Cepat, Lugas dan Berimbang

Kolonel Simon Petrus Kamlasi dan Sejarah patung Jokowi di NTT

Ruteng, infopertama.com – Kasrem Wirasakti 612 Kupang, NTT, Letnan kolonel (Cpl) Simon Petrus Kamlasi atau SPK merupakan putra daerah Soe, Kabupaten Timor Tengah Selatan (TTS) mengungkapkan dirinya sebagai seniman di balik Patung Jokowi yang berdiri tegak di Gunung Sunu, pada 2021 lalu.

Orang nomor 2 di TNI AD NTT itu menyampaikan hal ini di Ruteng, Manggarai saat giat Bina Komunikasi (Binkom) cegah konflik Sosial di wilayah Kodim 1612 Manggarai.

Kolonel Simon Petrus Kamlasi menyampaikan hal itu saat memperkenalkan dirinya di hadapan ratusan peserta Binkom yang datang dari berbagai elemen masyarakat, tokoh adat, tokoh masyarakat, pelajar, mahasiswa dan paran insan pers.

“Bapa ibu mungkin masih ingat, beberapa tahun lalu di TTS, ada prosesi perarakan Patuh Jokowi ke puncak gunung Sunu. Itu adalah kampung saya, saya orang TTS. Kala itu tidak banyak orang yang tau siapa seniman di balik Patung Jokowi, itu adalah saya, Simon Petrus.” Ungkapnya sembari tersenyum dan mengundang decak kagum hadirin atas sosok SPK yang punya banyak keahlian.

Kolonel Simon Petrus Kamlasi

Ia mengatakan, ketika Patung Jokowi itu viral, dirinya tidak mau muncul karena tidak mau menjadi sorotan. “Tapi sekarang, saya tidak mau lagi, saya harus katakan sayalah seniman di balik patung Jokowi di Gunung Sunu.” Ungkap Kolonel Simon Petrus Kamlasi disambut aplaus hadirin yang memadati MCC Ruteng.

Ketahui, selain sebagai seniman Patung Jokowi di Gunung Sunu, SPK juga ternyata sebagai salah satu yang terlibat penuh dalam munculnya kendaran taktis (Rantis) Komodo yang menjadi kebanggaan Indonesia. Dan, satu lagi, amphibi yang menjadi karyanya 100% yang kekinian dilirik banyak negara tetangga.

Kilas Balik Patung Jokowi di NTT

Menukil pemberitaan kompas.com, Kepala Seksi Promosi Pariwisata Dinas Pariwisata Kabupaten TTS El Njukambani mengungkapkan, pembuatan dan peletakkan patung Jokowi di puncak Gunung Sunu merupakan keinginan masyarakat desa.

Menurut El, patung tersebut memiliki berat 700 kilogram dengan tinggi 3,5 meter itu. Untuk mengarak patung Jokowi, warga membutuhkan waktu 4,5 jam sampai puncak.

El mengatakan, patung Jokowi mulai diarak ke puncak gunung Sunu yang memiliki ketinggian 1.074 meter di atas permukaan laut pada 10 November 2021.

“Kegiatan ini juga sebagai bentuk penghargaan dari masyarakat Sunu terhadap Presiden Jokowi karena pada saat upacara peringatan detik-detik Proklamasi Kemerdekaan pada 2020 lalu, Pak Jokowi mengenakan busana adat mereka,” ujar El dikutip dari Kompas.com (14/11/2021).

Patung itu dibuat di Bali beberapa bulan sebelumnya. Namun, nama seniman atau pembuat patung tersebut tidak disebutkan.

Peletakan pertama pembangunan patung itu telah dilaksanakan sebelumnya oleh Bupati TTU Epy Tahun pada 30 Oktober 2021.

Patung yang terbuat dari campuran beton itu lantas dikirimkan ke NTT menggunakan kapal.

Pembangunan patung merupakan inisiatif dari Aslog Kasdam IX Udayana, Kolonel Simon Kamlasi putra asli Asmanatun.

Ibu kandung Kolonel Simon Kamlasi, Janse Halena Kamlasi Aploegi mengatakan Gunung Sunu dipilih sebagai lokasi peletakkan patung karena memiliki letak strategis dan memiliki nilai sejarah budaya.

El menyebut, warga membangun jalan di gunung yang memiliki jalur pendakian terjal tersebut sebelum mengarak patung. Warga berharap patung Jokowi ini dapat menjadi tempat wisata di Gunung Sunu.

Kata dia, proses mendirikan patung dan waktu pelaksanaannya diputuskan melalui diskusi bersama antara masyarakat, tokoh adat, dan pemerintah setempat.

Pakaian di Patung Jokowi

Pakaian di patung Jokowi Patung Jokowi di NTT dibuat dengan desain memakai pakaian adat tradisional orang Amanatun.

Patung Jokowi itu mengenakan baju berwarna putih yang dilengkapi kain tradisional berwarna merah bermotif kuning. Hiasan kalung berwarna cokelat dikalungkan di lehernya.

Pemilihan pakaian ini sesuai dengan pakaian yang dipakai Jokowi pada upacara Detik-detik Proklamasi 2020 meskipun berbeda warna dan motif.

Baju tersebut memiliki motif kain berantai nunkolo. Motif ini sudah dimodifikasi dari bentuk belah ketupat (motif geometris) dengan batang tengah yang berarti sumber air.

Di bagian pinggir tampak bergerigi dan melambangkan wilayah yang berbukit dan berkelok-kelok.

Warna merah pada kain tersebut juga melambangkan keberanian laki-laki nunkolo.

Jokowi juga memakai ester atau ikat kepala berbentuk dua tanduk kecil sebagai simbol raja yang melindungi sekaligus tanda kebesaran raja seperti mahkota.

Ikuti infopertama.com di Google Berita dan WhatsApp Chanel 

Â