“Pas saya disuruh ngeden, belum dikasih apa-apa, belum disuntik, setelah agak lama saya dikasih suntikan pendorong, terus disuruh ngeden lagi terus saya nggak kuat, akhirnya patah badannya. Kepalanya tertinggal di dalam,” ujar Mukarromah.
“Waktu itu ditarik saya nggak tahu. Soal dipotong apa nggak saya nggak tahu. Saya ngelihat bidannya pegang gunting, perut saya ditekan dan didorong. Karena saya nggak kuat, saya minta rujuk,” kata Mukaromah.
Akhirnya ia pun dilarikan ke Rumah Sakit Ibu dan Anak (RSIA) Glamour Husada, Bengloa, Tanjung Jati, Bangkalan untuk operasi mengeluarkan kepala bayi yang tertinggal di dalam rahimnya.
Sementara itu, Paman Mukarromah, Faisol membenarkan peristiwa yang beredar di video tersebut. Menurutnya kejadian itu terjadi Senin (4/3) dini hari.
Faisol mengaku ia memang hendak berangkat ke Bangkalan dari rumahnya di Sampang. Namun kemudian ia mendapat kabar bahwa Mukarromah akan dirujuk.
“Sekitar Jam 03.00 WIB kami dikabari jika Mokarromah mau melahirkan. Tapi paginya saya ditelepon lagi jika mau dirujuk,” Kata Faisol.
Namun ia mendapat kabar bahwa bayi keponakannya tersebut meninggal dengan kondisi kepala terputus. Ia pun langsung ke lokasi.
“Waktu ditelepon saya setengah nggak percaya. Tapi langsung berangkat ke rumah sakit di Kamal itu, soalnya sudah dirujuk di sana,” kata Faisol.
Keluarga Lapor Polisi
Usai kejadian itu, pihak keluarga pun melaporkan bidan Puskesmas tersebut ke polisi. Hosridah, ibu kandung Mukarromah mengatakan, suami putrinya, Sulaiman, yang melaporkan bidan Puskesmas Kedungdung yang menangani proses persalinan itu kepada pihak kepolisian.
Ikuti infopertama.com di Google Berita dan WhatsApp Chanel