Cepat, Lugas dan Berimbang

Bertobatlah Bila Sudah Berdosa

Pekan Biasa III
Sabtu, 29 Januari 2022

2Samuel 12: 1-7a.10-17; Markus 4: 35-41

Raja Daud melakukan yang jahat di hadapan Tuhan, yaitu mengambil istri Uria menjadi istrinya. Kejahatan dosa Daud ini sama halnya seperti seorang kaya raya yang “mempunyai sangat banyak kambing domba dan lembu sapi”, namun masih juga merampas dan “mengambil anak domba betina kepunyaan si miskin” untuk menjamu tamu-tamunya.

Ketika nabi Natan mengingatkan Raja Daud akan kejahatan dan dosanya itu, Daud tidak menyangkal dan menolak dosa dan kejahatannya itu. “Lalu berkatalah Daud kepada Natan: ‘Aku sudah berdosa kepada Tuhan.’ Pada saat itu juga Natan berkata kepada Daud: ‘Tuhan telah menjauhkan dosamu itu; engkau tidak akan mati. Walaupun demikian, pastilah anak yang lahir bagimu itu akan mati, karena dengan perbuatan itu engkau sangat menista Tuhan'” (2Sam 12: 13-14). Mendengar hal itu, “Daud memohon kepada Allah bagi anak itu; ia berpuasa dengan tekun, dan apabila ia masuk ke dalam, semalam-malaman ia berbaring di tanah. Maka datanglah para tua-tua yang ada di rumahnya untuk meminta ia bangun dari lantai, tetapi Daud tidak mau; juga ia tidak makan bersama-sama dengan mereka” (2Sam 12: 16-17).

Seperti Daud dalam kisah ini, kita bisa saja berdosa, entah dosa kecil atau ringan maupun dosa besar atau berat. Apabila kita berdosa, hendaklah kita tidak terus bertahan dalam dosa. Sebaliknya kita menyesal dan bertobat.

Tuhan tidak menghendaki dosa. Manusia juga semestinya membenci dosa, karena ujung akhir dari dosa adalah kematian. “Orang yang berbuat dosa, itu yang harus mati” (Yeh 18: 4.20). “Sengat maut ialah dosa” (1Kor 15: 56).

Menyadari akibat paling buruk atau paling fatal dari dosa ini, maka kita semestinya berhenti untuk berdosa. Seperti Daud kita mesti menyesal dan mengakui dosa-dosa kita. Kita mesti berpantang dan berpuasa agar kita benar-benar menyadari akibat negatif dari dosa yang merusak, menghancurkan dan mematikan. Seperti narkoba, dosa itu mungkin menjanjikan dan membawa kenikmatan.

Tetapi ujung akhir dari dosa tetap membawa kehancuran hidup atau kesengsaraan di dalam penjara atau kematian langsung di ujung pistol. Bahkan dengan dosa yang kita lakukan, ada banyak juga jumlah orang lain yang ikut menanggung penderitaan dan kesengsaraan dalam hidup, baik keluarga sendiri maupun orang lain di tengah masyarakat.

Sebab itu bila kita sudah berdosa, cepatlah menyesal dan bertobat. Janganlah kita menyimpan dosa, agar dosa itu tidak beranak pinak dalam hidup kita.

Doaku dan berkat Tuhan
Mgr Hubertus Leteng.

Ikuti infopertama.com di Google Berita dan WhatsApp Chanel