada simpanan saham-non saham untuk masa depan bahkan bisa menjadi sumber pendapatan pasif jika disimpan dalam jumlah besar pada produk simpanan non saham.

Petani Sayur-sayuran

Pada kesempatan itu juga, dia menginformasikan bahwa 2 orang dari para peserta pertemuan merupakan anggota dari KSP CU Florette. Mereka sudah sering dilayani pinjaman musiman untuk agrobisnis dengan nilai pinjaman 6 juta selama satu musim tanam.

Selain itu, dia membagi pengalaman ketika berkunjung ke Stasi Wari Keo, Paroki Mangu Lewa (Bajawa) yang merupakan pemasok sayur-sayuran ke pasar Ruteng. Di Stasi ini, ujarnya, para petani memproduksi sayur-sayuran setiap bulan dengan memanfaatkan lahan di pekarangan dan kebun.

Setiap jengkal tanah, baik di pekarangan dan kebun oleh orang di sana, cerita Rikhard, dimanfaatkan sebagai sumber cuan. Dan, orientasi usaha mereka memang untuk ekonomi atau kesejahteraan, budaya bisnis orang-orang di sana sangat kuat.

Adapun menurut Niko, narasumber pada pertemuan itu, lebih dari 50-an persen, sayur-sayuran dan buah-buahan di pasar ruteng dipasok dari luar manggarai. Yakni untuk jenis Kol, Sawi, Wortel, Pakcoi, Vanboks, Tomat, Cabe, Mentimun, Kestela, labu hijo, daun bawang, Mangga, kacang panjang, bunci, dan pisang.

Hanya, beberapa petani di Kecamatan Langke Rembong, Ruteng, Satar Mese Utara, Lelak, Rahong Utara, dan Wae Ri’I yang selama ini menjadi pemasok sayur-sayuran ke pasar ruteng namun belum memenuhi permintaan pasar (konsumen), volumenya sangat sedikit. Apalagi mereka tidak memproduksi sayur-sayuran setiap bulan dengan alasan kurang tersedia pupuk dan karena faktor hujan.

Padahal, pada musim hujan harga sayur-sayuran cukup baik dengan kata lain harga belinya lumayan tinggi saat musim seperti itu.

“Petani kita di manggarai tidak menangkap peluang ini sehingga kami sebagai pembeli mau tidak mau harus membeli sayur-sayuran dari luar manggarai meskipun kami sangat menyesal juga, kenapa harus membeli dalam jumlah banyak sayur-sayuran dari luar. Kenapa uang kami tidak diberikan kepada petani-petani di Manggarai. Tidak salah memang karena jumlah sayur-sayuran yang disediakan oleh petani di manggarai sangat sedikit,” ungkap Niko.

Pengiriman sayur-sayuran setiap hari dari luar, khususnya dari Kabupaten Ngada, kata niko, sangat banyak volumenya, petani kita hanya jadi penonton saja tidak memandang situasi ini sebagai peluang ekonomi. Kurang lebih 10 persen sayur-sayuran yang masuk ke pasar ruteng berasal dari Manggarai Barat dan Timur terutama jenis sayur bayam, kangkung, ketimun dan daun singkong sedangkan 40-an persen dipasok oleh petani-petani di Manggarai.

Kelemahan petani kita, ujar Niko, tidak membaca peluang pasar, terlalu banyak waktu untuk bertamu atau lejong yang tidak perlu. Semestinya, mereka harus mengetahui situasi pasar dan kurangi lejong setelah itu fokus usaha di kebun bahkan kelemahan lain selalu saja dijumpai petani kita yang masih sering mengeluh, seperti tidak tanam sayur karena masalah hujan, musim hujan bisa menjadi peluang yang menjanjikan untuk beberapa jenis sayur, sepeti kol, sawi, fanboks.

Selain itu, lanjutnya, kami juga menemukan alasan, tidak ada modal untuk bisnis atau meningkatkan skala usaha bagi petani yang sudah lama menanam sayur-sayuran padahal ada koperasi kredit atau CU yang bisa menjadi tempat menyimpan dan meminjam uang, seperti KSP Mawar Moe dan KSP CU Florette.

Kelemahan lain, dari beberapa petani kita, jelas Niko, adalah volume sayur-sayuran yang dijual sangat sedikit, tidak tahu cara menentukkan harga, dan tidak mencari tahu informasi harga di pasar sehingga sering terjadi mereka menjual di pasar dengan harga tinggi, mestinya mereka juga harus memahami bahwa dalam bisnis itu antara produsen, pedagang, dan konsumen harus sama-sama puas, tentu harus tetap dapat untung.

