Cepat, Lugas dan Berimbang

Menyadari Keberadaan yang Indah

Narasi Manipulatif

Oleh Edi Danggur

Banyak orang sering melihat keadaan sekitarnya seolah-olah serba tidak baik. Begitu ada hal baru atau kebijakan baru dari pemerintah atau yang punya otoritas dalam bidang tertentu maka kebijakan itu langsung ditolak.

Ada banyak perusahaan swasta nasional yang hendak berinvestasi di daerah. Persepsi buruk pun langsung dikampanyekan ke ruang publik. Itu kapitalis! Itu kaki tangan para oligarki di pusat kekuasaan.

Bibit-bibit delusi pun disemaikan ke otak kaum muda. Kaum neoliberal sedang hadir membawa ketidakadilan. Kaum kapitalis sedang merampok tanah masyarakat. Investor adalah penghisap darah dan setan pencabut nyawa masyarakat.

Penolakan pun diorganisasikan sedemikian rupa, penuh dengan hiruk-pikuk, ada protes melalui surat, ada demo disertai ajakan mogok massal.

Ada penegakan hukum oleh aparat penegak hukum dengan menangkap, menahan dan minta pertanggungjawaban atas dugaan tindak pidana yang mereka lakukan.

Benarkah kebijakan menghadirkan investor ke daerah mendatangkan ketidakadilan dan kekacauan atau hiruk-pikuk serta kekacauan di tengah masyarakat di daerah?

Kekacauan Hanya Ada Dalam Persepsi

Dalam banyak hal, klaim-klaim demikian hanya merupakan anggapan, persepsi, asumsi semata-mata.

Demi mempertahankan anggapan, persepsi atau asumi itu, keberadaan sesama jadi mainan. Sesama dipersepsikan sebagai orang tak berdaya, miskin, lemah, dan korban ketidakadilan.

Apakah realitasnya demikian? Tidak! Mereka ini sebenarnya adalah kumpulan orang-orang yang tidak pernah menyadari kebaikan. Mereka tidak pernah menyadari keindahan dalam eksistensi manusia di sekitarnya.

Realitasnya tidak seburuk yang ada dalam persepsi mereka. Mereka seharusnya menyadari bahwa realitas itu tidak pernah salah, tetapi selalu benar. Yang salah adalah persepsi, anggapan atau asumsi kita tentang realitas itu.

Oleh karena itu, bagaimana cara mencari kebenaran dalam realitas yang dipersepsikan hiruk pikuk dan kacau balau itu?

Ubahlah Persepsimu

Caranya sangat mudah! Ubahlah persepsi atau asumsimu maka segera kau temukan kebenaran dalam realitas itu.

Katakan pada diri kita masing-masing bahwa segala sesuatu dalam hidup ini baik adanya. Mungkin dalam persepsi dan asumsimu, semuanya kelihatan kacau-balau, ruang publik itu penuh hiruk-pikuk, tetapi sesungguhnya hidup itu baik adanya.

Tragisnya memang di sini! Sebagian besar orang, tidak pernah melihat bahwa segala sesuatu itu baik adanya.

Orang yang tidak menyadari kebaikan di sekitarnya bagai orang yang sedang tidur. Mereka sedang berada dalam mimpi buruk, mimpi yang sangat menakutkan.

Bagi yang sedang tidur, patut disadarkan: Ayo, bangun! Berhentilah bermain dengan mainan Anda. Masyarakat yang Anda persepsikan tak berdaya dan korban ketidakadilan, jangan dijadikan mainan”.

Membangunkan orang dari tidurnya, itu memang bukan pekerjaan mudah. Sebab bagi orang yang tertidur, mereka sudah merasa nyaman dan enak di tempat tidur mereka. Mereka merasa nyaman dengan ilusi mereka.

Bagi yang membangunkan mereka yang tertidur, harus hati-hati! Itu hal yang sangat menjengkelkan bagi orang-orang yang sedang tertidur itu.

Jangan katakan: “Sebagai teman, aku berniat baik untuk membangunkanmu!” Itu sia-sia. Sebab di benak orang-orang yang tertidur lelap, siapa pun yang membangunkan mereka akan dianggap musuh, lawan, yang harus disingkirkan.

Anda tetap nekat membangunkan mereka? Boleh. Silakan. Tetapi, jangan Anda persepsikan sebagai pahlawan yang berhasil membangunkan mereka.

Jika berpikir begitu, Anda sedang dalam siksaan oleh persepsimu sendiri. Anda akan sangat kecewa. Sebab, bisa-bisa Anda akan mereka cap sebagai orang yang tidak punya hati untuk orang lain, orang yang tidak bersolider, atau tidak berempati dengan orang lain.

Bahkan Anda akan dicap sebagai pengkhianat demi kepentingan opportunistik, sambil mereka menepuk dada seolah-olah sebagai pahlawan atau malaekat penolong bagi orang kecil, miskin, lemah dan tak berdaya.

Lalu bagaimana sebaiknya? Katakan saja begini pada dirimu sendiri: “Urusan saya adalah melakukan apa yang ingin saya lakukan: menarikan tarian saya, membangunkan kamu.

Bila Anda memperoleh manfaat dari apa yang saya lakukan, syukurlah”. Tetapi, kalau ternyata mereka yang tertidur itu, yang hendak Anda bangunkan itu justru merasa tidak ada manfaatnya? Ya, katakan: “Sayang sekali!”

Benar kata pepatah Arab: “Sifat hujan pada dasarnya sama. Bisa membuat semak berduri tumbuh di rawa-rawa. Tetapi pada saat yang sama, hujan bisa membuat bunga-bunga tumbuh di taman Anda”.

Maka, katakan kepada diri Anda: Ini adalah keberadaan yang indah. Saya rangkul dan menghidupinya dalam hidup harianku. Saya tidak mau dikendalikan oleh ilusi dan persepsiku yang salah yang selalu membelengguku.

Jakarta, 7 Mei 2023

Ikuti infopertama.com di Google Berita dan WhatsApp Chanel