Ruteng, Infoepertama.com -Transformasi perpustakaan daerah menjadi ruang belajar yang inklusif dan inspiratif mulai membuahkan hasil bagi masyarakat. Hal ini terlihat dari jumlah pengunjung selama dua bulan terakhir yang mengalami peningkatan signifikan baik di Perpustakaan Daerah maupun di jaringan Pondok Baca di kecamatan-kecamatan.
Dinas mencatat jumlah pengunjung Perpustakaan Daerah Manggarai pada Juli 2025 mencapai 205 orang. Sementara itu, pondok baca di tingkat kecamatan mencatat kunjungan yang bervariasi, dengan Reok menjadi yang tertinggi mencapai 733 pengunjung, diikuti Satar Mese Barat 230, Lelak 79, Reok Barat 86, Ruteng 54, Satar Mese 49, Cibal 35, dan Rahong Utara 24 pengunjung. Pada Agustus, Perpustakaan Daerah kembali mencatat lonjakan pengunjung hingga 406 orang.
Kepala Dinas Kearsipan dan Perpustakaan Daerah Manggarai, Aldi Tjangkung, menegaskan bahwa perpustakaan kini hadir dengan wajah baru, lebih dinamis, terbuka, dan menjawab kebutuhan masyarakat masa kini. “Kami tidak lagi sekadar tempat menyimpan buku. Perpustakaan hari ini adalah ruang hidup untuk belajar, berkreasi, dan bertumbuh. Kami tidak menunggu dikunjungi, kami yang datang menjangkau,” ungkap Aldi, Senin (25/8/2025).
Salah satu inovasi unggulan adalah Mobil Perpustakaan Keliling (MPK) yang aktif menjelajah ke sekolah-sekolah dan pelosok desa, membawa buku dan semangat literasi langsung ke masyarakat dan anak-anak sekolah. Pondok baca di setiap kecamatan juga kembali diaktifkan dan dijadikan pusat aktivitas literasi yang ramah dan inklusif.
Ia menjelaskan bahwa anak-anak yang terlambat datang ke sekolah biasanya diajak untuk singgah ke perpustakaan, agar tetap bisa belajar dan tidak berkeliaran tanpa arah. Menurutnya, kebiasaan ini mulai tumbuh menjadi budaya positif di kalangan pelajar.
Tak hanya fokus pada penguatan literasi, Dinas juga tengah menyiapkan sejumlah pelatihan keterampilan, mulai dari membuat kue, menenun, hingga pelatihan kecantikan. Langkah ini menjadi wujud konkret pemanfaatan pengetahuan untuk peningkatan ekonomi masyarakat. Literasi, menurut Aldi, bukan sekadar kemampuan membaca, melainkan bagaimana ilmu bisa diterjemahkan menjadi karya dan sumber penghidupan.
Sebagai penunjang akses digital, perpustakaan juga menyediakan fasilitas Wi-Fi gratis dan koleksi buku elektronik (e-book), yang dapat dimanfaatkan dengan mudah oleh generasi muda yang kini semakin akrab dengan teknologi.
Aldi berharap perpustakaan dapat menjadi ruang yang inklusif dan transformatif bagi seluruh lapisan masyarakat, khususnya generasi muda. Ia menekankan bahwa lewat semangat “Aku Baca, Aku Pintar, Aku Berprestasi”, perpustakaan diharapkan menjadi motor penggerak perubahan sosial dan pendidikan di Manggarai, mencetak generasi yang cerdas, kreatif dan produktif.
Ikuti infopertama.com di Google Berita dan WhatsApp Chanel