Surabaya, infopertama.com – Heboh penemuan mayat seorang gadis di gudang peluru di Surabaya. Saat ditemukan, kondisinya sungguh tragis.
Ia diketahui bernama Nurdiyana (14), gadis bungsu dari bapak Waluyo (56), Kedungmangu Timur Gang III No. 10A.
Menurut keterangan sang ayah, Waluyo, putri bungsunya itu sudah hilang selama 3 minggu. Namun, ia malah ditemukan di sebuah gudang peluru.
Apa yang sebenarnya terjadi?
Matahari perlahan-lahan tenggelam mengikuti lantunan suara pujian ayat suci Alquran, sebentar lagi memasuki malam.
Pada Minggu 7 Mei itu Waluyo (56) dan anak sulungnya, Adi Setiawan (18) tengah menemui tamu di rumah.
Tamu itu orang asing yang memberi kabar kalau pernah melihat putri bungsunya, Nurdiyana (14) berada di Terminal Purabaya.
Bapak warga asal Kedungmangu Timur Gang III No. 10A ini didatangi orang asing karena dua hari sebelumnya telah menyebarkan foto Nurdiyana di media sosial.
Di media sosial itu, ia meminta tolong siapa saja yang melihat Nurdiyana untuk segera menghubunginya. Pasalnya, sudah 3 minggu Nurdiyana tidak pulang.
Nurdiyana pergi meninggalkan rumah pada tanggal 16 April lalu sekira pukul 8 pagi. Nurdiyana saat itu pamit pergi ke rumah teman untuk mengerjakan tugas sekolah.
Sejak saat itu lah Nurdiyana tak pulang, nomor teleponnya dihubungi tak pernah aktif.
Tamu itu belum pulang, tiba-tiba telepon Waluyo berdering. Ada panggilan dari Iptu Suryadi Kanit Reskrim Polsek Kenjeran.
Waluyo diminta segera pergi ke kamar mayat RSUD dr Soetomo untuk melihat jenazah yang baru saja ditemukan di Gudang Peluru Kedung Cowek.
Hatinya saat itu berdebar setelah menjawab telepon itu. Ia meyakini anaknya masih baik-baik saja karena beberapa minggu sebelumnya Waluyo pernah menanyakan keberadaan putrinya ke seorang paranormal.
Di situ disebutkan kalau putrinya ada di sebuah kota wilayah selatan dalam kondisi selamat.
Namun, untuk membuktikan kerisauan itu Waluyo kemudian memutuskan pergi ke kamar mayat, sedangkan anak bungsunya diutus pergi ke terminal Purabaya. Sebelum pergi Waluyo mengajak anak bungsunya untuk salat berjamaah.
Dua puluh lima menit perjalanan, Waluyo sampai di kamar mayat.
Sebelum menginjakkan kaki masuk ke kamar mayat Waluyo berdoa berharap jasad perempuan yang ditemukan di gudang peluru itu bukan anaknya.
Pelan-pelan Waluyo mendekati jenazah itu. Setelah diamati, hatinya hancur. Ia menangis. Bagiamana tidak, ciri-ciri jasad perempuan itu seperti putrinya. Keyakinan itu muncul lantaran tak asing dengan cincin dan baju yang menempel di badan jenazah.
“Di situ saya yakin itu anak saya,” kata Waluyo.
Dari informasi polisi jasad perempuan itu ditemukan salah seorang warga yang tengah berburu burung.
Titik lokasi penemuan berada di pojokan bangunan dekat salah satu pintu gudang peluru. Kaki kiri jenazah saat ditemukan terlentang tanpa celana.
Handphone Nurdiyana hilang. Disinyalir kuat Nurdiyana tewas karena dibunuh, lalu si pembunuh membawa kabur handphone. Sosok pembunuhan belia usia 14 tahun itu masih diselidiki polisi. Jasad Nurdiyana hingga sekarang belum dikebumikan karena masih dilakukan autopsi.
Ikuti infopertama.com di Google Berita dan WhatsApp ChanelÂ
Â