Niko, di akhir pemaparannya menyatakan kesediaannya untuk menjadi mitra bisnis sayur-sayuran dari para petani peserta pertemuan.

Namun, ada beberapa syarat dan catatan penting yang harus ditaati untuk dijalankan, oleh kedua belah pihak, antara lain; 1) Sayur yang ditanam dan dijual kepada pihak distributor harus memprioritaskan penggunaan pupuk organik sebagai sarana produksi. 2) Menyediakan sayur-sayuran dengan berbagai jenis secara kontinyu dalam jumlah yang banyak, dan bermutu baik.

3) Petani harus memberikan informasi tentang jenis sayur-sayuran yang ditanam dan Waktu Panen secara rutin kepada pihak distributor. 4) Menyampaikan informasi yang jujur tentang jumlah dan mutu sayur-sayuran kepada pihak distributor.

5) Jika sudah bekerja sama maka sangatlah penting jaga kepercayaan, khususnya terkait Mutu. 6) Para Petani harus menjadi anggota dari Koperasi Kredit untuk menyimpan dan meminjam permodalan guna menjamin kontinuitas produksi.

7) Pihak distributor akan berbagi informasi tentang sayur-sayuran yang banyak dibutuhkan pasar secara rutin. 8) Penetapan Harga penjualan oleh petani tergantung kepada kondisi harga pasar saat itu.

Dan, 9) Insentif dari Distributor kepada para petani adalah jika volume sayur-sayuran yang disediakan sesuai dengan kebutuhan distributor maka distributor mengambil langsung sayur-sayuran di kebun dengan harga beli sesuai dengan harga pasar saat itu.

Dia juga menyerahkan benih sayur-sayuran kepada 5 orang peserta sebagai langkah awal dalam menjalin kemitraan.

Kita harus menjaga lingkungan hidup dari kerusakan

Sedangkan Pater Kristianus Sambu, SVD yang diminta memberi motivasi untuk memperkuat spirit para peserta dalam menjalankan usahanya mengatakan bahwa sebagai orang beriman kita harus sejahtera dari apa yang kita usahakan di kebun dan kandang sebab kita harus berkecukupan pangan dan pakaian, tidak boleh dalam kondisi lapar dan berpakaian compang camping ketika mau bertemu dengan Tuhan dalam perayaan ekaristi setiap hari minggu.

Kongregasi Serikat Sabda Allah dari awal misinya di Manggarai memberi perhatian pada penguatan rohani dan jasmani umat melalui layanan pastoral diakonia pada bidang pertanian (tanam vainili, kopi), kehutanan, pertukangan, dan peternakan. Kami bekerja dengan baik dan sungguh-sungguh serta hasilnya bermutu.

Karya-karya pastoral ini mau memberi kekuatan kepada kita bahwa hidup kita dari dua aspek, yaitu rohani dan jasmani harus terpenuhi.

Semua apa yang kita lakukan dari dulu hingga saat ini, sebenarnya kita mau menjawabi apa yang disampaikan oleh Tuhan, mulai dari awal mula ketika dunia diciptakan dan dalam kitab kejadian itu Bab 1 ayat 28 setelah Tuhan menciptakan segala sesuatu termasuk manusia, lalu Dia bilang taklukan bumi berkuasalah atas ikan-ikan di laut dan binatang-binatang.

Bahasa takluk atau menguasai ini bukan berarti menjajah atau eksplorasi untuk kepentingan diri sendiri tetapi Bahasa Paus Fransiskus dalam Laudato Si agar kita mengelola bumi ini dengan baik, tidak merusaknya sehingga ia dapat berguna untuk diri kita sendiri, sesama, dan lingkungan juga.

Sebagai petani kita harus menjaga bumi di tahun pastoral ekologi integral 2024 dan seterusnya agar hasil tanaman kita berkualitas dengan menggunakan pupuk organik sehingga dengan cara ini kita bisa hidup sejahtera, dimana kita punya rumah yang layak, pangan tercukupi, dan memiliki pakaian bagus.

Petani-petani yang hadir pertemuan datang berasal dari Wilayah Paroki Ekaristi Kudus Ka Redong, Rejeng, Todo, Bea Muring, Borong, Narang, Iteng, St Klaus Kuwu, Tanggar, Cancar, Rentung, Golo Welu, Langke Majok dll.

Ikuti infopertama.com di Google Berita dan WhatsApp Chanel 

 

error: Sorry Bro, Anda Terekam CCTV