Karena itu, lanjutnya, ada beberapa hal yang saya minta untuk diperhatikan oleh saudara-saudari:
Pertama: Harus Disiplin dan Loyal terhadap perintah pimpinan, loyal terhadap negara serta loyal terhadap tugas yang dipercayakan.
Kedua: Kepintaran, Kecerdasan harus dimbangi dengan sikap santun dan menjaga pola komunikasi yang baik di lingkungan kerja masing-masing dan dalam tatanan kehidupan sosial. Akhir-akhir ini banyak sekali orang mengumbar keritikan tanpa data, suka mengutip teori dari berbagai pakar biar kelihatan dan kedengaran pintar. Menyerang secara membabi buta, menumpahkan kemarahan dalam kata dan kalimat yang mencedrai kehidupan bersama. Meneropong masalah dari jauh lalu cepat mengambil kesimpulan seolah-olah itu kebenaran sudah final, padahal sejatinya harus menyelam lebih dalam agar bisa bijak dalam melihat suatu masalah. Tentu sebagai Pelayan Publik kita melihat “Kritikan” adalah bentuk lain dari “Perhatian”, tetapi nilai perhatian akan hilang kalau diisi dengan kata dan kalimat hujatan, hinaan hingga menabrak batas tembok etika.
“Bukankah konsep pokok dalam etika adalah moralitas yang merupakan norma dari ide-ide tentang prilaku yang benar dan yang salah yang mengatur kelakuan orang dalam kehidupan sosial. Prilaku sosial orang manggarai dalam berkomunikasi juga tidak terlepas dari budaya manggarai yang sering kita dengar dalam sastra lisan atau “go’et” orang manggarai” Neka Wencu Nembur, Neka Pa’u Wau” atau dalam video jokes yang dulu sempat viral ” Peliharalah kita mulut” terkesan lucu tetapi bagi saya memiliki nilai yang dalam bahwa betapa pentingnya menjaga lisan dalam berkomunikasi.” Tutur Hery Nabit, Jumat.
Karena itu, ia menegaskan, sebagai ASN tetap menjaga pola komunikasi yang baik. “Penting saya tegaskan, kita sebagai pelayan publik bukan anti kritik, tetapi kita juga perlu melakukan edukasi bagi siapa saja yang memberi kritikan menggunakan kata-kata yang tidak mencerminkan sebagai orang yang berbudaya. Kalau ada yang salah, maka kita juga punya kewajiban untuk meluruskan dan mengatakan bahwa “Itu salah !!!”. (“Titong dan Toing”) Dan….kita tidak bisa diam, kita harus ingatkan dan sampaikan agar kesalahan itu tidak menjadi kebiasaan yang dianggap benar.”
Ikuti infopertama.com di Google Berita dan WhatsApp Chanel