Pater Kritianus Sambu SVD, Pastor Paroki Ekaristi Kudus Ka Redong kepada para peserta mengatakan bahwa Kongregasi SVD pada awal karya misinya di Manggarai Para Misionaris mengajarkan umat tentang pertukangan, pertanian dan peternakan. Hal ini dimaksudkan untuk meningkatkan kesejahteraan umat atau dengan kata lain umat tidak boleh lapar, memilik rumah dan terpenuhinya kebutuhan sandang (pakaian).
Umat diberi pelatihan supaya mereka terampil menjadi tukang, beternak dan bertani.

Menariknya dalam pendekatan pastoral, jelas pater Kris, Para Misionaris hadir langsung di tengah-tengah umat untuk mendorong umat memiliki semangat kerja keras, kerjasama dalam persekutuan (koinonia), berdoa, berbagi dan mewartakan injil serta praktek hidup yang baik. Itulah spiritualitas dari Santu Arnoldus Yanssen.
Kisah Sukses Noldi Katung Berbisnis Tempe
Ardoldianus Katung kepada peserta menceritakan awal dia berusaha tempe pada tahun 2016 dengan modal keberanian dan sedikit uang. Usaha tempe dipilih sebagai sumber penghidupan keluarganya.
Berpikir untuk berbisnis atau punya usaha sendiri, terbesit ketika mengalami situasi sulit saat merantau setahun di Kalimantan (2009-2010). Di sana kerja di hutan untuk mengurus perkebunan kelapa sawit dengan penghasilan relatif kecil dan saat bekerja sebagai tukang las di pulau Timor.
Pertemuan dengan Stefanus Jegaut, salah satu staf pada proyek pemberdayaan di Yayasan Ayo Indonesia, tahun 2016 di halaman Kapela Stasi Null setelah perayaan misa menguatkan hatinya untuk memilih usaha tempe.

Staf dari Ayo Indonesia ini meyakinkan saya, kata Noldi, bahwa usaha tempe sangat prospek dari segi pasar dan yang paling penting harus dikelola dengan baik. Dimulai dengan analisa usaha, menerapkan cara penjualan “jemput bola” kemudian menguasai pembukuan untuk mencatat setiap penjualan.
Yayasan Ayo Indonesia kala itu membantu 5 kg kedelai untuk mendukung usaha saya, lanjut Noldi. Dan, kedelai 5 kg tersebut diproses menjadi tempe berbekal pengetahuan dari Youtube dan pengalaman yang diajarkan stef.
Kedelai sebanyak itu, ternyata menghasilkan 60 lempeng tempe dan ketika ditawarkan kepada calon pembeli yang didatangi dari rumah ke rumah “penjualan dengan metode jemput bola”, puji tuhan mereka membeli semua.
Ikuti infopertama.com di Google Berita dan WhatsApp Chanel