Rabu Abu
Yl 2:12-18; 2 Kor 5:20—6:2 & Mat 6:1-6,16-18
[Thn. VI-SS/61/3/2022]
Pastor Riano Tagung, Pr
Marilah kita berdoa:
Ya TUHAN, penuhi aku dengan kasih karuniaMu agar aku dapat melewati hari-hari berahmat ini dalam kasihMu yang melingkupi dan menguatkanku. Semoga aku bisa mengoyakan manusia lamaku dan siap mengenakan pakaian baru yang telah ENGKAU sediakan sendiri buatku. AMIN.
Dalam khotbah di bukit Yesus bersabda kepada murid-murid-Nya, “Hati-hatilah, jangan sampai melakukan kewajiban agamamu di hadapan orang supaya dilihat. Karena jika demikian, kamu tidak beroleh upah dari Bapamu yang di sorga. Jadi, apabila engkau memberi sedekah, janganlah engkau mencanangkan hal itu, seperti yang dilakukan orang munafik di rumah-rumah ibadat dan di lorong-lorong, supaya mereka dipuji orang. Aku berkata kepadamu: ‘Mereka sudah mendapat upahnya.’ Tetapi jika engkau memberi sedekah, janganlah diketahui tangan kirimu apa yang diperbuat tangan kananmu.
Hendaklah memberikan sedekahmu itu dengan tersembunyi. Maka Bapamu yang melihat yang tersembunyi akan membalasnya kepadamu. Dan, apabila kamu berdoa, janganlah berdoa seperti orang munafik. Mereka suka mengucapkan doanya dengan berdiri dalam rumah-rumah ibadat dan pada tikungan-tikungan jalan raya, supaya orang melihat mereka.
Aku berkata kepadamu, ‘Mereka sudah mendapat upahnya.’ Tetapi jika engkau berdoa, masuklah ke dalam kamarmu, tutuplah pintu, dan berdoalah kepada Bapamu yang ada di tempat tersembunyi. Maka Bapamu yang melihat yang tersembunyi akan membalasnya kepadamu. Dan apabila kamu berpuasa, janganlah muram mukamu seperti orang munafik. Mereka mengubah air mukanya, supaya orang melihat bahwa mereka sedang berpuasa.
Aku berkata kepadamu, ‘Mereka sudah mendapat upahnya.’ Tetapi apabila engkau berpuasa, minyakilah kepalamu dan cucilah mukamu, supaya jangan dilihat oleh orang bahwa engkau sedang berpuasa, melainkan hanya oleh Bapamu yang ada di tempat tersembunyi. Maka Bapamu yang melihat yang tersembunyi akan membalasnya kepadamu.”
Puasa Hati!
“Koyakanlah hatimu dan janganlah pakaianmu. Kalau berpuasa, biarkanlah itu BAPA yang mengetahuinya, sebab BAPA melihat yang tersembunyi, yaitu hatimu yang sedang merawat cinta denganNYA”
Sahabat SENDAL SERIBU yang terkasih,
Hari ini kita mengawali masa liturgi yang baru yaitu masa puasa, masa tobat,masa Prapaskah. Masa di mana kita berusaha dengan segala keterbatasan dan kekurangan kita untuk meninggalkan cara hidup kita yang lama, meninggalkan kegelapan dosa, dan memutuskan keinginan untuk berkolaborasi dengan kegelapan. Nabi Yoel dalam bacaan pertama (YL 2:12-18) menegaskan kepada kita bahwa Puasa adalah masa di mana kita “BERBALIK KEPADA TUHAN DENGAN SEGENAP HATI, KOYAKAN HATI DAN JANGAN PAKAIANMU.
Inilah cara ampuh untuk tenggelam dalam cinta kasih Kristus dan menghayati hidup baru dalam Roh Kudus. Dengan mengoyakan hati kita, kita membongkar segala kepalsuan dan isi hati kita yang penuh dengan kegelapan dan dosa. Hati yang menjauh dari cinta kasih Kristus. Kita membongkar hati kita yang lama agar dapat menjadi baru, menjadi hati di mana Allah satu-satunya yang mengisi hati kita dengan KASIH dan KERAHIMANNYA (Bdk 2 Kor 5:20). Dengan cara inilah kita membiarkan hati kita dipenuhi oleh KASIH KARUNIANYA dan membuatnya tidak menjadi sia-sia berada di dalam hati kita ( 2 Kor 6:1). Hati yang telah terkoyak dan yang telah dipenuhi oleh KASIH KARUNIA Allah ini membawa kita pada sebuah puasa yang sejati. PUASA HATI. Sebab “Bapa yang tersembunyi akan membalasnya kepadamu” (Luk 6:6,18).
Sahabat SENDAL SERIBU yang terkasih,
Buatlah sebuah niat di masa Prapaskah ini untuk merawat hati kita agar kembali bening. Hati yang penuh dengan cinta dan pengampunan. Hati yang berkelimpahan kasih karunia ALLAH. Kita boleh saja mengurangi makan tapi jangan pernah kurangi rasa cinta dan kasih di dalam hati kita. Berpuasa dan berpantang. Berderma dan berdoa. ITU yang dituntut dari kita di masa prapaskah ini agar menjernihkan, memurnikan kembali hati kita. kita lakukan ini bukan untuk pamer atau ‘pencitraan’. Tetapi, kita lakukan ini karena kita inin membina relasi yang lebih intim dan semakin intim dengan ALLAH. Semoga masa prapaskah ini, kita manfaatkan secara sungguh-sungguh sebagai jalan kepda kekudusan. Setidaknya, kita bisa mencicipi sedikit rasa surga di atas bumi.
Memaknai Debu
Sahabat SENDAL SERIBU yang terkasih, Debu. Itulah kita di tangan ALLAH. Rahmat dan cinta, DIA teteskan, jadikan kita debu itu, berarti dan berharga. DIA tidak mengebaskan debu yang tentunya mengotori tanganNYA yang kudus. Tetapi, dibiarkanNya. Lalu, disematkan dalam HATINYA agar debu itu tidak kehilangan rahmat dan kasih, agar debu itu tidak jatuh, terpisah dari KASIH ALLAH.
Debu. Itulah kita yang tidak berarti dan berharga. Yang terbuang dan terabaikan. Lemah dan rapuh, serta selalu terkubur dalam lembah dosa dan kegelapan. DEBU. Itulah kita yang hina dina ini. Di luar tangan ALLAH, kita tetaplah debu. Dan selamanya akan menjadi debu. Tetapi, di dalam tangan ALLAH, kita yang adalah debu, IA ubah kita jadi permata di hatinya.
Sebuah PUASA HATI itu yang ENGKAU minta dariku saat ini. Sebuah HATI yang semakin peka akan KASIH KARUNIAMU, sebuah HATI yang semakin menyadari akan hadirMU yang telah menjadikan hati ini rumahMU.
Biarlah kukoyakan kini hatiku, hati yang penuh dengan dendam, iri hati, kebencian, kesombongan dan hati yang tidak bisa mengampuni.
SEGARKANLAH hati ini dengan embun kasihmu agar hati ini kembali miliki SUKACITA, DAMAI, PENGAMPUNAN, SYUKUR, CINTA, KASIH, BELAS KASIH DAN KELIMPAHAN KASIH KARUNIA ALLAH.
Dio Ti Benedica
Omnia Sunt Gratia Caritate Dei
Semua Karena Kasih Karunia Allah!
1 Kor 15:10
Servire Dio Con Amore e Gioia
Melayani Allah dengan Cinta dan Sukacita