Taji Manuk dan Dugaan Back Up Oknum Bertaji di Ruteng

Taji Manuk
Pisau Taji yang dipasangkan di kaki manuk taji. (ist)

Ruteng, infopertama.com – Taji manuk bukanlah hal baru. Di Indonesia hampir di setiap daerah bagi para penggemar manuk akan menguji ketangkasannya dalam suatu arena.

Dalam prakteknya, taji manuk ini bisa dengan kaki kosong, hingga menggunakan pisau khusus, pisau manuk. ‘Tak semua orang bisa kenakan pisau ini ke manuk taji, ada orang yang khusus kerjanya hanya ‘tuk pasangkan pisau manuk.

Awalnya, mungkin hanya karena alasan kesenangan semata. Lama-lama, taji manuk perlahan jadi arena judi.

Ketika menjadi arena judi itulah, praktek taji manuk akhirnya ‘Dilarang’. Namun, tetap saja para penggemar dan penjudi masih melakukan praktek judi Taji Manuk.

Di Manggarai, praktek Taji Manuk ini masih sering temukan di banyak lokasi. Pemainnya mungkin masih orang yang sama. Kadang, mereka hanya berpindah lokasi sekedar untuk mengelabui petugas.

Di Konggang, Kelurahan Waso, Kacamatan Langke Rembong, Manggarai, NTT, jadi salah satu arena judi Taji Manuk. Pihak bertaji (Polisi) diduga turut back up praktik perjudian ini. Pasalnya, aktivitas di lokasi ini sudah berlangsung lama, namun ada kesan pembiaran dari aparat kepolisian.

Warga setempat memberikan informasi kepada media ini, Senin (16/05). Wartawan media ini segera menuju lokasi sesuai petunjuk narasumber tersebut.

Arena Taji Manuk sekitar 200 meter dari jalan utama Ruteng-Iteng. Terlihat puluhan kendaraan, parkir di dekat lokasi. Kami terus masuk, dan benar saja, sebuah terpal biru menjadi atap. Dan, kira-kira lebih dari 100 orang mengelilingi arena berukuran sekitar 3 x 4 meter itu, sembari bertransaksi.

“Mai gah, 50 makan 100, mai gah (Ayo, 50 makan 100),” demikian kalimat penonton yang sering terdengar di lokasi.

Tiap hari, Polisi ikut bermain

Wartawan juga berhasil menggali informasi dari seseorang di lokasi. Ia menyebut bahwa aktivitas taji manuk ini setiap hari. Pemain dari luar Manggarai juga bahkan ikut bermain judi di lokasi itu.

“Main terus setiap hari. Senin-Sabtu itu mulai sekitar jam 2 siang dan Minggu mulai jam 1 siang. Kalau Minggu itu yang paling ramai, karena pemain dari Bajawa, Aimere itu juga main di sini,” kata orang tersebut.

Ia juga mengatakan, arena judi itu beroperasi sejak bulan Januari 2022 lalu.

“Sebelumnya di Tuke, tapi ketahuan oleh Polisi, jadi pindah ke sini (Konggang, pen) mulai Januari,” tambahnya.

Usai mendatangi lokasi itu, Wartawan mewawancarai sejumlah warga. Mereka mengaku sudah mengetahui soal adanya aktivitas itu. Namun, mereka mengira bahwa arena judi itu sudah mendapat izin Kepolisian.

Hal itu, lantaran warga juga menyaksikan beberapa oknum yang ia ketahui jelas berprofesi sebagai Polisi dan turut berjudi di lokasi itu.

“Haeh, kami kira sudah ada izinnya. Kenapa dibiarkan, padahal lokasinya tidak terlalu tersembunyi. Apalagi ada beberapa Polisi juga main, tetapi waktu main mereka berpakaian preman.”

“Kami tau sekali kalau mereka itu Polisi, untuk apa kami bohong,” ujar salah seorang warga yang diamini warga lain, meyakinkan Wartawan.

Mereka juga mengaku resah lantaran keberadaan arena itu mengganggu ketenangan mereka.

“Ribut om. Itu motor, mobil begitu banyak, bising rasanya. Terus teriakan orang-orang yang main itu juga kami dengar jelas sekali. Ya, kita rasa terganggu juga,” keluh para warga itu.

Ikuti infopertama.com di Google Berita dan WhatsApp Chanel 

 

error: Sorry Bro, Anda Terekam CCTV