infopertama.com – Kasus yang sangat menghebohkan beberapa waktu lalu yakni soal dugaan perselingkuhan seorang Pastor Katolik, Romo Agustinus Iwanti, Pr dengan seorang ibu yang masih berstatus istri orang, Helmince atau mama Sindy kini memasuki babak baru.
Helmince atau mama Sindy kekinian memilih melanjutkan hubungan asmaranya dengan imam diosesan keuskupan Ruteng, Romo Gusty Iwanti. Artinya, Helmince final memutuskan tuk meninggalkan suami sahnya, Valentinus.
Pada artikel ini, kita tidak membahas kisah asmara segitiga beda rasa antara ketiga nama di atas. Tetapi lebih umum membahas soal perselingkuhan yang umum terjadi pada mahluk berakal, manusia.
Berselingkuh adalah perbuatan yang melibatkan pengkhianatan terhadap pasangan dalam sebuah hubungan yang seharusnya eksklusif. Seringkali, banyak faktor yang memengaruhi seseorang untuk berselingkuh, termasuk unsur psikologis yang melatarbelakangi perilaku tersebut.
Artikel ini akan membahas beberapa unsur psikologis yang mungkin ada pada seseorang yang cenderung mau berselingkuh.
Ketidakpuasan dalam Hubungan
Salah satu unsur psikologis yang dapat mendorong seseorang untuk berselingkuh adalah rasa ketidakpuasan dalam hubungan mereka. Ketidakpuasan ini dapat berasal dari berbagai aspek, seperti kurangnya perhatian, keinginan yang tidak terpenuhi, atau masalah komunikasi yang tidak diselesaikan dengan pasangan mereka.
Ketidakpuasan ini menciptakan celah emosional atau seksual yang dapat dimanfaatkan oleh orang yang cenderung berselingkuh.
Rasa Ketertarikan yang Hilang
Orang yang menjadi tergoda untuk berselingkuh mungkin merasa bahwa hasrat atau ketertarikan terhadap pasangan mereka telah menghilang. Mereka mungkin mencari pengalaman baru atau sensasi yang hilang dalam hubungan saat ini.
Baca juga:
Perasaan tidak adanya gairah dalam hubungan dapat menciptakan keinginan untuk mencari kesenangan di luar hubungan yang ada.
Kebutuhan Akan Validasi
Beberapa orang mungkin merasa tidak diakui atau dihargai oleh pasangan mereka. Kebutuhan akan validasi dan perhatian dari orang lain dapat membuat mereka terjerumus dalam perselingkuhan.
Mereka mencari pengakuan dan perhatian dari orang lain sebagai cara untuk mengisi kekosongan emosional yang mereka alami.
Kurangnya Komitmen
Orang yang tidak memiliki komitmen yang kuat terhadap hubungan yang ada lebih cenderung untuk berselingkuh.
Mereka mungkin menyadari bahwa perilaku mereka akan menyebabkan rasa sakit dan pengkhianatan, tetapi kurangnya komitmen membuat mereka kurang peduli akan konsekuensi dari perilaku tersebut.
Keinginan untuk Mengeksplorasi
Beberapa orang merasa tertarik untuk menjelajahi hubungan dan kehidupan seksual yang berbeda. Mereka mungkin merasa terbatas dalam hubungan monogami dan ingin mencari pengalaman yang baru dan menarik.
Keinginan untuk mengeksplorasi dapat memicu hasrat untuk berselingkuh.
Masalah Pribadi dan Emosional
Unsur psikologis lainnya yang dapat memengaruhi kecenderungan seseorang untuk berselingkuh adalah adanya masalah pribadi atau emosional. Misalnya, seseorang yang memiliki masalah kepercayaan diri atau rasa rendah diri dapat mencari kepuasan dan pengakuan dari orang lain melalui perselingkuhan.
Pada akhirnya, perilaku berselingkuh dipengaruhi oleh berbagai unsur psikologis yang kompleks. Ketidakpuasan dalam hubungan, rasa ketertarikan yang hilang, kebutuhan akan validasi, kurangnya komitmen, keinginan untuk mengeksplorasi, dan masalah pribadi atau emosional dapat menjadi faktor yang memicu perilaku tersebut.
Penting untuk diingat bahwa setiap orang memiliki tanggung jawab pribadi dalam menjaga kepercayaan dan komitmen dalam hubungan mereka. Dan, bahwa komunikasi terbuka dan solusi konstruktif bersama pasangan dapat membantu mencegah terjadinya perselingkuhan.
Ikuti infopertama.com di Google Berita dan WhatsApp ChanelÂ
Â