Yapersukma Cuek, Warga Patungan Sukseskan Pesta Yubilium 100 Tahun SD Pasa

Ruteng, infopertama.com – SD Pasa – Rahong, salah satu sekolah tertua di Manggarai kini sudah berusia satu abad tiga tahun, per Kamis, 1 Agustus 2024.

Perjalanan panjang SD Pasa – Rahong hingga berusia lebih dari satu abad menyisahkan sederetan kisah menarik, tapi menyedihkan.

Hal itu terungkap saat media ini menulusuri arsip sekolah dalam buku induk sekolah, juga berdasarkan tutur lisan para saksi sejarah.

Dalam catatan buku induk sekolah, SD pasa  didirikan Senin, 1 Agustus 1921 dengan nama Sekolah Rakyat (SR) oleh bapak V. Wolo Fernandez, sekaligus menjadi guru dan kepala sekolah pertama di Sekolah Rakyat (SR) Pasa Rahong.

Saat masih dalam bentuk SR, masa belajar hanya tiga tahun, kelas 1 sampai kelas 3. Selanjutnya, dilanjutkan ke sekolah standar di Cancar.

Menurut kesaksian para saksi sejarah SR Pasa ketika ditemui Adrianus Sadu, Kepala Desa Tengku Lese, saat itu guru di SR Pasa menggunakan celana pendek. Sedangkan murid-murid menggunakan Tarib, yakni pengganti celana dari kain belacu hanya tuk menutup area kemaluan yang dikencangkan dengan tali, lebih mirip seperti pembalut pada wanita. 

Kisah menarik lainnya, berdasarkan data buku induk, saat sudah berubah bentuk menjadi Sekolah Dasar dengan masa belajar enam (6) tahun, ditemukan beberapa siswa yang harus dikeluarkan dari sekolah karena jumlah ketidakhadirannya 100 hari lebih.

Fakta menarik lainnya, hingga berusia 1 abad tiga tahun, SD Pasa sudah memiliki 20 orang kepala sekolah. Namun, baru satu kepala sekolah perempuan yang kini sedang menjabat, Evita Hanum, S.Pd.

Selain itu, salah satu kepala sekolah di SD Pasa yakni Andreas Nabit (Alm.) ternyata kakek dari Herybertus Nabit, Bupati Manggarai. Menjadi menarik karena pada acara Yubilium 100 Tahun SD Pasa yang perayaannya tertunda tiga tahun dihadiri langsung oleh Bupati Manggarai, Herybertus G. L. Nabit.

Sayangnya, pada perayaan Yubilium 100 tahun SD Pasa, Yapersukma yang mengaku sebagai yang memilki SD Pasa hadir sebagai Tamu Undangan.

Pantaun infopertama.com di lokasi, Ketua dan staf Yapersukma tiba lebih dulu di lokasi penjemputan bersama Vikjen Keuskupan Ruteng, dan pastor Paroki St. Antonius Abas – Beokina.

Namun, acara penjemputan belum bisa dilakukan karena menunggu kedatangan Bupati Manggarai, Herybertus Nabit dan rombongan yang tiba di lokasi sekira pukul 08.40 WITA.

Ritual Penjemputan, Yapersukma Hadir Sebagai Tamu

Setibanya di Pasa, Desa Tengku Lese, Bupati Manggarai, Herybertus Nabit dan rombongan serta Romo Vikjen dan Vikep langsung dijemput secara adat dalam ritus budaya, tuak curu dan selanjutnya diarak menuju tempat acara oleh kelompok ronda.

Pastor Paroki Beokina selaku tuan rumah, RD Roby Mbongor bergabung bersama kelompok petugas ritus adat curu menjemput rombongan Bupati dan Vikjen serta Vikep.

Berbeda dengan pastor Paroki Beokina, Ketua Yapersukma dan beberapa orang stafnya malah ikut bergabung dengan Romo Vikjen dan Vikep bersama rombongan Bupati, ikut dijemput.

Bupati Manggarai dan tamu undangan termasuk Ketua Yapesukma pada perayaan Yubilium 100 tahun SD Pasa – Rahong

Padahal, seyogianya, Ketua dan beberapa staf Yapersukma bertindak sebagai tuan rumah yang ikut menjemput Bupati dan rombongan serta Vikjen dan Vikep. Hal ini sangat beralasan sebab sejak lama, entah mulai kapan Yapersukma mengklaim bahwa SD Pasa adalah sekolah Katolik yang dikelola oleh Yapersukma hingga namanya jadi SD Katolik atau SDK.

Tidak sebatas mengklaim, Yapersukma bahkan melakukan pungutan Iuaran wajib ke siswa/i di SD Pasa sebesar Rp2.000 persiswa setiap bulan.

Meski rajin melakukan pungutan iuran ke SD Pasa, namun, Yapersukma belum pernah sekalipun, memenuhi kewajibannya, sebagaimana layaknya tugas dan peran yayasan pendidikan. Termasuk ketuki perayaan Yubilium 100 Tahun SDK pasa yang baru dirayakan Kamis, 1 Agustus 2024, tertunda tiga tahun dari jadwal sebenarnya.

Ketua Panitia Perayaan Yubilium 100 tahun SDK Pasa, Adrianus Sadu dalam laporannya menjelaskan alasan penundaan tersebut. Ia mengatakan penundaan itu karena tiga tahun lalu Indonesia, bahkan dunia sedang wabah Covid-19.

Karena alasan itu, panitia yang dibentuk ulang 13 Januari 2024 mulai membahas ulang perayaan Yubilium 100 tahun SDK Pasa.

“Sebenarnya Yubilum 100 tahun SDK Pasa sebenarnya dilakukan tahun 2021, namun karena Covid -19 maka kita tunda. Dan, pada 13 Januari 2024 kita bentuk kembali panitia. Setelah itu, panitia melakukan penggalangan dana dengan mengandalkan partisipasi masyarakat di wilayah SDK Pasa, beberapa prosal juga sumbangsih dari oara alumni SDK Pasa.” Ungkap Adrianus Sadu dilanjutkan dengan melaporkan beberapa rangkaian kegiatan menyongsong perayaan Puncak, Kamis, 1 Agustus 2024.

Dalam laporan Panitia yang disampaikan Ketua Panitia Adrianus Sadu, tidak pernah menyebutkan peran Yapersukma dalam peryaan Yubilum 100 tahun SDK Pasa.

Ikuti infopertama.com di Google Berita dan WhatsApp Chanel 

 

error: Sorry Bro, Anda Terekam CCTV