Simon Tukan Dinilai Kurang Piknik, Marsel Ahang Minta Uskup Ruteng dan Provinsial SVD Utus Dia ke Larderello

idulfitri

Ruteng, infopertama.com – Aktivis LSM LPPDM Marsel Nagus Ahang mendesak uskup Keuskupan Ruteng, Mgr. Siprianus Hormat, Pr dan Pater Provinsial SVD Ruteng, Pater Paulus Tolo, SVD agar segera mengirim Kordinator JPIC SVD Ruteng, Pater Simon Suban Tukan ke Vatikan. Adapun tujuan mengirim Pater Simon Tukan ke Vatikan, kata Ahang adalah agar Pater Simon bisa mengunjungi Larderello guna memperbanyak literasi soal Geothermal.

“Pater Simon Tukan ini terkenal karena selalu mengadvokasi masyarakat. Terutama soal berbagai tambang di Manggarai Raya, termasuk proyek Geothermal di Poco Leok.” Tutur Ahang kepada infopertama, Rabu, 9 Agustus 2023 malam.

Ia menjelaskan, berdasarkan keterangan sumber LPPDM, masyarakat di Poco Leok pernah dia bawa ke Mataloko tuk studi banding soal dampak buruk geothermal. Sayangnya, di Mataloko ia bawa warga itu ke kawah, bukan ke titik pengeboran. Tak hanya Mataloko, kabarnya Pater Simon juga menjadikan proyek Wae Sano di Manggarai Barat sebagai sampel masyarakat menolak geothermal.

Sayangnya, Lanjut Ahang, PLTP Ulumbu di Ulumbu, desa Wewo tidak pernah jadikan sebagai contoh. Padahal, sangat layak jika Ulumbu jadi bahan pembanding geothermal di Manggarai.

Coba dia ke Vatikan, tanya teman-teman pastornya di Vatikan sana, dari mana itu listriknya. Lalu, suruh dia ke Larderello, gethermal terbesar dan tertua di dunia yang menyuplai listrik buat kebutuhan Vatikan.

Ketahui, Italia telah mulai memanfaatkan energi panas bumi sejak tahun 1900-an. Dan, saat ini menjadi salah satu Negara yang memiliki teknologi pemanfaatan panas bumi termaju di dunia. Sejarah pemanfaatan energi panas bumi di Italia berawal pada 4 Juli 1904, saat Pangeran Italia, Piero Ginori Conti mencoba generator panas bumi pertama di area panas bumi Larderello, Toscana.

PLTU tertua di dunia tersebut saat ini memenuhi sekitar 1,7% kebutuhan listrik di Italia. Pada saat ini terdapat 32 PLTU (244 sumur) di seluruh Italia dengan kapasitas beragam antara 16 MW hingga 60 MW, yang pengendaliannya dengan sistem komputerisasi.

Melansir Bodvarsson, untuk mengupayakan kesinambungan produksi, dilakukan reinjection pada 30 sumur yang membuktikan bahwa sistem ini tidak hanya menjaga kestabilan produksi. Tetapi juga turut memacu peningkatan produksi. Sistem pengelolaan PLTU di Italia sepenuhnya dilakukan oleh anak perusahaan Enel (Enel Green Power) yang menyerupai pola pengelolaan energi panas bumi di Indonesia yang dikelola PT PLN.

Perusahaan Enel Green Power adalah peusahaan RES (Renewable Energy Resources) terbesar di dunia yang memiliki net installed capacity sebesar 4,464 MW dan net production sebesar 17,2 MW. Karena keseluruhan proses dikendalikan dengan remote control, tidak satupun pekerja tampak di sekitar instalasi PLTU. Perusahaan memiliki bengkel (workshop) yang terletak tidak jauh dari instalasi, yang mana hampir seluruh komponen mekanik yang rusak diperbaiki di bengkel tersebut, sehingga perbaikan dan peremajaan dapat dilakukan dalam waktu relatif singkat dan biaya yang lebih murah.

Pihak Enel juga menggalakkan upaya penanganan environment and acceptability, dimana yang menjadi perhatian bukan hanya agar pemanfaatan panas bumi dapat mendukung preservasi lingkungan hidup di sekitar PLTU, namun juga agar PLTU menjadi bagian keindahan kota yang dapat menarik wisatawan.

Untuk mengabadikan sejarah pengembangan energi panas bumi di Italia, telah dibangun sebuah Museum Panas Bumi di Lardarello yang dalam waktu dekat akan dibuka untuk umum. Museum dengan desain modern ini dimaksudkan sebagai museum interaktif yang ditujukan bagi pendidikan dan transfer pengetahuan mengenai potensi serta manfaat penggunaan energi yang berasal dari panas bumi.