Kupang, infopertama.com – Kupang, dengan julukannya sebagai kota Karang merupakan salah satu kota yang lumayan terkenal. Apalagi, Kupang sendiri menjadi ibu kota Provinsi Nusa Tenggara Timur (NTT).
Sebagai ibu Kota Provinsi, di provinsi kepulauan tentu tidak semua orang NTT pernah menginjakkan kakinya di Kupang. Tetapi, setidaknya mayoritas warga NTT tahu bahwa Kupang adalah kota Provinsi NTT yang kini Viktor Bungtilu Laiskodat sebagai Gubernurnya.
Namun, tidak semua warga Kupang atau warga NTT pada umumnya tahu akan asal-usul nama Kupang dan hari jadinya. Kota Kupang sendiri adalah kota terbesar di pesisir Teluk Kupang yang terletak di bagian barat laut pulau Timor.
Asal-usul Kota Kupang
Dari buku Asal-usul Kota-kota di Indonesia Tempo Doeloe tulisan Zaenuddin HM, nama Kupang berasal dari nama seorang raja yang memerintah kawasan tersebut.
Sang raja bernama Nai Kopan atau Lai Kopan yang kemudian sebutnya Kupang.

Disebutkan pada tahun 1463, ada 12 kota bandar di Pulau Timor. Salah satu kota bandar berada di pesisir pantai dengan posisi strategis menghadap ke Teluk Kupang.
Kawasan tersebut adalah kekuasaan Raja Helong. Dan kala itu, yang menjadi raja adalah Raja Koen Lai Bissi.
Rebutan Belanda dan Portugis
Pada tahun 1613, VOC yang berkedudukan di Batavia mengirim 3 kapal menuju ke Pulau Timor. Perjalanan tersebut dipimpin oleh Apolonius Scotte.
Mereka pun berlabuh di Teluk Kupang dan mendapat sambutan dari Raja Helong. Sang raja kemudian menawarkan sebidang tanah untuk markas VOC.
Saat itu VOC belum ada kekuatan yang tetap di tanah Timor.
Lalu pada 29 Desember 1645, seorang padri Portugis yang bernama Antonio de Jacinto tiba di Kupang.
Seperti VOC, dia pun mendapatkan tawaran yang sama oleh Raja Helong yakni sebidang tanah. Antonio kemudian mendirikan benteng. Karena ada perselisihan, benteng tersebut ditinggalkan.
VOC yang menganggap NTT sebagai kawasan penting dalam perdagangan mulai melakukan perlawanan.
Pada tahun 1625 hingga 1663, VOC melakukan penyerangan ke daerah kedudukan Portugis di Pulau Solor. Mereka pun berhasil merebut Benteng Fort Henricus.
Pada tahun 1653, VOC berhasil mendarat di Kupang dan juga merebut bekas benteng Portugis Fort Concordia yang terletak di muara sungai Teluk Kupang.
Kala itu kedatangan VOC di bawah kepemimpinan Kapten Johan Burger.
Sejak 1653 hingga 1810, VOC menguasai Kupang dan menempatkan 38 openhofd. Terakhir yang memimpin adalah Stoopkert yang berkuasa sejak 1808 hingga 1810.
Untuk pengamanan Kupang, Belanda membentuk kota penyangga di sekitar Teluk Kupang. Dan, mereka mendatangkan penduduk dari Rote, Sabu, dan Solor. Pada 23 April 1886, Residen Creeve menetapkan batas kota untuk pengamanan kota dan diterbitkan pada Staablad nomor 171 tahun 1886. Oleh karena itu, tanggal lahir atau hari jadi Kota Kupang adalah 23 April 1886.

Kupang setelah Indonesia merdeka
Setelah Indonesia merdeka, Kupang diserahkan kepada Swapraja Kupang pada 6 Februari 1946 berdasarkan Surat Keputusan Gubernemen.
Lalu statusnya dialihkan pada 21 Oktober 1946 ke bentuk Timor Elland Federatie atau Dewan Raja-Raja Timor.
Saat itu Ketua Dewan Raja-Raja Timor adalah HAA Koroh yang juga Raja Amarasai.
Setelah menjalani proses adminsitrasi yang panjang, pada tahun 1999, Kota Madya Daerah Tingkat II Kupang berubah menjadi Kota Kupang.
Kota Kupang memiliki obyek wisata yang menarik untuk dikunjungi seperti kolam renang Baumata, kolam renang Oenaek, wisata danau Nefona, dan ada juga Danau Tuadale atau wisata hutan Camlong hingga air tejun Oenesu dan pantai kelapa lima.**
Ikuti infopertama.com di Google Berita dan WhatsApp Chanel




