Cepat, Lugas dan Berimbang

Membangun Kesejahteraan Psikologis pada Lansia

Kesejahteraan Lansia
Drs. T.A. Prapancha hary, M.Si., Psikolog (dok. pribadi)

Oleh: Drs. T.A. Prapancha Hary, M.Si., Psikolog*

Hidup sejahtera menjadi dambaan setiap individu agar tercapai kebahagiaan. Sejahtera tidak hanya ditentukan kondisi lahir, namun dapat ditentukan pula kondisi batin. Sejahtera kondisi batin dapat diistilahkan dengan kesejahteraan psikologis atau psychologicall wellbeing.

Kondisi psikologis yang sejahtera dapat terlihat dari suasana hati dan emosi yang positif, puas dengan kehidupan yang dijalani dan memaknai hidup secara positif. Ryff & Keyes (1995) menyebutkan bahwa kesejahteraan psikologis meliputi penerimaan diri, penguasaan lingkungan, kemampuan membangun relasi positif, memiliki tujuan hidup,memiliki pribadi yang tumbuh dan berkembang, kemampuan untuk otonomi/mandiri.

Lebih lanjut Ryff dan Keyes menjelaskan pula bahwa salah satu faktor yang menentukan kesejahteraan psikologis adalah tingkat usia. Penelitiannya melibatkan 1.108 responden dengan kategori usia dewasa awal usia 25-29 tahun, dewasa akhir usia 30-64 tahun, lansia usia lebih dari 65 tahun. Hasil penelitiannya menunjukkan bahwa tujuan hidup dan pertumbuhan pribadi lebih tinggi pada usia yang lebih muda daripada yang lebih tua. Sedangkan penguasaan lingkungan dan relasi positif lebih tinggi pada usia yang lebih tua. Penerimaan diri dan kemandirian tidak ada beda dilihat dari tingkat usia. Secara khusus ada perbedaan jenis kelamin dilihat dari relasi positif.

Kesejahteraan psikologis merupakan hal yang penting bagi keberlangsungan hidup lansia, karena permasalahan dapat dialami individu ketika memasuki masa lansia. Hurlock (2018) menyebutkan beberapa masalah yang dapat dialami lansia, yaitu kondisi kesehatan fisik yang mulai menurun, masalah kesehatan, keadaan ekonomi, relasi yang terbatas, mengembangkan kegiatan baru untuk mengisi waktu luang.

Kondisi permasalahan tersebut membutuhkan upaya untuk tetap bangkit membangun kesejahteraan psikologis agar hidup lebih bermakna. Sumber makna hidup dapat diperoleh dari nilai-nilai kreatif, nilai-nilai penghayatan dan nilai nilai bersikap.

Lansia dapat menghayati hidup agar tercapai kesejahteraan psikologis dengan berusaha memahami diri, memaknai diri, mengubah sikap ke arah yang lebih baik, berkomitmen terhadap diri sendiri untuk berupaya menjadi lebih baik, melakukan kegiatan yang terarah. Selain yang bersumber pada diri sendiri, ada hal lainnya yang mendukung yaitu dukungan sosial. Lansia membutuhkan dukungan sosial dari lingkungannya yang berasal dari anak, keluarga, saudara, teman, sahabat dan pihak-pihak yang berada di lingkungan sekitarnya.

Berikut ini beberapa hal yang dapat dilakukan oleh lansia agar kesejahteraan psikologisnya tetap terjaga:

1. Berani menerima segala kekurangan dan kelebihan diri

Setiap individu akan sangat sulit untuk menerima kekurangan diri, akan tetapi bagi individu yang berhasil menerima kekurangan diri dengan baik maka akan tercipta pikiran yang tenang. Lansia tidak perlu memiliki keinginan yang berlebihan jika melakukan sesuatu. Asalkan dapat mengerjakannya dengan nyaman saja sudah cukup. Walaupun terkadang hasilnya kurang maksimal, tetapi ini merupakan hasil kerja diri sendiri. Inilah yang dikatakan sebagai cerminan dari menghargai diri sendiri.

2. Menjalin hubungan positif dengan sekitarnya

Menjalin hubungan yang positif akan memberikan lansia sebuah kebebasan untuk berekspresi dan tanpa beban. Komunikasi merupakan kunci dalam menjalin hubungan agar menjadi lebih positif. Jika hubungan yang positif sudah tercapai, lansia akan lebih tenang, lebih percaya diri, lebih sehat, dan lebih bahagia dalam menjalani kehidupan sehari-hari.

3. Tujuan hidup jelas

Sebagian besar lansia telah kehilangan tujuan hidup. Hal ini dapat terjadi jika anak-anak sudah memiliki kehidupan dan kesibukannya masing-masing, sehingga perhatian terhadap lansia berkurang. Saat usia senja pun menyebabkan aktivitas tidak lagi sesering dulu karena keterbatasan fisik lansia. Untuk mengembalikan aktivitas sehari-hari agar kembali bergairah, lansia dapat melakukan beberapa kegiatan ringan secara rutin, seperti tetap menekuni hobi, berkebun, olahraga ringan hingga bermain dengan cucu. Akhirnya, kualitas hidup lansia akan lebih berwarna dan lebih menyenangkan.

4. Mampu beradaptasi dengan lingkungan

Terkadang untuk beradaptasi dengan lingkungan akan lebih sulit karena keterbatasan fisik, akan tetapi penting untuk terus menjalankan kegiatan dengan keluarga atau sahabat.

Interaksi-interaksi sosial seperti ini dapat membantu menjaga kesehatan psikologis, lalu membuat pikiran lebih terbuka terhadap hal-hal baru. Psikologi lansia pun dapat terjaga dengan baik.

5. Mampu Membangun Diri

Walaupun sudah berusia senja, namun lansia tetap disarankan untuk mengisi waktu luang dengan menekuni hobi. Lakukan pekerjaan yang ringan misalnya berkebun, memelihara hewan ternak dan lain-lain. Terpenting adalah agar memiliki kesempatan untuk tetap mengembangkan diri. Menyibukkan diri dengan hal positif akan membuat lansia merasa senang sehingga kestabilan mental dapat terjaga. Hal ini juga akan membuat pikiran atau akal tetap terasah sehingga tidak merasa terpenjara di dalam rumah.

6. Mengatur aktivitas fisik yang akan dilakukan

Mengatur aktivitas fisik pada lansia tidak dapat disamakan dengan olahraga anak muda. Individu yang sudah berusia lebih dari 65 tahun tetap disarankan untuk tetap berolahraga, namun olahraga ringan saja. Aktivitas fisik pada lansia memberikan banyak keuntungan seperti keseimbangan tubuh lebih stabil, terhindar dari penyakit, dan menjaga kondisi psikologis.

Kegiatan fisik lansia sebaiknya dikonsultasikan terlebih dulu dengan dokter atau ahli kesehatan. Beberapa aktivitas fisik yang dapat dilakukan lansia antara lain jalan kaki, bersih-bersih rumah, bersepeda, naik-turun tangga, sampai berkebun. Sedangkan untuk olahraga yang sedikit berat antara lain seperti yoga, jalan cepat, renang, tenis lapangan dan bulu tangkis.

*Penulis adalah dosen pada Fakultas Psikologi UST Yogyakarta.

                    

Ikuti infopertama.com di Google Berita dan WhatsApp Chanel