Borong, infopertama.com – Kondisi ruas jalan jalur Benteng Jawa – Satar Teu sangat memprihatinkan sebab perbaikan jalur itu hanya saat Kab. Manggarai Timur belum pisah dari Kabupaten induknya yaitu Kabupaten Manggarai.
Kabupaten Manggarai Timur sudah mengikuti pemilu tiga kali. Termasuk saat Andre Agas memimimpin, jalan jalur Benteng Jawa – Satar Teu ini belum ada sentuhan sama sekali oleh APBD Kab. Manggarai Timur.
Menanggapi hal itu Pengamat Kebijakan Publik Univ. Sutomo Yohanes Oci mengutarakan bahwa setiap memasuki tahun politik maka isu yang sangat baik sebagai nilai jual setiap kandidat yaitu perbaikan infrastruktur. Termasuk jalan raya maupun jembatan atau jenis infrastruktur lainnya. Akan tetapi, kata Oci itu hanya sebatas isu propaganda politik untuk mendapat dukungan politik masyarakat.

“Ini kan kegagalan dari dua rezim yang sudah berkuasa di Matim (Manggarai Timur) yaitu rezimnya Yosep Tote dan Andre Agas selama dua periode tapi gagal membenahi infrastruktur. Dan, rezim Andre Agas saat ini yang sedang berkuasa yang mana sampe tahun anggaran 2022 gagal membenahi persoalan infrastruktur di Matim,” ujar Yohanes Oci Pengamat Kebijakan Publik Univ. Sutomo ketika mintai keterangan via telepon, Rabu (10/01/2023) malam.
Baca juga: Masih Berkeliaran, Ahli Beberkan Bukti Soal Manusia Flores
Lebih lanjut Akademisi asal Desa Nampar Tabang, Manggarai Timur ini menjelaskan bahwa visi misi paket Aset waktu kampanye yang populer dengan istilah “SEBER” hanya propaganda politik tanpa konsep dan substansi yang jelas yang tuangkan dalam RKPD berdasarkan skala prioritas.
“Mana visi misi istilah SEBERnya dulu waktu kampanye yaitu Sejahtera, Berdaya, dan Berbudaya. Ini kan platformnya tapi pertanyaannya platformnya ini dituangkan dengan konsep dan substansi yang jelas tidak ke dalam RKPD (Rencana Kerja Pemerintah Daerah). Atau istilahnya itu program tahunan pemerintah kab. Matim berdasarkan skala prioritas atas hasil kajian permasalahan di Matim selama ini,” tegas Magister Ilmu Pemerintahan ini.
Demikian Oci mewanti-wanti kemungkinan tahun 2023 ini anggaran lebih banyak alokasikan untuk pembangunan fisik. Sebab, kata Oci memasuki tahun politik sebagai pencitraan politik bagi kandidat petahana.
“Kita lihat saja pasti tahun 2023 ini banyak alokasi anggaran untuk pembangunan fisik. Terutama jalan raya dan ada program bantuan sosial, karena, kita tau bahwa tahun 2023 adalah tahun politik. Dan, pasti petahana memanfaatkan itu sebagai pencitraan politik dengan tujuan mendapat dukungan politik dari masyarakat,” paparnya.
Baca juga: Sejak PemDa MaTim Lahir, Jalan Ini Belum perbaik
Namum demikian ia meminta masyarakat Matim untuk berpikir logis bahwa permasalahan Matim itu bukan hanya terjadi pada tahun politik. Tapi, permasalahan matim itu sudah terjadi jauh sebelum kabupaten itu dimekarkan. Bahkan sudah tiga kali mengikuti pemilu namum para pemimpinnya gagal dalam mengatasi permasalahan yang kompleks di Matim.
“Masyarakat harus cerdas bahwa jangan mau diperhatikan ketika memasuki tahun politik atau memasuki pemilu. Karena itu pasti pencitraan dan sengaja dilaksanakan untuk mendapat dukungan politik dari masyarakat,” tutupnya.
Ikuti infopertama.com di Google Berita dan WhatsApp ChanelÂ
Â